Jumat, 12 September 2025

Terapi di Rel Kereta Api

Ingin Bunuh Diri tapi Penyakit Malah Sembuh

Terapi dengan cara rebahan di rel kereta api, dipercaya bisa menghilangkan berbagai jenis penyakit, antara lain stroke dan diabetes.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Juang Naibaho
zoom-inlihat foto Ingin Bunuh Diri tapi Penyakit Malah Sembuh
Tribunnews.com/Adi Suhendi
Sejumlah masyarakat di sekitar rel kereta api melakukan aksi tidur di rel lintasan kereta api yang beraliran listrik ringan, di jalur lintasan dekat stasiun tersebut, Rabu (20/7/2011) warga setempat menganggapnya therapi untuk penyebuhan (TRIBUNNEWS.COM/Adi Suhendi)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terapi listrik di rel kereta api di dekat Stasiun Rawa Buaya, Jakarta Barat, mendadak menjadi pembicaraan warga Jakarta. Terapi dengan cara rebahan di rel kereta api, dipercaya bisa menghilangkan berbagai jenis penyakit, antara lain stroke dan diabetes.

Kabar yang berhembus ini sontak membuat sejumlah warga penasaran untuk menjalani terapi listrik ini. Setiap hari warga yang menjalani terapi ini pun semakin banyak.

Entah siapa yang memulai melakukan terapi itu, tetapi dari informasi yang dihimpun wartawan, terapi tersebut diperkenalkan warga yang tinggal di sekitar daerah tersebut.

Sejumlah warga yang tinggal di Rawa Buaya, Jakbar, mempunyai cerita yang sama tentang muasal terapi ini. Seperti dikisahkan Neneng (59), warga Rawa Buaya. Awalnya ada orang yang sakit stroke dan sudah merasa putus asa, sampai akhirnya ia pun merebahkan dirinya di rel kereta api.

"Menurut cerita ada orang yang seperti putus asa, kemudian ia berjalan ke rel kereta api lalu tiduran di rel kereta api kayak orang yang mau bunuh diri. Tapi ternyata malah sembuh," jelas Neneng saat ditemui wartawan di sekitar stasiun tersebut, Rabu (20/7/2011).

Cerita senada dilontarkan Kusmiati (67). Dia mengaku orang yang melakukan terapi pertama kali adalah tetangganya. Tetapi Kusmianti tidak mengenal dekat orang tersebut.

Kusmiati menuturkan, tetangganya itu memang menderita stroke. Dia juga mengaku melihat tetangganya itu berjalan ke rel kereta api lalu merebahkan tubuhnya di rel kereta api.

"Tetapi saya tidak tahu siapa dia, dan sekarang pun gak tahu di mana dia tinggal. Kalau tidak salah dia itu orang Batak," tuturnya.

Kusmiati yang menderita diabetes dan sudah setahun menjalani terapi di sebuah klinik, mengaku pernah disarankan oleh tetangganya itu untuk rebahan di rel kereta api.

"Dia yang mememberitahukan saya untuk melakukan terapi seperti ini (rebahan di rel kereta api). Untuk menyembuhkan penyakit diabetes saya," ujar Kusmiati.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan