Pilpres 2024
Belum Ucapkan Selamat, Ini Rekam Jejak Hubungan Prabowo dengan Amerika
Dua negara besar yakni Amerika dan China telah memberikan ucapan selamat kepada calon presiden Prabowo Subianto, kecuali Amerika.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua negara besar yakni Rusia dan China telah memberikan ucapan selamat kepada calon presiden Prabowo Subianto karena unggul dalam perolehan suara hitung cepat quick count di Pilpres 2024.
Namun Amerika Serikat (AS) belum secara resmi mengucapkan selamat kepada Prabowo.
Presiden Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim ucapan selamat kepada Prabowo Subianto yang disebutnya telah memenangkan Pilpres 2024 di Indonesia dengan kemenangan meyakinkan.
“Bapak Prabowo Subianto yang terhormat, terimalah ucapan selamat saya yang tulus atas kesempatan kemenangan meyakinkan Anda dalam Pilpres. Hubungan Indonesia-Rusia didasarkan pada tradisi persahabatan dan saling menghormati yang baik dan berhasil berkembang di berbagai bidang,” kata Putin dikutip dari Kantor Berita Rusia TASS, Jumat (16/2/2024).
Dubes China Langsung Kunjungi Prabowo
Duta Besar RRC Lu Kang langsung menyambangi langsung kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Minggu (18/2/2024), untuk mewakili pemerintahnya menyampaikan selamat kepada Prabowo.
Kedatangan Lu Kang diterima Prabowo dan didampingi kucing Prabowo bernama Bobby Kertanegara.
Lu Kang mengucapkan berharap rakyat Indonesia dan China dapat berkembang bersama.
"Rakyat Tiongkok dan rakyat Indonesia berkembang bersama, Fa Cai bersama," ujar Lu Kang.
Amerika Belum
Pemerintah Amerika Serikat melalui Presiden Joe Biden belum secara resmi menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto.
Pihak AS menjelaskan alasan pihaknya belum menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto.
"Kami akan menyampaikan ucapan selamat kami pada waktu yang tepat. Saya tidak bisa memberi Anda tanggal pasti atau waktu pasti karena saya memahami bahwa hasilnya masih akan diumumkan," kata Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional John Kirby kepada VOA dalam pengarahan di Gedung Putih dikutip Sabtu (17/2/2024).
Rekam Jejak Hubungan Prabowo dengan Amerika
Hubungan Prabowo dengan Amerika Serikat mengalami pasang surut.
Rekam jejak Prabowo saat menjadi komandan pasukan khusus Kopassus TNI di era Orde Baru jadi sorotan Amerika kala itu.
Prabowo dianggap bertanggung jawab atas penghilangan paksa sejumlah aktivis mahasiswa pada 1997-1998.
Prabowo pada 1998 dicopot dari jabatannya sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) lewat sidang Dewan Kehormatan Perwira.
BBC menulis Prabowo Subianto pernah ditolak masuk Amerika pada Maret 2014 ketika hendak menghadiri wisuda putranya, Regowo Hediprasetyo atau Didit.
Saat itu Amerika memasukkan Prabowo dalam daftar hitam karena menilai Prabowo punya latar belakang pelanggaran HAM.
Larangan ini diterapkan di bawah pemerintahan Presiden Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama.
Prabowo, mantan Komandan Kopassus, dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi di sejumlah tempat termasuk dalam kerusuhan 1998 serta di Timor Leste.
Penasihat Keamanan Gedung Putih John Kirby, Kamis (15/2/2024), dilansir dari Voice of America juga menyinggung soal HAM terkait Pilpres 2024.
“Kami akan menghormati pemilu dan juga suara dari rakyat Indonesia,” tambah Kirby.
Saat ditanya apakah Pemerintahan Joe Biden nyaman dengan rekam jejak Prabowo, Kirby menggarisbawahi bahwa hak asasi manusia tetap menjadi fondasi paling dasar atas kebijakan luar negeri Biden.
“Tak ada satu pun pembicaraan yang dilakukannya di manapun di dunia ini dengan pemimpin asing ia tidak membicarakan masalah ini, dan selalu mengungkapkan perhatian mengenai hak asasi manusia dan hak sipil, dan itu tak akan berubah,” sambungnya.
Amerika Berubah Sejak Era Jokowi
Namun sikap Amerika itu berubah sejak Presiden Jokowi mengangkat Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan RI pada 2019 lalu.
Kala itu, Prabowo kalah di Pilpres 2019 dan kemudian diangkat oleh Jokowi sebagai menteri pertahanan.
Pada Selasa 29 Oktober 2019, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Prabowo Subianto sudah tidak dilarang masuk ke Amerika Serikat.
Dasco mengatakan sejak menjadi Menteri Pertahanan RI, Prabowo diundang pihak Amerika Serikat berkunjung ke negara mereka.
Dua Kali Prabowo Bertemu Menhan AS
Hubungan Prabowo dengan Amerika mulai membaik.
Dalam catatan Tribunnews.com, Prabowo setidaknya dua kali berangkat ke Amerika bertemu koleganya Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd J. Austin III.
Prabowo bertemu dengan Lloyd J. Austin III di Gedung Pentagon, Virginia, Amerika Serikat pada Kamis (20/10/2022).
Berdasarkan keterangan pers, kedatangan Prabowo langsung disambut Austin dan jajaran kehormatan prajurit bersenjata AS.
Para prajurit memberi hormat senjata kepada Prabowo sebelum memasuki area Gedung Pentagon.
Pertemuan kedua Prabowo dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd James Austin III di Gedung Pentagon, Virginia, AS pada Kamis (24/8/2023) waktu setempat.
Keduanya memeringati hubungan diplomatik AS-Indonesia yang sudah memasuki usia 75 tahun.
Kedua negara telah menggelar lebih dari 220 pertemuan pertahanan, mulai dari pertukaran pakar hingga latihan multilateral seperti Garuda Shield.
Prabowo dan Austin juga sepakat untuk mempererat hubungan bilateral di tengah kompleksnya iklim geopolitik.
Bagaimana Hubungan ke Depan?
Bagaimana Prabowo memosisikan Indonesia terhadap Amerika dan juga China.
Terutama karena dua negara itu bersaing.
Prabowo sudah menyatakan komitmennya terhadap kebijakan non-blok luar negeri yang dipegang teguh Indonesia sejak lama, sembari masih menerima investasi besar dari Beijing dan mempertahankan hubungan dengan Washington.
Menurut pakar yang dihubungi AFP, Prabowo diperkirakan akan berusaha membahagiakan AS dan China sekaligus membangun kekuatan militer Indonesia.
“Prabowo harus menunjukkan bahwa dia bisa mempraktikkan perdagangan yang bebas dan adil,” kata Teuku Rezasyah, profesor di Universitas Padjadjaran.
“Dia memandang China sebagai mitra strategis, tetapi dia berpendidikan di Barat. Dia akan lebih condong ke Barat,” ujar Yoes Kenawas, peneliti di Universitas Katolik Atma Jaya.
Prabowo sempat masuk daftar hitam visa AS atas dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di bawah pemerintahan Soeharto pada akhir 1990-an, tetapi ketika menjabat menteri pertahanan pernah diundang mantan Presiden AS Donald Trump ke Washington.
Kini dengan Trump maju lagi ke pemilihan presiden atau pilpres AS yang digelar pada November 2024, hubungan keduanya dapat semakin hangat.
“Kalau Trump menang, Prabowo mungkin akan tertarik menjalin koneksi dengannya,” ucap Adrian Vickers, profesor di Universitas Sydney.
Sumber: Tribunnews.com/BBC/Kompas.com/VoA/AFP
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.