Pilgub DKI Jakarta
Komunikasi Politik, Kunci Sukses Pramono Anung Bertarung di Jakarta, Lawan 12 Partai Plus Jokowi
Berikut perjalanan Calon Gubernur (Cagub) Jakarta Nomor Urut nomor 3 Pramono Anung yang menyatakan menang satu putaran.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut perjalanan Calon Gubernur (Cagub) Jakarta Nomor Urut nomor 3 Pramono Anung yang menyatakan menang satu putaran.
Pramono dan pasangannya Rano Karno hanya punya waktu efektif tiga bulan mulai dari didaftarkan bulan Agustus 2024 sampai pencoblosan, 27 November 2024.
Pramono Anung sempat mengungkapkan detik-detik Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, memutuskan namanya untuk diusung sebagai bakal cagub Jakarta.
Ia menjelaskan, Megawati memutuskan namanya untuk berkontestasi di Jakarta pada Selasa (27/8/2024) sore.
Bekas Sekretaris Kabinet ini mengaku sempat menolak ketika diminta untuk maju Pilkada Jakarta.
"Jadi finalnya kalau mau jujur yah saya sebenarnya terus berusaha untuk tidak maju, terus berusaha untuk tidak maju, finalnya baru kemarin sore," kata Pramono di kediamannya, Jalan Haji Ambas, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu.
Ia menyebut dirinya bertemu Megawati pada Selasa sore. Dalam pertemuan itu, Megawati menyatakan PDIP mengusung Pramono.
"Saya bertemu Ibu Mega, Ibu Mega menyampaikan "Pram final" karena saya sama Bu Mega sudah 27 tahun (berhubungan baik)," ujarnya.
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP ini mengaku memiliki hubungan baik dengan presiden kelima itu. Bahkan, tak pernah cawe-cawe dalam kebijakan PDIP serta tak ingin tampil.
"Tetapi karena amanah ini saya bilang sama beliau "Mbak, baik bismilah saya maju sama Rano, saya minta doa restunya". Sudah itu saja. Jadi baru kemarin," ucap Pramono.
Adapun Pramono Anung menyebut sempat menolak tawaran dari PDIP.
"Ya itu menolak, bukan belum (tapi) menolak," kata Pramono.
Meski begitu, dirinya pada akhirnya tak bisa lagi menolak tawaran itu.
"Bahkan saya sebenarnya 4 hari yang lalu saya betul-betul berpikir saja enggak, berkeinginan saja enggak," tutur Pramono.
Padahal ia mengaku sudah meminta izin cuti kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri acara pernikahan sahabatnya di Italia.
"Kebetulan sahabat saya mau menikah di Italia. Tiket sudah dibeli, hotel sudah dipesan, hari ini harus berangkat, harus dibatalkan," ungkapnya.
Pramono menuturkan bahwa dirinya membatalkan untuk menghadiri acara tersebut karena mendapatkan penugasan maju Pilkada Jakarta.
"Tetapi karena ini kemudian saya mendapatkan amanah, ya saya pasti akan bekerja keras untuk itu," imbuhnya.
Dua kali minta izin Jokowi
Setelah mendaftarkan diri, Pramono Anung mengaku dua kali meminta izin kepada bekas Presiden Jokowi untuk maju Pilkada Jakarta.
"Saya telah menyampaikan dan memohon izin kepada Presiden sebanyak dua kali," ujar Pramono di KPUD Jakarta, Rabu.
Menurutnya, Jokowi juga memberikan dorongan kepadanya untuk maju Pilkada Jakarta.
Pasalnya, tak banyak orang yang memiliki kesempatan untuk berkontestasi di pemilihan tingkat daerah.
"Ketika menyampaikan permohonan izin yang pertama, beliau dengan spontan menyampaikan, 'Mas tidak banyak orang yang mendapatkan kesempatan seperti ini. Harus maju,' walaupun terus terang pada waktu itu saya masih ragu-ragu mau maju atau tidak," ujarnya.
Pramono lantas meminta izin lagi kepada Jokowi karena ada desakan dari PDIP untuk bertarung di Jakarta.
"Besoknya kemudian saya minta izin kembali kepada Presiden, 'Bapak saya akan maju karena memang permintaan partai desakan dan sebagainya untuk maju'."
"Akhirnya beliau menyampaikan bahwa, 'Ya, sudah maju saja bismillah'," ucap Pramono.
Diuntungkan karena ucapan lawan
Sebagai politikus lawas yang punya insting tajam, Pramono tak pernah terpancing dan selalu berhati-hati setiap memberikan pernyataan.
Untuk itu banyak elite partai yang respcet dengannya sejak lama.
Pramono tidak berlebihan saat mengomentari ucapan lawannya, bakal calon Wakil Gubernur Suswono yang menyebut janda kaya menikahi pemuda pengangguran menjadi sorotan.
Bahkan cawagub Ridwan Kamil, Suswono ini terancam dipolisikan usai pernyataannya saat debat Pilkada Jakarta 2024 ini.
Pramono Anung enggan banyak menanggapi perihal kelakar calon wakil gubernur nomor urut 01, Suswono perihal pernikahan janda kaya dengan pemuda pengangguran tersebut.
Terpenting bagi dirinya saat ini adalah gaya politik yang dipakai merupakan politik yang riang gembira.
"Politik saya riang gembira, saya tidak mau menari-nari di tempat hal yang tidak perlu saya menari," jelas Pramono di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Ia juga mengatakan bahwa akan fokus pada dirinya dan kampanye program yang dan tidak ingin terpengaruh dengan calon lainnya.
"Saya tetap riang gembira, fokus pada apa yang saya lakukan," imbuhnya.
Pengalaman adalah kunci dari keberhasilan
Meskipun hanya memiliki waktu tiga bulan, survei awal yang hanya 0,5 persen dan berhadapan dengan 12 partai politik ditambah mantan presiden, Pramono Anung tak gentar.
Terlepas dari banyak pihak yang meremehkan PDI Perjuangan, partai pengusung Pramono, tapi komunikasi politiknya tak main-main.
Disegani kawan dan lawan hingga bisa merangkul semua kalangan.
Awal kemunculannya, Pramono mengakui bahwa dirinya tak masalah dipandang sebelah mata.
"Ya enggak apa-apa saya emang selalu dipandang sebelah mata, mungkin emang saya harus ambil kesempatan ini," ujarnya.
Pramono Anung the real politikus ulung
Meski elektabilitas awalnya hanya 0,5 persen, berdasarkan lima hasil survei H-7 pencoblosan, pasangan Pramono-Rano disebut unggul dari dua lawannya.
Langkah Pramono yang berhasil melobi ke semua komunitas di Jakarta diam-diam menghanyutkan.
Terlihat tak berbahaya tapi membunuh lawan politik saat Anies Baswedan menyatakan mendukung pasangan nomor urut 3 ini.
Anies resmi menyatakan mendukung pasangan Pramono-Rano dalam Pilkada Jakarta 2024.
Bahkan pada Kamis (21/11/2024), Anies menghadiri apel siaga dan rapat akbar warga kawal TPS di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan.
Baca juga: Teriakan Mulyono Kalah Menggema Usai Pramono-Rano Unggul Sementara Hasil Hitung Cepat
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini hadir bersama Pramono-Rano dan kompak berkemeja putih.
Sementara itu, Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi mendukung pasangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono di Pilgub Jakarta 2024.
Jokowi mengungkapkan alasannya memilih M Ridwan Kamil.
Menurut Jokowi, RK memiliki rekam jejak yang mumpuni dengan segala pengalamannya sebagai pemimpin, sehingga sangat layak memimpin Jakarta.
"Beliau merupakan sosok yang tepat memimpin Jakarta dengan semua tantangan permasalahan yang ada, karena telah berpengalaman membangun Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat (Jabar)," kata Jokowi saat mengikuti kegiatan pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) kala bertemu sejumlah perwakilan partai pengusung, tokoh nasional, dan relawan di Kemayoran, Jakarta, Senin (19/11/2024) malam WIB.
Klaim menang satu putaran
Pramono menegaskan, raihan suara 50,07 persen yang ia deklarasikan ini berasal dari data real count KPUD Jakarta.
Sehingga bisa dipastikan data ini tidak ada margin of error seperti data quick count atau hitung cepat yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei.
"Jadi kita berdasarkan rekap yang diambil dari KPUD Jakarta. Jadi yang kita sampaikan itu dari KPUD Jakarta dan juga C1 yang kita miliki."
"Sehingga dengan demikian kenapa kemudian kami setelah mendapatkan data 100 persen, baru mendeklarasikan."
"Sehingga ini sudah tidak ada margin of error lagi, karena ini adalah real perhitungan yang ada dan nanti akan kami bagikan ke teman-teman sekalian," kata Pramono dalam konferensi persnya di kediamannya, di Jalan Haji Ambas, Cipete, Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Lebih lanjut Pramono menyebut bahwa data ini bisa diakses publik melalui website Sirekap KPUD Jakarta atau KPU.
Dengan adanya data dari KPU ini, maka menurut Pramono sudah tidak ada lagi perdebatan soal margin of error.
Karena Pramono menilai dari data KPUD Jakarta ini sudah memperlihatkan keunggulannya dalam Pilkada Jakarta 2024.
Sehingga menurutnya tidak diperlukan lagi pelaksanaan Pilkada Jakarta dua putaran.
"Kalau teman-teman ingin melakukan kroscek di website Sirekap KPUD atau KPU ada datanya."
"Jadi bukan data yang kami miliki tapi data yang juga dimiliki publik secara terbuka. Sehingga tidak ada perdebatan lagi mengenai margin of error," terang Pramono.
Syarat Menang Pilkada Jakarta Satu Putaran
Melansir Kompas.com, Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) UU Nomor 29 Tahun 2007, Pilkada Jakarta bisa satu putaran asalkan salah satu pasangan calon dari tiga kandidat yang maju mendulang suara lebih dari 50 persen.
"Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memperoleh suara lebih dari 50 persen (lima puluh persen) ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih," bunyi tersebut.
Dapat diartikan bahwa jika salah satu dari pasangan Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana, dan Pramono Anung-Rano Karno mendapat perolehan suara lebih dari 50 persen, maka Pilkada Jakarta hanya berlangsung satu putaran.
Sebaliknya, dalam Pasal 11 ayat (2) UU Nomor 29 Tahun 2007 mengatur bahwa, apabila tidak ada pasangan calon yang meraih suara lebih dari 50 persen, maka akan dilakukan pemungutan suara lagi atau Pilkada Jakarta menjadi dua putaran.
"Dalam hal tidak ada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memperoleh suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diadakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur putaran kedua yang diikuti oleh pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua pada putaran pertama," bunyi ayat tersebut.
Nantinya dalam putaran kedua, Pilkada Jakarta ini akan diikuti oleh dua pasangan calon dengan perolehan suara terbanyak di putaran pertama. (*)
Pilgub DKI Jakarta
Pramono Anung Umumkan Tim Transisi, Ada Yunarto Wijaya hingga Eks Stafsus Menkeu Yustinus Prastowo |
---|
Dharma Pongrekun Titip Pesan ke Pramono Anung: Jangan Ada Lagi Pandemi di Jakarta |
---|
Ajakan Pramono ke RK dan Pongrekun usai Ditetapkan Gubernur Jakarta: Sudah Waktunya Kita Bersanding |
---|
Ganjar Pranowo Ingatkan Pramono-Rano Penuhi Janji Kampanye: Ini Jakarta, Semua Mata akan Melihat |
---|
Pramono Anung-Rano Karno akan Umumkan Tim Transisi Usai Penetapan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.