Putri Arga Tirta Kirana Pimpin Aksi Simpati
Alanda Kariza, putri Arga Tirta Kirana memimpin langsung 'aksi simpati help Arga' yang menuntut agar ibunya dibebaskan jelang putusan Majelis
Penulis:
Iwan Taunuzi
Editor:
Johnson Simanjuntak

Arga didakwa telah terlibat dalam pencairan kredit kepada debitur yang merugikan Bank Century sebesar Rp 360 miliar.
Menurut Alanda, setelah menjalani proses persidangan mulai dari pemeriksaan saksi hingga pemnbacaan Duplik telah memberikan dampak yang penuh tekanan bagi keluarganya.
"Bagaimana mungkin seorang karyawan yang sehari-hari berupaya melakukan pekerjaannya sesuai aturan, tiba-tiba disentak oleh bobolnya bank dimana ibu bekerja, namun tuntutan terberat tanpa diduga dijatuhkan kepadanya," kata Alanda dalam aksinya di Bundaran HI, Senin (21/3/2011).
Alhasil, Alanda mengaku adanya rekayasa dalam tuduhan yang dialamatkan kepada ibunya. Sebagai karyawan, Arga berada diluar mata rantai pemberian persetujuan aliran kredit. Sebagai Kepala Divisi Corporate Legal, Arga bertugas untuk melaksanakan kegiatan yang sifatnya kebijakan aspek hukum perusahaan, bukan aktivitas operasional.
Sebelumnya, penasehat hukum Arga, Humphrey Djemat mengatakan kliennya tidak layak untuk dijadikan terdakwa. Menurutnya, JPU sejak awal telah mengetahui yang bersalah dalam kasus ini adalah Robert Tantular dan Hermanus Hasan Muslim.
Tak hanya itu, beberapa kaki kanan keduanya seperti Darso Wijaya ('caretaker'), Sussana Coa, Hamidy, Krishna Jagateesen juga patut disalahkan dan bertanggung jawab atas kerugian Bank Century.
"Perlu diketahui juga bahwa Thariq Khan adalah sang penerima kredit yang belakangan diketahui debitur fiktif dari empat perusahaan yakni PT Canting Mas Persada, PT Wibowo Wadah Rejeki, PT Accent Invesment Indonesia dan PT signature Capital Indonesia. Tapi justru Argalah yang dijadikan sebagai terdakwa. Itu keanehan yang luar biasa," kata Humphrey Djemat.