Pembangunan LRT Asian Games 2018 Bakal Molor
Pembangunan LRT dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah PT Jakarta Propertindo.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dana belum turun, proyek pembangunan Light Rail Transit atau kereta api ringan, sebagai transportasi pendukung Asian Games 2018 terancam molor.
Pembangunan LRT dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah PT Jakarta Propertindo.
Pembangunan fase pertama Kelapa Gading-Velodrome sudah dimulai 22 Juni lalu. Hingga saat ini, baru dalam tahap pemasangan pagar pembatas dan median jalan.
Corporate secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Achmad Hidayat mengatakan Penanaman Modal Daerah (PMD) untuk pembangunan fisik LRT yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2016 sebesar Rp2,9 Triliun belum juga dicairkan.
Dia berharap anggaran yang juga akan digunakan untuk pembangunan Velodrome dan Equistrian itu dapat dicairkan sebelum akhir tahun ini.
"Kendalanya ada relokasi kegiatan. Semua biaya untuk kegiatan komersil kami relokasi ke proyek penugasan khusus asian Games 2018 yakni LRT, equistrian dan veodorme. Kami harap akhir tahun ini dapat dicairkan," ujar Achmad Hidayat seusai rapat Badan anggaran (Banggar) APBD- Perubahan 2016 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016) kemarin.
Berdasarkan estimasi pembangunan, PT Jakpro mencatat sedikitnya menghabiskan anggaran sekitar Rp5,1 Triliun. LRT koridor Kelapa Gading-Velodrome sendiri menelan biaya sekitar Rp 4 Triliun.
Sedangkan, PMD yang diberikan DKI pada APBD tahun ini Rp2,9 Triliun. Untuk itu, PT Jakpro mengalihkan dana kegiatan lain ke kegiatan penugasan Rp5,1 Triliun tersebut.
Seperti misalnya mengalihkan biaya kegiatan mengembangkan PT Palyja yang diberikan DKI mealui APBD 2014 sebesar Rp 650 Miliar.
"Pada APBD Perubahan 2015 kami diberikan PMD untuk LRT fase pertama Rp 1,5 Triliun. Itu sudah cair. Tapi belum digunakan karena kami mau gabungkan dengan dana relokasi Palyja Rp 650 Miliar dan PMD tahun ini Rp 2,9 triliun. Totalnya kalau digabungkan sekitar Rp 5,1 triliun. Gubernur telah mengirimkan surat ke Banggar untuk menyetujuinya. Nah ini yang dibahas. Beum final," ucapnya.
Namun, Achmad menjamin tiga proyek penugasan DKI tersebut akan seesai sebelum perhelatan Asian Games 2018.
PT Jakpro akan mencari cara untuk mencari modal apabila memang tidak bisa dicairkan pada akhir tahun ini.
"Kami tidak menghitung untung rugi, ini demi negara. Asian Games itu bukan Jakarta tapi Negara," ujarnya.