Pengumuman UN
Lembar Jawab Matematika Ningsih Terjatuh, Kotor dan Basah
Ironis. Hanya g
Editor:
Iswidodo
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI- Ironis. Hanya gara-gara nilai Matematika tiga koma, kemudian amplop itu bertuliskan tidak lulus alias harus mengulang mata pelajaran ilmu pasti tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata lembar jawab UN Matematika milik almarhumah terjatuh ke lantai sehingga kotor dan basah.
Menarik untuk membahas Wahyu Ningsih (19) siswi SMKN di Muaro Jambi yang nekat menenggak racun tanaman hingga meninggal karena tidak lulus. Padahal siswi tersebut pemegang ranking 10 besar di kelas bahkan memiliki nilai UN Bahasa Indonesia tertinggi di sekolahnya.
Ia pun takut dimarah orangtuanya sehingga mengirim SMS kepada teman karibnya untuk menjelaskan hal itu, sesaat sebelum berbuat nekat.
Hal itu terungkap dari beberapa temannya yang duduk di dekat kursi korban saat menjalani Ujian Nasional.
Menurut dua teman dekat sekaligus tetangga sedesa Ningsih, Mimi (18) dan Salmi (18), penyebab Ningsih harus mengulang tes UN adalah nilai matematikanya yang cuma di kisaran tiga koma.
Kata Mimi dan Salmi, Ningsih sebenarnya sudah merasa khawatir
nilai Matematika akan jeblok karena ada insiden yang dia takutkan akan merusak sistem penilaian komputer.
Insiden jatuhnya lembar jawab Matematika ke lantai yang kotor dan sedikit basah itu terjadi sekitar setengah jam menjelang watku habis. Putri pasangan Zul dan Siti tersebut tinggal menyelesaikan tiga soal saja.
Saat itu, pengawas menawarinya mau tetap memakai lembar jawaban itu atau mengerjakan ulang. Karena berpikir daripada nanti mesti mengulang tes lagi, ia memilih langsung menyalin ke lembar jawaban baru.
Selama tiga puluh menit yang tersisa, Neneng pun mengulang pengisian jawaban ke lembar baru. Merasa tergesa dalam menghitamkan jawaban, Nining khawatir hasil tes matematikanya akan buruk.
Ningsih, di mata kawan-kawannya adalah sosok gadis yang rajin dan berbakat. Ia gemar dalam hal membudidayakan tanaman. Sepulang sekolah ia sering membuat stek cangkok tanaman dan mengokulasi macam-macam tanaman.
Almarhumah pun telah berhasil membudidayakan tanaman Kembang Puring di pekarangan rumahnya. Kembang itu, seingat teman-temannya sebenarnya hanya tanaman buangan warga yang kemudian dipungut dan dibawa pulang Neneng. (*)