Cerita Warga Saat Pelaku Membongkar 81 Makam di Cigaten Tangerang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Walau sudah meringkuk di kantor polisi, warga Kampung Cigaten, Desa Cihuni, Pagedangan, Kabupaten Tangerang masih geram dengan kelakuan tiga pembongkar 81 makam di tanah pemakaman desa itu.

Maulana (28), salah seorang warga Desa Cihuni menceritakan, warga baru mengetahui ada makam dibongkar pada Sabtu siang.

"Jadi ada warga yang siang hari mampir ke pemakaman, tahu-tahu sudah berantakan semua. Cerita itu lalu sampai ke telinga kami," ujar Maulana, Senin(3/2/2014).

Maulana memaparkan, saat mendengar kabar tersebut, warga langsung menyimpulkan bahwa pihak pengembanglah yang melakukan perbuatan tersebut. Pada Sabtu malam, Maulana dan beberapa warga lain akhirnya melakukan pengintaian di makam seluas kurang lebih 7.000 meter itu.

Benar saja. Mendekati tengah malam, datang sebuah mobil yang ditumpangi dua orang. Mereka adalah Irsad dan Durat alias Bewok. Keduanya memarkirkan mobil di kawasan makam, lalu mulai melakukan penggalian lagi.

"Mereka berdua itu warga desa kami juga. Makanya kami marah sekali, kok mereka tega. Padahal kan kami dari awal sudah enggak setuju kalau jenazah di pemakaman ini dipindahkan," kata Maulana.

Tanpa buang waktu, Maulana dan puluhan warga lain langsung menyergap Irsad dan Bewok.

"Kami tangkap, tapi enggak kami pukuli. Kalau dipukuli, pasti sudah mati itu mereka," kata Maulana.

Kepada warga, Irsad dan Bewok yang sudah paruh baya itu pun mengaku mereka disuruh oleh warga Desa Cihuni lainnya, Sobri.

"Kami langsung datangin rumahnya Sobri. Kami demo dia," kata Maulana.

Sembari warga mendemo dan mencaci maki Sobri, warga lainnya menelepon polisi untuk menggelandang Sobri cs ke kantor polisi.