Senjata Teroris yang Digerebek Densus 88 Berharga Rp 450 Ribu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Dalam setiap penggerebekan teroris oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri terutama di Cikampek, Cawang dan terakhir di Solo selalu ditemukan senjata laras panjang dan beberapa bahan peledak yang siap digunakan, diduga senjata tersebut dibeli dari pasar khusus senjata seharga 50 dolar AS atau sekitar Rp 454 ribu (kurs  Rp 9.000 per dolar AS).

"Tidak sulit mencari senjata-senjata tersebut di pasaran, asal mereka tahu dan jelas lokasinya, mereka bisa mendapatkannya, " ujar Pengamat Intelijen, Wawan Purwanto saat dihubungi melalui telepon, Kamis(13/5/2010).

Menurut Wawan, untuk mendapatkan senapan, kelompok teroris yang juga merupakan Daftar Pencarian Orang(DPO) di Aceh melakukan pengiriman melalui jalur laut dengan menggunakan jasa perahu.

Senapan-senapan tersebut, lanjut Wawan bisa didapat baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Mereka mengirimnya lewat laut baik dari dalam negeri maupunluar negeri. Jalur tersebut kan selalu lolos dari pemantauan, terutama di sekitar Aceh, " jelasnya.

Tidak hanya itu, persediaan bahan peledak maupun senapan yang mereka punya juga merupakan stok-stok lama saat teror bom sempat marak di Indonesia, "Ada juga senjata lama, yang diperoleh dari banyak sumber saat Bom Kuningan, Bom Bali meledak, " tandasnya.

Sebelumnya, tim Detasemen Khusus 88 Mabes Polri, Rabu(12/5/2010) melakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Cikampek, Jawa Barat dan Cawang, Jakarta Timur.

Lima orang diduga tewas ditembak dalam penyergapan tersebut. Kelompok teroris yang digerebek di Cikampek itu berada di dekat Terminal Cikampek.

Bahkan, beberapa saat yang lalu Densus 88 Mabes Polri juga menggerebek lokasi persembunyian teroris Aceh di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah.

Dalam setiap penyergapannya, Densus 88 selalu menemukan adanya senjata laras panjang seperti AK 47, Revolver maupun bahan peledak yang siap untuk digunakan.