Senin, 29 September 2025

Kaleidoskop 2022

Kaleidoskop 2022: Kasus Menonjol Polda Metro, Narkoba Teddy Minahasa, Kematian Keluarga di Kalideres

Kasus Menonjol sepanjang 2022 yang ditangani Polda Metro, di antaranya Narkoba Irjen Teddy Minahasa hingga kasus kematian satu keluarga di Kalideres

Kolase Tribunnews
Eks Kapolres AKBP Dody Prawiranegara, Linda, Irjen Teddy Minahasa dan Hotman Paris. Sosok Linda ikut ditangkap dalam kasus peredaran narkotika Irjen Teddy Minahasa. Linda disebut memiliki jaringan penjualan narkoba kepada oknum polisi. Hotman Paris menduga ada konspirasi yang melibatkan Linda dan mantan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara dalam kasus narkoba yang juga menyeret kliennya, Irjen Teddy Minahasa. Kasus Menonjol sepanjang 2022 yang ditangani Polda Metro, di antaranya Narkoba Irjen Teddy Minahasa hingga kasus kematian satu keluarga di Kalideres 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Ditengah berbagai polemik yang terjadi di tubuh institusi Polri nampaknya tak membuat Polda Metro Jaya mengendurkan kontribusinya dalam menangani sejumlah kasus besar di wilayah hukum mereka.

Praktis terdapat sejumlah kasus yang cukup menyita perhatian publik baik yang telah ditangani maupun yang sedang ditangani oleh Polda Metro Jaya khususnya sepanjang 2022 ini.

Tribunnews.com coba merangkum setidaknya terdapat tiga kasus besar yang sempat ditangani ataupun sedang ditangani oleh Polda Metro Jaya yang dalam perjalanannya banyak menyedot perhatian masyarakat luas.

1. Kasus Peredaran Narkoba Melibatkan Mantan Kapolda Sumbar Irjen Teddy Minahasa

Keterlibtan Teddy Minahasa ini bermula dari pengungkapan oleh Polres Metro Jakarta Pusat diatensi oleh Polda Metro Jaya yang menguak adanya peredaran narkoba jenis sabu pada 10 Oktober 2022 lalu.

Setelah dilakukan pengembangan, alhasil polisi menangkap sejumlah orang yang diantaranya merupakan anggota polisi aktif yang terlibat dalam kasus tersebut salah satunya Irjen Teddy Minahasa.

Adapun anggota polisi aktif itu berjumlah lima orang diantaranya Irjen Teddy Minahasa, Kompol Kasranto, Aiptu Janto, AKBP Doddy Prawiranegara dan Aipda Achmad Darmawan.

Polisi kemudian merilis kasus tersebut di Polres Metro Jakarta Pusat pada 14 Oktober 2022 lalu.

Dalam rilis itu, Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Mukti Juharsa mengatakan, terbukti bahwa Teddy Minahasa berperan sebagai pengendali sabu seberat 5 kilogram dari wilayah Sumatera Barat.

Hal itu ia dapati usai melakukan pengembangan teknologi terhadap Kompol Kasranto dan Aiptu Janto yang sebelumnya telah ditangkap.

"Setelah kami kembangkan lagi adanya keterlibatan TM sebagai pengendali 5 kilogram sabu dari Sumbar,' kata Mukti dalam konferensi persnya di Polres Metro Jakarta Pusat, Jum'at (14/10/2022).

Dalam kasus ini terungkap bahwa sabu 5 kilogram itu berdasarkan pernyataan Teddy merupakan barang bukti yang sengaja disisihkan untuk menjebak seorang bernama Linda Pudjiastuti.

Selain itu Teddy juga dikabarkan memerintahkan agar barang bukti sabu seberat 5 kilogram itu ditukar dengan tawas sebelum akhirnya untuk menjebak Linda.

Bersama Teddy dan empat anggota polri aktif itu Polda Metro Jaya menangkap enam tersangka lain yang merupakan warga sipil.

Enam orang sipil yakni berinisial HE, AR, L, A, AW, dan DG.

Teddy pun akhirnya ditetapkan sebagai tersangka atas kasus peredaran narkoba tersebut.

"Sudah ditetapkan bapak TM jadi tersangka," kata Mukti

Setelah menetapkan Teddy sebagai tersangka, penyidik Ditresnarkoba Polda Metro Jaya pun menjalankan rangkaian proses hukum terhadap eks Kapolda Sumatera Barat itu.

Teddy yang sempat di patsuskan di Div Propam Mabes Polri tetap dilakukan pemeriksaan oleh Polda Metro Jaya.

"Di Mabes (pemeriksaan Teddy Minahasa) karena kan masih tahanan sana. Penyidik yang datang kesana," kata Zulpan ketika dikonfirmasi, Senin (17/10/2022).

Irjen Teddy Minahasa terlihat menggunakan baju berwarna oranye bertuliskan tahanan Polda Metro Jaya dan peci berwarna hitam di kepalanya saat digiring masuk ke dalam Rutan Polda Metro Jaya, Senin (24/10/2022).
Irjen Teddy Minahasa terlihat menggunakan baju berwarna oranye bertuliskan tahanan Polda Metro Jaya dan peci berwarna hitam di kepalanya saat digiring masuk ke dalam Rutan Polda Metro Jaya, Senin (24/10/2022). (Tribunnews.com/ Abdi Ryanda Shakti)

Berjalannya waktu Teddy Minahasa yang telah selesai menjalani Patsus di Mabes Polri kemudian menjalani penahanan di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya pada 24 Oktober 2022.

Di Rutan Narkoba Polda Metro Jaya, Teddy menjalani masa tahanan selama 20 hari sambil melakukan pemeriksaan lanjutan mengenai kasus narkoba yang menjeratnya itu.

"Terkait dengan Pak Irjen TM mulai malam ini sampai 20 hari ke depan Pak TM dilakukan penahanan," kata Zulpan saat dihubungi, Senin (24/10/2022).

Kini nasib Teddy pun akan berlanjut di persidangan setelah berkas perkara dirinya beserta tersangka lain dianggap sudah lengkap dan akan segera di sidangkan dalam waktu dekat ini.

2. Kasus Temuan Mayat Perempuan dalam Kantong Plastik di Kolong Tol Becakayu

Kasus yang pertama kali mencuat pada 17 Oktober 2022 ini juga cukup menyita perhatian publik.

Pasalnya kala itu publik digegerkan dengan temuan jasad seorang perempuan yang terbungkus plastik di Kolong Tol Becakayu, Jakarta Timur.

Jasad perempuan yang belakangan diketahui bernama Ade Yunia Rizbani alias AYR (36) akhirnya terungkap setelah Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya langsung bergerak cepat mengungkap kasus tersebut.

Dalam pengungkapan itu, polisi tak butuh waktu lama menangkap Christian Rudolf Tobing (36) yang merupakan dalang pembunuhan terhadap AYR yang dimana masih memiliki hubungan pertemanan.

Terkait kasus ini, Rudolf pun sempat dianggap sebagai seorang psikopat karena tertawa usai membawa jasad AYR menggunakan troli di sebuah Apartemen kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Kala itu Rudolf yang sedang berada di dalam lift terekam kamera CCTV sedang tertawa seorang diri usai diduga membawa jasad AYR yang terbungkus plastik hitam.

Baca juga: Polisi Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Icha yang Jasadnya Dibuang Rudolf di Kolong Tol Becakayu

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi menjelaskan, bahwa ekspresi yang dibuat oleh Rudolf itu lantaran pria tersebut mengaku puas telah membunuh AYR.

"Menurut keterangan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) karena target sudah tercapai dibunuh," ujar Kombes Pol Hengki, Jumat (21/10/2022).

Senada dengan Hengki, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga juga menyebut Rudolf senang misinya membunuh Ade berhasil dan sesuai rencana.

"Dia senang mission accomplish," ucap Yoga menambahkan.

Selain itu, terdapat fakta lain terkait kasus tersebut.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga jika Rudolf juga pernah menjadi pendeta muda di sebuah gereja di kawasan Bogor, Jawa Barat.

"Pengakuan tersangka pernah menjadi pelayan di gereja ini sedang kita dalami. Ada informasi yang bersangkutan pendeta muda di salah satu gereja dan ini sedang didalami," ucap Panjiyoga. 

Hal itu pun diperkuat oleh pimpinan Gereja GBP KAM, Charles F yang menerangkan, selama dia menjalani perannya sebagai pendeta muda, Rudolf merupakan sosok yang biasa-biasa saja.

"Hubungan dia hanya seorang pendeta muda untuk ditugaskan khotbah. Diluar dari itu tidak ada dan tidak punya kewenangan. Gapunya jabatan lain juga," kata Charles dikutip TribunnewsBogor.com.

Baca juga: Usai Membunuh, Rudolf Langsung Buang Jenazah Icha di Kolong Tol Becakayu pada Malam Harinya

Sementara itu untuk motif pembunuhan yang dilakukan Rudolf terhadap AYR. Polisi menjelaskan, bahwa yang bersangkutan merasa sakit hati terhadap korban.

Selain itu, Rudolf juga disebut memiliki target lainnya yang juga merupakan teman dekatnya selama ini.

"Sebetulnya pelaku ada dua target lagi (total 3 target) yang akan dieksekusi, hal ini terkait rasa sakit hatinya," kata Panjiyoga.

Singkat cerita, adapun dalam proses pembunuhan itu dikatakan polisi Rudolf mengiming imingi AYR dengan membuat konten podcast dengan tema keagamamaan di kamar apartemen milik Rudolf.

Berdasarkan keteranganya, cara tersebut dianggap Rudolf akan memudahkan dirinya membunuh AYR lantaran teman dekatnya itu akan tertarik jika diajak membuat podcast.

"Jadi pelaku ini tahu bagaimana mengajak korban, dengan cara membuat konten podcast bersama," ujar Panjiyoga.

Di kamar tersebut, Rudolf menghabisi nyawa korban AYR dengan cara mencekiknya.

"Pelaku membunuh korban dengan cara dicekik," katanya.

Barulah setelah membunuh, Rudolf membuang jasad AYR di kolong tol Becakayu, Jakarta Timur.

Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indriwieeny Panjiyoga menyebut, lokasi kolong tol Becakayu yang sepi dari aktivitas warga diisinyalir jadi alasan Rudolf memilih membuang jenazah Icha di lokasi tersebut.

"Pelaku membuang jenazah korban disitu karena disitu sepi," kata Panjiyoga ketika dikonfirmasi, Minggu (23/10/2022).

Christian Rudolf Tobing (36) menjalani proses rekonstruksi yang digelar Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya terkait di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2022) siang.
Christian Rudolf Tobing (36) menjalani proses rekonstruksi yang digelar Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya terkait di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2022) siang. (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan)

Mantan Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat itu juga menerangkan, Rudolf sengaja membuang jasad Icha di kolong Tol Becakayu lantaran searah dengan jalur pulang pelaku.

Seperti diketahui, Rudolf tega menghabisi Icha yang merupakan rekannya itu usai mengalami cekcok di Apartemen Pramuka, Jakarta Pusat.

"Karena (kolong Tol Becakayu) searah jalan dengan kediaman pelaku," ungkap Panjiyoga.

Atas perbuatannya Rudolf dijerat dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

3. Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Jakarta Barat

Warga Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan adanya penemuan empat orang dalam keadaan tewas pada Kamis (10/11/2022).

Keempat jasa itu yakni seorang bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial KM (66), dan paman berinisial BG (68).

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Haris Kurniawan menerangkan penemuan empat mayat itu awalnya saat warga curiga setelah mencium bau busuk yang berasal dari salah satu rumah.

"Pada saat dibuka ditemukan ada empat jenazah di dalam, dua laki-laki dan dua perempuan," kata Haris kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menyebut dari hasil pemeriksaan dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, keempat orang yang tewas itu sudah lama tidak mendapat asupan makanan maupun minuman.

"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan, jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot ototnya sudah mengecil," ucap Pasma.

Baca juga: Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Karena Sakit, Mengapa Tak Minta Tolong Tetangga? Ini Kata Ahli

Namun berjalannya waktu, kasus yang selanjutnya ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya membantah bahwa ke empat jeazah tersebut tewas akibat tidak makan.

Hal itu diungkap oleh Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi yang mengatakan tak bisa menyimpulkan bahwa penyebab kematian karena kelaparan.

"Jadi, kami belum bisa beri kesimpulan bahwa korban ini meninggal karena kelaparan,” ujarnya.

“Hasil penyelidikan sementara ini, kami temukan bekas-bekas bungkus makanan dari satu sisi, namun di rumah tidak ada persediaan makanan," imbuh Hengki. 

Kematian satu keluarga ini pun juga dikaitkan dengan adanya dugaan kecendrungan sekte tertentu yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarg bernama Budyanto Gunawan.

"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief (kepercayaan) dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah dalam keluarga dilakukan melalui ritual tertentu," kata Hengki dalam keteranganya, Selasa (29/11/2022).

Selain itu Hengki juga menjelaskan, dalam hasil penyelidikan sementara itu, hal itu juga diperkuat dengan ditemukannya sejumlah benda berupa buku-buku lintas agama serta mantra dan kemenyan di dalam rumah tersebut.

"Oleh karenanya kami akan mengundang ahli sosiologi agama untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan tulisan yang ada di dalam buku serta hubunganya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," jelasnya.

Namun berjalannya waktu polisi yang menggabdeng sejumlah ahli akhirnya berhasil menyimpulkan penyebab kematian satu keluarga tersebut pada 9 Desember 2022 lalu.

Dalam kesimpulan itu polisi tak menemukan adanya suatu tindak pidana yang dilakukan terhadap ke empat jenazah satu keluarga itu dan resmi menghentikan kasus tersebut.

"Oleh karenanya maka kasus ini kedepan akan kami hentikan penyelidikannya," tegas Hengki dalam konferensi pers, Jum'at (9/12/2022).

Dokter dan tim forensik didatangkan untuk usut kematian satu keluarga yang berada di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Sabtu (12/11/2022).
Dokter dan tim forensik didatangkan untuk usut kematian satu keluarga yang berada di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat pada Sabtu (12/11/2022). (Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha)

Dalam rilis akhir itu, Ahli Sosilogi Agama, Jamhari juga memastikan bahwa empat keluarga yang tewas dalam satu rumah di Kalideres, Jakarta Barat bukanlah penganut sekte atau aliran tertentu.

Jamhari menekankan bahwa memang betul di lokasi tempat tewasnya satu keluarga itu ditemukan buku dari berbagai agama namun itu dianggapnya sebagai hal yang lumrah.

"Dari barang bukti yang ada, mereka orang wajar dan normal untuk kesembuhan, cari jodoh atau yang lain. Kesimpulan bukan orang sekte atau apokaliptik, mereka meninggal wajar," jelas Jumhari dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jum'at (9/12/2022).
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan