FPI Ditolak
Pengepungan Pimpinan FPI Berbau Konflik Agraria
Habib Rizieq Syihab mengungkapkan bahwa aksi pengepungan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya,
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Habib Rizieq Syihab mengungkapkan bahwa aksi pengepungan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (11/2/2012) berlatar belakang permasalahan penguasaan tanah.
Habib Rizieq menjelaskan bahwa anggota DPRD Seruyan Kalimantan Tengah Budiandri sedang melakukan pembelaan terhadap masyarakat Dayak Seruyan yang tanahnya dirampas pengusaha di Kalimantan.
"Setelah beliau berjuang selama bertahun-tahun, justru beliau yang dikejar-kejar, mau dikerjai gubernur Kalteng dan Kapolda Kalteng. Maka dari itu mereka meminta perlindungan pada FPI dan FPI sekarang sedang melakukan advokasi dan litigasi," ungkap Habib Rizieq di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (13/2/2012).
Dikatakan Habib Rizieq, Gubernur Kalteng Teras Narang lah yang membuat gerakan untuk menolak kedatangan FPI. Menurutnya gubernur takut bila FPI membongkar kebobrokan kepemimpinannya.
"Jadi sekali lagi, ini kasusnya bukan sentimentil agama. Ini bukan persoalan SARA. Ini permasalahan pejabat korup, penjahat besar sengketa agraria yang ingin mengadu domba anak bangsa untuk melindungi kepentingan politiknya," ungkapnya.
Sementara Budiandri yang ikut dengan FPI ke Mabes Polri membenarkan apa yang diungkapkan Habib Rizieq. Menurutnya tidak benar masyarakat Dayak menolak kedatangan FPI di Kalteng.
"Kami tetap akan membuat FPI di Kalteng terutama di Seruyan. Masyarakat di sana mendukung keberadaan FPI. Kami meminta kepada Habieb Rizieq untuk membentuk FPI di sana," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, rombongan FPI dihadang sekitar 800 orang dari Suku Dayak di Bandara Udara Cilik Riwut Palangkaraya, Sabtu (11/2/2012).
Akibatnya, rombongan FPI tetap berada di dalam pesawat Sriwijaya Airlines dan diterbangkan ke Banjarmasin untuk seterusnya pulang ke Jakarta.
Peristiwa tersebut pun berbuntut panjang, FPI kemudian melaporkan kejadian pengepungan tersebut ke Bareskrim Polri.