Menghidupkan Jakarta Lewat Taman Kota: Dari Rekreasi hingga Interaksi Sosial

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah padatnya aktivitas dan kemacetan yang seolah nggak ada habisnya, keberadaan ruang publik menjadi sesuatu yang terasa makin berharga bagi warga Jakarta. 

Pasalnya, di balik gedung-gedung tinggi dan jalanan yang sibuk, ruang publik seperti taman kota hadir sebagai tempat bagi berbagai kalangan masyarakat untuk bisa “bernapas” sejenak, apalagi jika bisa diakses hingga malam hari.

Dengan waktu operasional taman yang lebih panjang, warga dengan jam kerja tidak menentu, para pekerja malam, hingga pelajar yang memiliki waktu terbatas tetap dapat menikmati ruang untuk beraktivitas, berekspresi, dan merasa terhubung dengan kehidupan kota. 

Menariknya, taman kota juga memiliki nilai unik tersendiri: semua orang dapat menikmatinya secara cuma-cuma. Inilah yang menjadikan taman sebagai ruang bersama yang inklusif dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Seiring waktu, peran taman kota juga semakin berkembang. Tidak hanya menjadi tempat rekreasi, berkumpul, atau berolahraga, tetapi juga menjadi ruang pemulihan diri, pusat kegiatan kreatif, hingga titik kumpul komunitas. 

Lebih dari itu, sebagai bagian dari Ruang Terbuka Hijau (RTH), taman kota berperan penting dalam menjaga kualitas lingkungan. Kehadiran pepohonan membantu menurunkan suhu, menyerap polusi, dan memperbaiki kualitas udara Jakarta jadi lebih baik.

Baca juga: Pramono Anung Sebut Biaya Perawatan Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta Ditanggung Pemprov

Taman di Jakarta Buka 24 Jam

Sejak beberapa bulan lalu, Pemprov DKI Jakarta meresmikan lima taman yang kini dibuka selama 24 jam. Taman tersebut adalah Taman Menteng dan Taman Lapangan Banteng di Jakarta Pusat, serta Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Literasi Martha Tiahahu di Jakarta Selatan.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menjelaskan, kebijakan membuka taman selama 24 jam bertujuan memperkuat fungsi ruang terbuka hijau sebagai fasilitas publik yang inklusif, tanpa mengabaikan aspek ekologisnya.

Ia mengaku gembira saat melihat animo masyarakat yang luar biasa dalam menyambut aktivasi taman 24 jam, khususnya di Taman Lapangan Banteng. Banyak komunitas masyarakat terpantau telah menggelar kegiatan yang membuat taman ramai dengan berbagai aktivitas positif pada malam hari, seperti olahraga malam dan lainnya.

“Terus terang, saya sungguh tidak menyangka Taman Lapangan Banteng ini sangat bagus. Komunitas yang datang menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Tadi saya bertemu dengan komunitas sepeda malam, komunitas reptil, komunitas kucing dan anjing, komunitas pecinta taman malam, komunitas yoga, dan sebagainya,” ujarnya.

Gubernur Pramono berharap, dengan keberadaan taman 24 jam, masyarakat Jakarta memiliki banyak tempat untuk berinteraksi, bersilaturahmi, berbagi, dan saling mendukung sesuai minat masing-masing. 

Ia yakin, melalui taman-taman ini akan tumbuh rasa toleransi, kebersamaan, rasa memiliki terhadap Kota Jakarta, serta saling menghormati antarwarga.

“Saya mengajak seluruh masyarakat dan komunitas di Jakarta untuk berperan dalam aktivasi taman 24 jam dan merawatnya dengan baik,” jelasnya.

Keseriusan Pemprov DKI Jakarta dalam pengoperasian taman 24 jam sebagai fasilitas ruang publik yang aman turut ditunjukkan dengan pengawasan ketat agar taman tidak disalahgunakan untuk hal negatif.

"Jumlah pengawasan juga harus diperbanyak. Dengan betul-betul pemanfaatannya buat refreshing warga Jakarta. Yang memang tensi ekonomi dan sosial sudah tinggi, jadi perlu refreshing. Saya support bahkan kalau perlu ditambah lagi jumlah tamannya," ujar Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin.