Rabu, 27 Agustus 2025

Pasar Seni Ancol jadi Tempat Angker

Semenjak dikelola pemerintah, pendapatan pengerajin anyaman Lingi di Pasar Seni Ancol, Makroni (39) melorot drastis karena sepinya wisatawan asing.

Editor: Ade Mayasanto
zoom-inlihat foto Pasar Seni Ancol jadi Tempat Angker
TRIBUNNEWS.COM/Hasiolan Eko PG
Pengerajin anyaman Lingi di Pasar Seni Ancol, Makroni (39) merasakan benar perubahan kala pengelolaan Taman Impian Jaya Ancol diambil alih pemerintah. Dampak paling besar adalah menurun drastisnya pendapatan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko Purwanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengerajin anyaman Lingi di Pasar Seni Ancol, Makroni (39) merasakan benar perubahan kala pengelolaan Taman Impian Jaya Ancol diambil alih pemerintah. Dampak paling besar adalah menurun drastisnya pendapatan.

Jika dulu, kata Makroni, ia mampu menghasilkan hingga Rp 5 juta per bulan. Namun kini, jumlah tersebut turun hingga Rp 500 ribu saja per bulan.

"Bahkan dulu saya sempat jadi donatur sebuah partai politik," ujarnya, Sabtu (14/5/2011).

Ia menelaah, saat Ciputra masih mengendalikan Taman Impian Jaya Ancol, banyak sponsor yang bekerja sama dengan biro perjalanan yang menjadikan Ancol sebagai satu destinasi. Alhasil, banyak turis datang yang berujung pada meningkatnya penjualan anyaman lingi (bahan pembuat tikar).

"Kalau begini terus, saya ingin seperti jamannya Pak Harto. Lihat sekarang Pasar Seni jadi angker (sepi). Banyak yang bilang sekarang Pasar Seni jadi pasar mati," ujarnya.

Ia berharap pihak terkait dapat lagi memperhatikan sisi wisata dari pasar seni sebagai sarana para pecinta seni berkumpul.

"Saya berharap pasar ini bisa jadi wahana berkumpulnya hasil seni dan budaya Indonesia, tidak individualis seperti saat ini," pungkasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan