Tingkatkan Pendapatan, Warga Meruya Utara Jakbar Mendapat Pelatihan Olah Sampah Daun Menjadi Kompos
Tumpukan sampah telah menciptakan kondisi lingkungan yang tidak sehat dan berpotensi membahayakan masyarakat
Penulis:
Erik S
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pengelolaan sampah daun di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar) masih menghadapi tantangan.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2023, total timbulan sampah nasional mencapai 31,9 juta ton, dengan hanya sekitar 63,3 persen yang dapat dikelola dengan baik.
Hal ini berarti ada sekitar 11,3 juta ton sampah yang tidak terkelola secara efektif.
Masalah tumpukan sampah telah menciptakan kondisi lingkungan yang tidak sehat dan berpotensi membahayakan masyarakat.
Salah satu dampak signifikan dari pengelolaan sampah yang buruk adalah munculnya binatang melata, seperti ular dan biawak, yang sering kali ditemukan di area-area dengan tumpukan sampah.
Oleh karena itu, tim dosen Penerima Hibah DIKTI 2025 dari Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) menggelar menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk 'Dari Limbah Menjadi Berkualitas: Program Pelatihan Pembuatan Kompos untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Meruya Utara'.
Hibah Dikti adalah program pendanaan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) untuk mendukung kegiatan penelitian, pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan perguruan tinggi. Sementara Undira adalah sebuah universitas swasta yang pusatnya berada di Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Baca juga: Detik-detik Longsor TPA Galuga, Pekerja DLH Kota Bogor Meninggal Tertimbun Sampah
Dalam kegiatan PKM tersebut, Undira bekerja sama dengan Democare, sebuah organisasi masyarakat yang peduli di bidang Kesehatan dan kemanusiaan.
Ketua tim pelaksana, Lutfi Alhazami mengatakan kegiatan pelatihan pembuatan kompos di Kelurahan Meruya Utara bertujuan mengurangi tumpukan sampah yang berasal dari pohon peneduh dan lainnya, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah daun.
Masyarakat diberi edukasi dengan memberikan mesin pencacah daun dan edukasi tentang teknik pengomposan, meningkatkan ekonomi lokal dengan menciptakan peluang usaha baru melalui penjualan pupuk kompos berkualitas dan program ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan).
"Program ini mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto terkait pemberdayaan ekonomi rakyat kecil serta fokus RIRN pada pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan," kata Lutfi dalam keterangannya, Senin (11/8/2025).
Dalam kegiatan ini, 10 peserta yang hadir tidak hanya memperoleh materi teori, tetapi juga praktik langsung mencacah daun yang langsung dipraktikkan Wakil Rektor 1 Universitas Dian Nusantara Jakarta Margono Sugeng.
"Mesin yang digunakan memiliki 6 pemotong pisau yang mampu memotong daun hingga ranting berukuran maksimal 2 cm yang dapat dijadikan pupuk," ujar Margono.
Dari kegiatan PMP ini menghasilkan 1 mesin pencacah daun dan 10 pupuk kompos alami dari daun yang akan dijual kembali. Mahasiswa juga turut dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
"Mesin ini akan kami gunakan sebaik mungkin sehingga menjadi pupuk terbaik dan hasilnya akan kembali ke masyarakat," kata Ketua Organisasi Democare Adib Bukhori.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.