Senin, 13 Oktober 2025

Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat

Sekeluarga Tewas di Kalideres, Ada Temuan Ungkapan Amarah dan Kesal, Lelah Jalani Hidup

Satu keluarga yang terdiri dari empat orang itu disebut polisi memiliki dua HP namun hanya digunakan untuk mengirim pesan satu arah.

Editor: Choirul Arifin
Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan
Ketua APSIFOR Reni Kusumowardhani mendapati pesan tak biasa di handphone (HP) milik satu keluarga yang tewas di perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat. 

Budyanto juga disebut Reni menyukai hal-hal berbau klenik dan memiliki guru spiritual.

"Kecerdasan biasa saja tidak seperti kakaknya (Rudyanto). Cuma perannya membantu rumah tangga. Punya strategi, cari alternatif pengobatan non medis dan upaya memperbaiki ekonomi, hopeless," kata dia.

"Situasi berlanjut, keuangan habis, psikologi nggak berdaya. Keadaan nggak berdaya ini berpotensi memicu memperburuk fisik dan kesehatan."

"Budyanto meninggal dalam situasi ketidakberdayaan, punya kepercayaan tidak lazim, tidak sesuai yang diharapkan," lanjut Reni.

Terakhir, Dian yang memiliki ciri kepribadian khas, kerap menekan emosi negatif yang muncul, dan punya ketergantungan dengan ibunda, Margaretha.

"Tidak bisa ambil keputusan karena pola asuh, susah cari solusi di tengah ketidakberdayaan. Ketiga orang keluarga meninggal dunia."

"Situasi ini melampaui kemampuan merespons secara adaptif. Tapi masih kelihatan dia melakukan perawatan, ada beli makanan dari bon-bon belanja makanan, rumah masih dibersihkan, cara tidur nyaman di samping ibunya."

"Dia mati secara wajar," ucap Reni.

Atas hal itu, Reni menuturkan cara empat orang satu keluarga tersebut meninggal dunia mengarah secara natural, bukan cara kematian yang lain.

"Dapat ditepis adanya paham apokaliptik atau VSED (voluntarily stopping eating and drinking)," tutur dia.

Tidak Ada Unsur Pidana

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan kasus tewasnya empat orang satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, merupakan kematian yang wajar tetapi dalam kondisi tidak wajar.

Sebab saat salah satu anggota keluarga meninggal pertama kali, anggota keluarga lainnya tidak memakamkan secara wajar karena dipengaruhi kondisi keuangan, sosiologi dan pribadi setiap anggota keluarga lainnya.

Hingga akhirnya anggota keluarga lainnya menyusul meninggal dunia dengan penyebab sakit yang berbeda-beda ditambah situasi psikologis yang mempengaruhi mereka.

"Hasil penyelidikan kami yang sangat detail dengan scientific crime investigation menyimpulam kematian satu keluarga ini adalah kematian wajar dalam kondisi tidak wajar," ujar Hengki Haryadi, Jumat (9/12/2022).

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved