Pilpres 2024
Sosok Romo Magnis, Ahli Ganjar-Mahfud yang Disebut Yusril Bicara Omong Kosong
Inilah sosok profesor filsafat STF Driyarkara, Franz Magnis Suseno atau Romo Magnis, ahli yang dihadirkan oleh Ganjar-Mahfud dalam sidang di MK.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah sosok profesor filsafat STF Driyarkara, Franz Magnis Suseno atau Romo Magnis, ahli yang dihadirkan oleh kubu Ganjar-Mahfud dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024.
Nama Romo Magnis sempat disinggung oleh kuasa hukum Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (4/4/2024) kemarin.
Yusril menyebut Romo Magnis menarasikan penyalahgunaan bantuan sosial (bansos) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mengaitkannya dengan kampanye Prabowo-Gibran tanpa menggunakan data.
Hal ini disampaikan oleh Yusril ketika menyampaikan pertanyaan kepada ahli yang dihadirkan kubunya, Hasan Nasbi.
"Selama persidangan ini begitu gencar Pemohon I, Pemohon II itu bernarasi di sini, begitu dahsyatnya bantuan sosial itu disalahgunakan oleh Pak Jokowi."
"Bahkan, seorang Romo, seorang Pastor Katolik di sini mengkualifikasikan Presiden Jokowi itu melakukan kejahatan dengan menyalahgunakan bansos," kata Yusril dalam persidangan.
Mengenai hal itu, Yusril kemudian meminta pendapat Hasan Nasbi.
Ia terlihat mencari validasi kepada ahli atas penilaiannya terhadap dalil-dalil yang disampaikan kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
"Apakah orang-orang ini termasuk pastor ini bicara tanpa data? Bicara omong kosong, tidak mengerti atau memanipulasi segala sesuatu untuk kepentingannya sendiri. Apa pendapat saudara orang yang ngomong tanpa data seperti ini?" tanya Yusril.
Lantas siapakah sebenarnya sosok Romo Magnis ini? Berikut profil singkatnya.
Profil Romo Magnis
Franz Magnis-Suseno atau Romo Magnis merupakan seorang ahli filsafat, pastor, cendekiawan, guru besar, sekaligus penulis.
Baca juga: Yusril Sentil Romo Magnis dan Kubu 01-03 Narasikan Jokowi Penjahat Bansos Tanpa Data: Omong Kosong
Pria yang saat ini berusia 87 tahun ini lahir di Jerman pada 26 Mei 1936.
Romo Magnis yang terlahir dengan nama Franz Graf von Magnis ini merupakan lulusan Kolese Yesuit di St. Blasien tahun 1955.
Setelah itu, ia bergabung dengan Ordo Yesuit dan menjadi rohaniawan muda Katolik.
Romo Magnis lebih banyak menghabiskan waktu dengan mendalami kerohanian di Neuhauseun saat menjalani dua tahun pertama di Ordo Yesuit.
Ia juga mempelajari studi filsafat di Philosophissche Hochschule dekat Munchen hingga 1960.
Setahun sebelum lulus, Romo Magnis sudah mencapai gelar akademik Bakalaureat dalam filsafat.
Setelah lulus dari Philosophissche Hochschule, ia meraih gelar Lizentiat.
Romo Magnis pindah ke Indonesia untuk menjalankan tugasnya sebagai misionaris Ordo Yesuit pada tahun 1961. Di sini, ia belajar filsafat dan teologi.
Ia kemudian menjadi pastor setelah enam tahun berada di Indonesia.
Ia lantas ditugaskan belajar ke Jerman untuk meraih gelar doktor di bidang filsafat.
Pada tahun 1969, ia mendirikan sebuah perguruan tinggi filsafat bersama beberapa temannya dan Ordo Fransiskan.
Dikutip dari repository.unwira.ac.id, pendirian perguruan tinggi filsafat itu merupakan upaya Romo Magnis dan kawan-kawannya untuk meneruskan karya almarhum ahli filsafat, Nicolaus Driyarkara SJ.
Perguruan tinggi itu kemudian diberi nama Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara.
Romo Magnis sendiri resmi mendapatkan kewarganegaraan Indonesia pada 1977. Ia tinggal di sini dengan berprofesi sebagai pengajar.
Dedikasi Romo Magnis di bidang pendidikan membuatnya menjadi dosen di beberapa universitas terkemuka di Indonesia.
Romo Magnis ditunjuk sebagai Guru Besar Filsafat di STF Driyarkara pada 1 April 1996.
Pada 2015, Romo Magnis dianugerahi Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI.
Dikutip dari laman Setneg, pemberian penghargaan itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 83/TK/Tahun 2015 tanggal 7 Agustus 2015.
Sosok Romo Magnis sempat menyita perhatian publik saat hadir sebagai saksi ahli dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) pada 26 Desember 2022.
Ia hadir sebagai saksi ahli dari pihak Bharada Richard Elizer (Bharada E).
Sampai saat ini, Romo Magnis diketahui masih aktif sebagai dosen dan ahli ilmu filsafat.
(Tribunnews.com/Deni/Ibriza Fasti Ifhami/Pravitri Retno)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.