Minggu, 7 September 2025

Diplomat Muda Tewas di Menteng

Misteri Kematian Arya Daru, 2 Kriminolog UI Beda Pendapat: Diplomat Muda Bunuh Diri atau Dibunuh?

Misteri kematian Arya Daru makin pelik. Dua kriminolog UI beda pendapat: bunuh diri atau dibunuh? Polisi tunggu hasil autopsi.

Editor: Glery Lazuardi
Istimewa via Wartakotalive.com
KASUS DIPLOMAT TEWAS - Rekaman CCTV memperlihatkan dua orang pria di depan kamar kos Arya Daru Pangayunan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, sebelum korban ditemukan tewas, Selasa (8/7/2025). Potret almarhum Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kemlu, yang meninggal secara misterius di indekos kawasan Menteng, Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (39), terus menyita perhatian publik. 

Pasalnya, hingga Jumat (11/7/2025), belum ada penjelasan resmi terkait penyebab kematian alumnus Hubungan Internasional UGM tersebut.

Yang mengejutkan, dua kriminolog dari kampus ternama Universitas Indonesia (UI) menyampaikan analisa yang saling bertolak belakang: satu menyebut kemungkinan pembunuhan, satunya lagi percaya Arya bunuh diri.

Baca juga: Misteri Kematian Diplomat Arya Daru Disorot Kriminolog, Dibunuh atau Bunuh Diri?

Ditemukan Tak Bernyawa di Kosan, Kepala Dililit Lakban

Arya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kamar indekosnya kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi (8/7/2025). 

Saat ditemukan, jasadnya berada di atas tempat tidur, terbungkus selimut, dengan lakban kuning melilit kepala.

Tak ada tanda kekerasan yang ditemukan oleh polisi di tubuh korban.

Namun karena kondisi jenazah yang janggal, jenazah Arya langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk menjalani autopsi.

Kriminolog UI Haniva Hasna: “Ini Diduga Pembunuhan, Bukan Bunuh Diri”

Kriminolog UI Haniva Hasna menduga kuat bahwa kematian Arya bukan murni bunuh diri, melainkan pembunuhan yang dirancang sedemikian rupa agar terlihat seperti bunuh diri.

“Sangat memungkinkan bahwa ini adalah kasus pembunuhan, karena kita perlu melihat ya seberapa ketat dia melilitkan lakban ini, diawali dari mana dulu, apakah dari kening, dari leher, atau dagu,” ungkap Haniva dikutip dari Metro TV News, Kamis (10/7/2025).

Menurutnya, lakban bukan metode umum dalam kasus bunuh diri.

Proses penggunaannya yang lama dan menyakitkan, tidak sejalan dengan karakteristik pelaku bunuh diri yang biasanya ingin mengakhiri hidup dengan cepat dan tanpa rasa sakit.

“Sementara kalau lakban, dia harus menggunakan peralatan yang lebih lama dia kehilangan nyawanya dan membutuhkan keterampilan khusus.”

Haniva memunculkan dua skenario:

Lakban digunakan untuk membungkam korban agar tidak berteriak.

Korban sudah dibunuh lebih dulu, lalu pelaku merekayasa seolah-olah Arya melakukan bunuh diri.

“Kasus ini sangat kompleks. Kalau benar dibunuh, pelaku sudah mempersiapkan semuanya dengan rapi dan memperhitungkan banyak hal,” tegas Haniva.

Baca juga: Soal Tewasnya Diplomat Kemlu, Kriminolog Harap Polisi Segera Rilis Hasil Autopsi

Adrianus Meliala: “Ini Bisa Saja Bunuh Diri yang Direncanakan dengan Obat dan Lakban”

Sementara itu, kriminolog UI lainnya, Adrianus Meliala, menyampaikan pandangan berbeda.

Ia justru menilai bahwa kemungkinan besar Arya bunuh diri berdasarkan hasil olah TKP dan penyelidikan awal polisi.

“Kalau dari analisis terhadap lingkungan dari almarhum, saya lebih meyakini salah satu tindakan bunuh diri mengingat tidak ada pihak lain yang masuk atau keluar saat-saat yang bersangkutan itu meninggal,” jelasnya dalam program Kompas Petang, Rabu (9/7/2025).

Adrianus mengacu pada beberapa temuan:

Pintu kamar terkunci dari dalam

Tidak ada bekas kekerasan di tubuh

Sidik jari yang ditemukan di lakban hanya milik Arya

“Artinya, bisa diduga almarhum sendiri yang melakban diri sendiri. Mungkin dia ingin menutup jalan napas agar bisa cepat kehilangan kesadaran.”

Adrianus menduga, Arya mungkin sudah mengonsumsi obat tidur sebelum melilitkan lakban ke wajahnya.

“Tentu masih ada beberapa clue yang kelihatannya akan diperoleh dari pemeriksaan forensik, termasuk toksikologi, karena sebelum meninggal almarhum sempat makan malam.”

Baca juga: Diplomat Kemlu RI Tewas dengan Wajah Terlakban, Eks Kabareskrim Soroti Kasus TPPO

Susno Duadji: “Kasus Ini Bisa Diungkap, Kuncinya Ada di CCTV, HP, dan TKP”

Mantan Kabareskrim Polri Susno Duadji juga turut angkat bicara. Ia menyebut bahwa kasus Arya Daru bisa diungkap jika aparat fokus pada empat aspek utama:

Kondisi jasad

Bukti di TKP, termasuk sidik jari

Ponsel korban

Rekaman CCTV di sekitar lokasi indekos

“Hp ada, sidik jarinya ada, CCTV ada. Kemudian hasil pemeriksaan dari istri, saksi yang mengetahui, saksi yang mendobrak, InsyaAllah bisa terungkap,” ujarnya dalam tayangan KompasTV Pontianak.

Susno mengingatkan bahwa orang-orang terakhir yang bertemu dengan korban harus diperiksa lebih dalam.

“Setiap orang yang paling berdekatan dengan korban sebelum meninggal, semuanya harus dicurigai. Walau belum tentu pelaku.”

Ia juga menekankan pentingnya autopsi dalam membongkar motif dan cara kematian.

“Hasil autopsi akan menjawab semuanya—apakah korban menegak racun, meminum obat tidur, atau justru ada bekas kekerasan.”

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kriminolog UI Lihat Kasus Arya Daru Condong ke Arah Pembunuhan,Susno Duadji Singgung Sosok Dicurigai, 

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan