Selasa, 26 Agustus 2025

PTM Berlangsung, Begini Suasana Uji Kompetensi di SMKN 1 Bojonggede

SMKN 1 Bojonggede menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bersamaan dengan pelaksanaan uji kompetensi

Editor: Toni Bramantoro

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne

TRIBUNNEWS.COM, BOJONGGEDE - SMKN 1 Bojonggede menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bersamaan dengan pelaksanaan uji kompetensi kepada para siswanya.

PTM yang berlangsung di SMKN 1 Bojonggede menerapkan protokol kesehatan ketat, izin orang tua dan dibagi dalam beberapa sesi dengan batasan jumlah siswa.

Wakil Kepala Sekolah, Siti Khodijah Dewi Utari ST, M.Pd menjelaskan bahwa saat ini SMKN 1 Bojonggede tengah melakukan PTM dan uji kompetensi di lima kompetensi keahlian yang ada termasuk jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW).

Program keahlian Pariwisata tersebut lanjut Dewi terbagi atas beberapa klaster yang satu sama lain saling berkesinambungan.

"Kompetensi di UPW itu merujuk dari SKKNI dari BNSP yaitu ada empat klaster. Secara terurut, klaster pertama pemesanan tempat, kemudian klaster kedua perhitungan tarif penerbangan, klaster ketiga kaitan dengan perencanaan dan operasional perjalanan wisata dan keempat pemanduan wisata," ujarnya, Kamis (18/3/2021).

"Masing-masing klaster ini saling terhubung. Jadi ketika pelaksanaan uji kompetensi, saya mencoba mengaitkan semuanya dan mengacu sesuai dengan kebutuhan pasar," sambungnya.

Secara detail, Dewi menjabarkan bahwa dalam program keahlian UPW, para siswa dituntut untuk mengerahkan ide kreatifitasnya dalam membuat proposal bisnis yang menarik.

"Contoh, misalnya untuk klaster  pemesanan tempat, anak-anak harus membuat proposal. Proposal itu bukan proposal karya tulis atau ilmiah. Tapi proposal bisnis yang dibuat semenarik mungkin. kemudian, ketika mereka membuat paket wisata, mereka harus membuat brosur dan perhitungan-perhitungan paket wisata," tegasnya.

Sementara itu, dalam pelaksanaan uji kompetensi, Dewi meminta siswanya mengeksplor objek wisata yang belum banyak diketahui banyak orang.

"Untuk uji kompetensi ini, kita mengambil daerah-daerah di luar pulau jawa karena kalau praktek saat pembelajaran sudah sering membuat paket ke pulau jawa. Maka untuk uji kompetensi  kita ambil di luar pulau jawa sehingga mereka belajar mencari wawasan baru," paparnya.

Berbicara tentang klaster ticketing, Dewi membeberkan bahwa materi uji kompetensi disesuaikan dengan sistem standar yang ada, misalnya untuk tiket domestik menggunakan reservasi melalui garuda system, sedangkan internasional kita menggunakan sabre sistem tapi di manualkan, dan kemudian tiket tersebut diterbitkan invoice sebagai bukti pemesanan", ungkapnya

Sedangkan untuk klaster pemanduan wisata, Dewi menegaskan bahwa klaster tersebut memiliki potensi yang besar sehingga materi pembelajarannya membutuhkan teknis mendetail.

"Pada klaster Keempat pemanduan wisata itu memang membutuhkan energi yang cukup besar dan memang mereka harus melalui transfer in, transfer out yang di dalamnya itu ada proses penjemputan di airport, kemudian proses check in hotel, proses check out hotel, kemudian ada proses guide di dalam bus," jelasnya.

"Meng-guide di objek wisata. Materi yang dijelaskan dari umum ke khusus, dari indonesia-propinsi yang pilih-daerah yang dikunjungan sampai ke destinasi yang akan dikunjungi yang dikunjungi. Jadi memang energi yang dibutuhkan cukup menguras tenaga," dan dalam proses pemanduan selain peserta uji yang harus di nilai dan juga memainkan peranan sebagai petugas airport, resepsionis, supir bus, juga melibatkan siswa dari kelompok lain sebagai wisatawan," tambahnya.

Terkait teknis PTM, Dewi memaparkan bahwa semua orang yg terlibat baik asessor maupun peserta uji tetap memenuhi prosedur yang telah ditetapkan.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan