Pilpres 2019
Pupus Sudah Keinginan Belikan Sang Ayah dan Adik Baju Koko Seragaman, Adam Tewas Terkena Tembakan
Almarhum baru saja mendapatkan pekerjaan menjadi bartender di sebuah kafe, sehingga lebaran tahun ini ia berkeinginan membelikan baju koko seragam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Suasana duka di kediaman korban kerusuhan 22 Mei 2019, Adam Nooryan di Gang Sawah Lio, Tambora, Jakarta Barat masih terasa.
Masih ada bendera kuning yang terpasang di ujung gang dan juga karangan bunga dukacita dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang diletakan di depan pintu rumah Adam Nooryan.
Terpal biru pun masih terpasang menutupi gang antara rumah Adam Norryan dan tetangga depannya, meskipun bangku-bangku biru untuk pelayat sudah mulai dirapikan.
Ayah Adam Nooryan, Nurwasito pun dengan tegar menceritakan sebelum kejadian Rabu (22/5/2019), Selasa (21/5/2019) malam sebelumnya ia dan sang putra sempat bercanda soal gaji.
Almarhum baru saja mendapatkan pekerjaan menjadi bartender di sebuah kafe, sehingga lebaran tahun ini ia berkeinginan membelikan baju koko seragam untuk ayah dan adik laki-lakinya.
 
Sayangnya gaji belum sempat diterima, dan baju seragam belum terbeli, Adam tewas terkena tembakan saat suasana sedang mencekam di kawasan Jati Baru, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) pagi.
“Pulang kerja abis maghrib ngobrol sama saya. Saya becandain “Dan gajian lama amat. Karena ini kerja pertama dia dan belum sempat gaji juga. Iya dia bilang “Iya ayah, Adam juga nungguin ini, pengen beli seragam koko buat ayah sama Faris buat lebaran,” ungkap Nurwasito ditemui Tribunnews.com, di kediammnya di Tambora, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).
Baca: Romahurmuziy Kembali ke Rumah Tahanan KPK
Nurwasito juga menceritakan anaknya adalah sosok yang baik dan selalu ada saat dimintai bantuan.
Pujian kebaikan dari rekan-rekan Adam saat melayat pun cukup menjadi kekuatan bagi Nurwasito dan keluarga mengiklaskan kematian Adam.
“Iya dia emang banyak yang kenal, aktif di remaja masjid, di karang taruna makanya teman-temannya pada kehilangan,” kata Nurwasito.
Nurwasito terakhir melihat sang putera sekitar pukul 23.00 usai ia salat tarawih dan saat itu anaknya itu tidur, namun saat sahur ia sudah tidak lagi melihatnya.
 
Nurwasito dan istri, Yuliana menduga putera mereka sedang berkumpul bersama rekan-rekannya di dekat ruma mereka.
Yuliana juga sempat mengirimkan pesan WhatsApp sekitar pukul 03.45 WIB menanyakan keberadaan ananya dan menyuruhnya pulang.
“Biasa dia nongkrong sama temennya lah. Jam 4 kurang 15 menit, ibunya WA suruh pulang sahur. Ditanya dimana jawabnya "di sini" gak jelasin dimana saya pikir di laksa (tempat ngumpul) gitu,” ujar Nurwasito.
Berselang 45 menit, Yuliana mendapatkan telepon yang mengatakan Adam sedang ada di RS Tarakan dan sekitar pukul 05.00 mereka tiba rumah sakit nyawa Adam sudah tidak tertolong.
Pada tubuh bagian belakang terdapat tiga luka tembakan, dan tubuh bagian depan terdapat satu luka.
Terkait luka tembak tersebut, Nurwasito dan keluarga memutuskan untuk tidak membawa ke ranah hukum dan mengikhlaskan kematian sang anak.
“Dokter bilang ini sebenarnya udah ranah hukum. Kata saya enggak, kalau polisi harus otopsi, saya bilang gak usah, kasihan almarhum. Saya ikhlas,” kata Nurwasito.
 
Berdasarkan cerita dari teman-temannya, saat itu Adam Nooryan hanya ingin melihat bagaimana kondisi yang terjadi dan sudah hendak beranjak pulang.
Melihat ada yang terjatuh, Adam mencoba membantunya dan pada saat itulah diduga terjadi penembakan pada Adam Nooryan.
“Dia lagi mau nolongin yang jatuh ditembak dari belakang, gak tahu siapa yang nembak di kolong Jati Baru,” tutur Nurwasito.
Nurwasito pun berharap masyarakat dan aparat penegak hukum dapat menahan diri agar kejadian seperti yang dialami anaknya tidak terulang lagi.
Ia juga berharap kondisi kembali normal dan keadaan bisa menjadi damai seperti sebelum kerusuhan 22 Mei itu terjadi.
“Aparat harus bisa nahan, masyarakat harus bisa nahan. Kalau masyarakat kan gak punya senjata, kalau emang gas air mata gak masalah masyarakat mundur. Tapi kalau udah peluru gitu kasihan juga. Semoga cepat selesai lah,” pungkas Nurwasito.
 
							 
							 
							 
			 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
											 
											 
											 
											