Bayaran Kurang Usai Bekencan Jadi Pemicu Pembunuhan Si Cantik Murtiyaningsih
"Karena saya panik korban mau memanggil preman dan mau memukulin saya,"
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Warta Kota, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agustinus (24), pelaku pembunuhan Murtiyaningsih (28) di kamar nomor 309 Istana Laguna, Grogol Petamburan terus menunduk di Mapolres Metro Jakarta Barat, Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (22/9/2017) sore.
Dia mengaku tidak sengaja membunuh korban karena panik.
"Karena saya panik korban mau memanggil preman dan mau memukulin saya," kata Agustinus yang menggunakan penutup muka berwarna hitam.
Baca: Ini Rekaman CCTV Bukti Tukang Ojek Bunuh SPG Cantik di Apartemen
Dia membenarkan bahwa dirinya membayar korban sebagai PSK online kurang.
Karena diketahui tarif korban untuk satu kali kencan sebesar Rp 500 ribu.
Namun, pelaku kekurangan uang.
"Kurang Rp 350 ribu," kata dia.
Sementara itu, Wakapolres Metro Jakarta Barat, AKBP Adex Yudiswan menjelaskan korban mengalami luka cukup parah.
Baca: Diambang Perceraian dan Terlilit Utang Jadi Alasan Tukang Ojek Habisi Nyawa SPG Cantik
Karena benda tumpul dan dicekik pelaku.
"Korban luka di muka, leher, bekas tekanan tangan. Dilempar Asbak. Luka cakaran ada di pelaku dan luka gigitan. Dia ngga bisa mengelak karena di kuku korban ada daging pelaku. Kita sudah lakukan prosedur dan dia melawan petugas," ucap dia.
Beberap alat bukti, kata Adex sudah dikantongi pihak kepolisian.
Seperti bercak darah yang berada di lokasi kejadian.
Baca: Aksi Bejat Sang Ayah Terbongkar Setelah Kemaluan Sang Adik Tersenggol Kakaknya
Darah itu sudah dicocokan tim Inafis Polres Metro Jakarta Barat.
"Alat buktinya ada kunci, beliau masuk ke dalam, HP yang diambil, kemudian ada asbak yang kita angkat sidik jari dan kita cocokan. Ada bercak darah. Di bajunya juga ada darah. Ada saksi yang lihat sebelum kejadian pelaku ada di TKP," ucap Adex.
Menurutnya korban tidak melakukan apa-apa yang menyebabkan pelaku tersinggung.
Namun, karena memang uang pelaku kurang untuk membayar transaksi bisnis prostitusi online terhadap pelaku.
"Korban tidak melakukan apa-apa. Hanya uangnya kurang, elu kurang bayar nih. Harusnya elu bayar 500 kenapa elu bayar 150. Kalau nggak gw teriak nih. Gw panggil preman. Karena kalap terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ucap dia.
Selama ini, kata Adex, korban bekerja sebagai PSK online sendirian.
Dia tidak dalam satu management khusus untuk melakukan prostitusi online.
"Karena ada di medsos, aplikais itu membutuhkan untuk bicara. Di icon korban itu Open BO statusnya. Open booking out. Berarti sedang tidak bekerja," ucap dia.
Berita ini sudah dimuat di wartakotalive.com dengan judul: Uang Agustinus Kurang dan Panik Sampai Bunuh Murtiyaningsih