Lebaran 2011
Tifatul Sempat Tak Akui Sebut Nama Nazaruddin di Khutbah
Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul sembiring berharap khutbah yang disampaikannya pada salat idulfitri

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul sembiring berharap khutbah yang disampaikannya pada salat idulfitri di Mako Brimob menyadarkan Nazaruddin.
"Namanya mengingatkan, Mudah-mudahan dia tersadarkan," kata Tifatul usai salat id di Lapangan Mako Brimob, Kelapa dua, Depok, Rabu (31/8/2011).
Menurut Tifatul, manusia tidak memiliki fungsi konstan maka setiap orang dapat berubah dari baik menjadi buruk begitu pula sebaliknya.
Mengenai khutbah Tifatul yang beberapa kali menyebutkan Nazaruddin, Mantan Presiden PKS itu sempat tidak mengakuinya.
"Salah dengar itu. Siapa saja lah, beliau kebetulan ikut, jadi kata orang Arab kan pukul lah besi itu ketika sedang panas, jadi saya berharap tentunya orang-orang sadar terhadap apa kekeliruannya, termasuk juga seluruhnya, bukan Nazaruddin saja," ucapnya.
Tifatul menuturkan dalam kutbahnya dihadapan ribuan umat muslim yang memenuhi lapangan mako Brimob itu, dirinya membicarakan tentang kedekatan seseorang dengan Allah SWT.
"Sejengkal kita mendekat kepada Allah, Allah mendekat sehasta. Kalau kita mendekat sehasta, Allah akan mendekat sedepa, kalau kita berjalan menuju Allah, Allah akan berlari kepada kita. Artinya bahwa peluang kita untuk bertaubat memperbaiki diri itu masih terbuka," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring menyindir Nazaruddin dalam khutbahnya saat Salat Idul Fitri 1432 Hijriah di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Nazaruddin diketahui salat berjamaah di Lapangan Mako Brimob bersama saudaranya M Nasir serta Hasyim. Tersangka kasus suap wisma atlet itu duduk di shaf kedua dengan juru bicara Rutan Mako Brimob, AKBP K Budiman. Saat khotbah, Tifatul mengatakan bila masyarakat hanya bergantung pada kekuasaan maka akan berakhir dengan kehancuran.
"Wahai Nazaruddin, jangan dikira, kalau kita berbuat sesuatu Allah tidak lihat. Tak ada yang tahu kecuali Allah SWT. Tidak gugur satu daun, dan tidak gugur satu biji di kegelapan malam. Allah Catat, biji saja Allah catat, apalagi manusia. Seolah-olah dia tidak paham Quran, seolah-olah Allah tidak dekat dengan manusia, padahal Allah dekat dengan urat lehernya sendiri," kata Tifatul dalam khutbahnya.