Pramono Anung Sindir Ridwan Kamil Lagi Soal CFD: Blusukannya Pasti Lebih Banyak Saya

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung kembali menyindir rivalnya dalam Pilkada DKJ 2024 yakni bakal calon gubernur DKJ Ridwan Kamil terkait dengan Car Free Day (CFD).

Awalnya wartawan bertanya terkait dengan sindiran Ridwan Kamil yang menyatakan berkeliling Jakarta untuk belanja masalah dan bukan hanya untuk sekadar selfie dengan warga.

Baca juga: Dulu Sengaja Pin Komentar Warganet yang Kritiknya, Ridwan Kamil: Warga Jakarta Marah Enggak?

Menjawab pertanyaan tersebut, Pramono mengatakan jumlah blusukannya lebih banyak dari Ridwan Kamil.

"Jadi saya berdoa mudah-mudahan yang bilang begitu tidak datang ke CFD. Kalau nggak datang lebih seru," kata Pramono kepada wartawan di kediaman tokoh agama sekaligus penasihat MUI KH Zainuri di Matraman Jakarta Timur pada Selasa (17/9/2024) siang.

Baca juga: Sekjen Gerindra Respons Positif Rencana Pertemuan Ridwan Kamil dengan Anies, Bisa Berbagi Pengalaman

"Kalau saya hitung aja jumlah blusukannya pasti lebih banyak saya karena saya hampir setiap hari 8 - 9 kali. Hari ini aja nanti juga kurang lebih sama. Jadi kalau nggak mau datang ke car free day, alhamdulillah," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, bakal calon gubernur DKJ yang didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, Ridwan Kamil, sempat menyatakan pandangannya terkait CFD.

Menurutnya, pusat keramaian bukan hanya CFD.

Ia mengatakan berkeliling ke sejumlah titik di Jakarta untuk belanja masalah dan bukan hanya untuk berswafoto.

Hal itu disampaikannya di Puskesmas Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Minggu (15/9/2024).

Baca juga: Maju Cagub Jakarta, Ridwan Kamil Ungkap 4 Program untuk Warga Asli Betawi

"Saya lagi belanja masalah. Bukan hanya datang selfie, datang seflie ya. Saya lagi belanja masalah. Sebelum ini kita di Sanggabuana, di Selatan, belanja masalah. Tentang sungai yang harus dilestarikan, tentang pelestari sungai yang harusnya warga lokal, ternyata dipinggirkan," jelasnya.