Harga Kedelai Naik, Pedagang Mogok, Warga Tidak Bisa Makan Tempe Orek, Jokowi Diminta Turun Tangan
Kedelai harganya terus naik, pengusaha tempe dan tahu bersikap minta Jokowi turun tangan hingga sempat mogok produksi selama 3 hari.
Penulis:
Theresia Felisiani
Warga Mengeluh: Tidak Bisa Masak Tempe Orek
Sementara itu, warga mengeluhkan tidak ada yang menjual tempe tahu di Bekasi.
"Iya saya kemarin mau beli tempe ke Pasar Bintara, terus ke Kranji sama penjual sayur deket rumah engga ada kosong semua engga ada yang jual," kata Richa Nurlela, warga Bintara.
Awalnya, dia hendak membuat tempe orek dan goreng tempe.
Namun, dia terpaksa mengurungkan membuat masakan itu karena tidak ada pedagang yang menjual tempe.
"Niatnya mumpung libur mau masakin suami tempe orek sama gorengan tempe, enggak ada kosong. Akhirnya jadi buat bakwan aja," tutur dia.

Sementara Anah (57) penjual nasi uduk di Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, mengganti tempe orek dengan irisan telur dadar.
Banyak pembeli yang bertanya kepadanya tentang tidak ada tempe orek dalam nasi uduknya.
"Saya jelasin aja enggak ada jual tempe, sayur tahunya juga enggak ada. Soalnya tahunya juga sama enggak ada yang jual di pasar," ujarnya.
Sebagai gantinya, tempe orek dan sayur tahu itu diganti dengan telur suwir dan kentang.
"Ya ganti pakai telur diiris-iris aja, sama biasanya kan ada tahunya itu diganti pakai kentang semur aja," ujar Anah.
Kampung Tempe Ciputat Kompak Mogok Produksi Tiga Hari
Harga kedelai melonjak hingga tidak terjangkau lagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Kampung Tempe, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Harga kedelai yang normalnya Rp 7.200 per kilogram, kini meroket sampai Rp 9.200 per kilogram.
"Sekarang sudah Rp 9.200 per kilogram," keluh Ade, salah satu pengusaha tempe di Kampung Tempe, Sabtu (2/12/2020).