Sabtu, 13 September 2025

Diplomat Muda Tewas di Menteng

Sebut Terlalu Dini Simpulkan Arya Daru Tewas Akhiri Hidup, Eks Kabareskrim: Saya Meragukan

Eks Kabareskrim meragukan Arya Daru Pangayunan tewas karena bunuh diri. Soroti lilitan lakban yang rapi.

Dok. Pribadi Arya Daru
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Foto ini diunggah di media sosialnya pada 4 Februari 2024. Dalam tayangan Dua Arah KompasTV yang dikutip Tribunnews.com, Minggu (20/7/2025), mantan Kabareskrim, Komjen (Purn) Ito Sumardi, meragukan Daru tewas karena mengakhiri hidup. Daru sendiri ditemukan tewas di kosannya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. 

TRIBUNNEWS.com - Mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn), Ito Sumardi, meragukan tewasnya Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, karena mengakhiri hidup.

Ito mengatakan, dalam kepolisian, ada dua jenis kematian, yaitu wajar dan tak wajar.

Kematian tidak wajar terjadi karena pembunuhan maupun mengakhiri hidup.

Apabila melihat kondisi Daru tewas dalam keadaan kepala dililit lakban, Ito memastikan kematian Diplomat Muda itu adalah hal yang tak wajar.

"Di kepolisian itu ada dua, mati wajar atau tidak wajar. Tidak wajar ini ada yang karena bunuh diri atau dibunuh," ungkap Ito dalam tayangan Dua Arah KompasTV, dikutip Tribunnews.com, Minggu (20/7/2025).

"Kalau kita melihat dililit kepalanya, itu sudah jelas masuk ke dalam (kematian) tidak wajar," lanjutnya.

Baca juga: Reza Indragiri: Tetap Ada Kemungkinan Arya Daru Dibunuh, Meski Hanya Satu Sidik Jari di Lakban

Meski demikian, Ito meragukan penyebab tewasnya Daru adalah karena mengakhiri hidup.

Sebab, tak mungkin bagi Daru untuk melilit kepalanya sendiri menggunakan lakban, secara rapi.

Ia menilai terlalu dini untuk menyimpulkan Daru tewas karena mengakhiri hidup dengan cara melakban kepala.

"Apakah bisa melakban kepalanya sendiri secara rapi, sementara dia sendiri kan harus mengambil napas?"

"Sesuai pengalaman saya, saya meragukan kalau ke arah bunuh diri," ujar Ito.

"Menurut saya pribadi, terlalu dini mengatakan ini bunuh diri atau dibunuh," imbuhnya.

Ito menekankan, hal yang perlu menjadi fokus penyidik adalah membuktikan mengapa kepala Daru dililit lakban.

Ia menyebut forensik bisa memeriksa paru-paru Daru untuk mengetahui apakah korban tewas setelah atau sebelum kepalanya dililit.

"Di sini yang harus dibuktikan adalah, kenapa ada lilitan di kepalanya?"

"Kalau dengan pembuktian forensik, misalnya diperiksa paru-parunya seperti orang tenggelam, itu kan masalah pernapasan," jelas Ito.

"Kalau dia dililit sudah meninggal, itu 100 persen pembunuhan. Tapi kalau waktu itu dililit masih hidup, bisa dia dibunuh, bisa bunuh diri," urainya.

Namun, Ito menekankan perlu pendalaman lebih lanjut untuk bukti-bukti lainnya, termasuk rekaman CCTV dan ponsel Daru.

"Di sini harus didalami dengan bukti-bukti lain, rekaman CCTV, HP. Sekarang dari Polda melakukan pendalaman menggunakan scientific crime investigation," pungkas Ito.

Diketahui, Daru ditemukan tewas di kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Selasa (8/7/2025) pagi.

Penemuan jasad Daru ini bermula dari kecurigaan sang istri yang tak bisa menghubungi korban.

Istri Daru lantas meminta bantuan penjaga kos untuk mengecek kondisi suaminya.

Di hari yang sama, jenazah Daru dibawa pulang ke Yogyakarta setelah dilakukan autopsi.

Jenazah Daru dimakamkan di kampung halamannya di Bantul, DI Yogyakarta, Selasa sore.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan