Sabtu, 4 Oktober 2025

Masniya Kaget Lihat Anaknya Dicekik Pria yang Diizinkannya Menginap Hingga Tewas, Begini Ceritanya

"Korban bercerita awalnya hanya minta dibuatkan mie instan, kemudian setelah itu malah minta menginap,"

Editor: Adi Suhendi
Tribun Jakarta/Elga Hikari Putra
TKP pembunuhan di Jalan Lewa VII, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masniya terbangun dari tidurnya setelah terganggu suara gaduh.

Ia pun kaget melihat pria yang meningap di warungnya, mencekik putranya, Febrianto.

Masniya terpukul, pria yang dipersilakan tidur di dalam warungnya di Jalan Lewa VII, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (11/2/2018), membuat putranya yang masih berusia lima tahun meninggal dunia.

Baca: Tiga Versi Soal Asal Usul Nama Tanjakan Emen, Cerita Ketiga Mendekati Kebenaran

Suparno (48), Ketua RT 03/10, membeberkan detik-detik sebelum Febrianto tewas dan pelaku melemparkan tabung gas elpiji tiga kilogram ke arah Masniya.

"Sekitar pukul 00.30 WIB pelaku mengetuk warung korban yang sudah ditutup. Mungkin mereka saling kenal, lalu si ibu membuka pintu dan mempersilakannya masuk," cerita Suparno kepada TribunJakarta.com, Senin (12/2/2018).

Saat itu pelaku tak langsung meminta izin menginap di warung Masniya tapi lebih dulu memesan mie instan.

Baca: Cecok Mulut Hingga Piring Pecah Terdengar Sebelum Ibu dan Dua Anaknya Ditemukan Tewas Berpelukan

"Korban bercerita awalnya hanya minta dibuatkan mie instan, kemudian setelah itu malah minta menginap," tutur Supeno.

Masniya mulanya sempat menolak, namun akhirnya mempersilakan pelaku menginap dan tidur bersama anaknya.

Keduanya sempat bermain telepon seluler, tapi Masniya memilih tidur disela barang daganganya.

"Korban menolak, katanya takut dimarahi ketua RT kalau ketahuan. Tapi akhirnya mempersilakan tidur dengan anaknya," ujarnya.

Baca: Polri Kerahkan 184 Ribu Personelnya Untuk Amankan Pilkada Serentak 2018

Ketua RT 03/10 itu juga mengaku agak heran, karena ibu korban mau menerima tamu malam-malam dan menduga mereka sudah saling kenal sebelumnya.

"Saya rasa mereka sudah saling kenal," kata dia.

Setelah kejadian tersebut Supeno mengimbau warga RT 03/10 tidak menerima tamu malam meski sudah kenal.

"Ibu korban terbangun karena mendengar suara gaduh, saat ingin melihat anaknya tiba-tiba dia dicekik pelaku," jelas dia.

Seketika Masniya berteriak histeris.

"Jangan bunuh saya, ambil apa saja yang kamu mau asal jangan bunuh saya," Musniya memohon kepada pelaku.

Setelah melepaskan cekikannya pelaku mengambil enam bungkus rokok.

"Saat melihat anaknya sudah terbujur kaku, Masniya berteriak lalu pelaku mengambil tabung gas tiga kilogram dan menghantamkannya ke kepala ibu korban," jelas dia.

Pelaku langsung kabur warung.

Dalam kondisi dahi robek dan darah mengucur akibat lemparan gas melon, Masniya meminta tolong Slamet, tetangga di depan warungnya.

"Setelah Pak Slamet melihat kondisi Masniya dan anaknya ia segera lapor ke hansip," ucap dia.

Ditemani hansip, Slamet membawa Masniya ke Ketua RW dan RT setempat.

Ketua RW dan RT lalu bertemu di depan warung korban dan segera menghubungi Polsek Pasar Rebo.

Berita ini sudah dimuat di Tribunjakarta.com dengan judul: Balitanya Terbunuh, Masniya Minta Tolong Warga Meski Dahi Robek Akibat Gas Melon

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved