Dahlan Iskan Ngamuk
Dahlan Iskan Ngamuk, Tarif Tol Belum Pantas Naik
Ketua Komisi V DPR Yasti Soeprejo Mokoagow mengapresiasi langkah Menteri BUMN Dahlan Iskan mengontrol
Penulis:
Hasanudin Aco
Editor:
Anwar Sadat Guna

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi V DPR Yasti Soeprejo Mokoagow mengapresiasi langkah Menteri BUMN Dahlan Iskan mengontrol kinerja para Direksi perusahaan BUMN.
Dia mencontohkan sikap Dahlan yang mengamuk di pintu tol karena pelayanan tol yang tidak maksimal.
Ini akan membuat Jasa Marga, sebagai perusahaan BUMN berbenah.
"Ini membuktikan tol belum memberikan standar pelayananan minimum," kata Yasti ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (20/3/2012).
Politisi PAN ini menegaskan, jika dua bulan lalu pemerintah sudah menjelaskan ke DPR untuk menaikkan tarif tol.
"Sebagai ketua Komisi V saya menentang kenaikan tarif tol sebab tidak ada keadilan buat masyarakat dengan pelayanan tol yang belum memenuhi standar pelayanan minimum," ujarnya.
Kendati kenaikan tarif tol diatur dalam undang-undang (UU) setiap dua tahun sekali, namun Yasti mengatakan DPR akan meninjau keinginan pemerintah itu.
"Pemerintah lupa bahwa untuk menaikkan tarif tol harus memenuhi standar pelayanan minimum. Dan terbukti SDM pengelola tol tidak memenuhi kriteria itu dan Pak Dahlan sudah merasakannya sendiri," ujarnya.
Menurut dia, pengguna tol sebenarnya mau bayar mahal tol asalkan pelayanan yang diberikan baik.
"Misalnya, kalau waktu tempuh sama saja dengan jalan biasa, maka itu tidak adil," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Dahlan Iskan mengakui dirinya ngamuk, Selasa (20/3/2012), pagi ini sekitar pukul 06.00 WIB. Dia ngamuk di pintu tol Semanggi ke arah Slipi, Jakarta.
Ceritanya bermula saat Dahlan akan menghadiri rapat setiap Selasa yang diadakan jajaran Direksi BUMN setiap pukul 07.00 WIB pagi. Dan Selasa pagi tadi, rapat akan diadakan di kantor Garuda.
Waktu mau masuk tol, Dahlan melihat antren panjang lebih dari 30 mobil.
Tentu saja ini bertentangan dengan instruksinya yang minta antrean masuk tol paling panjang lima mobil.
Dahlan pun turun dari mobil. Dia memeriksa dua loket ternyata masih kosong, hanya satu loket manual dan satu otomatis yang buka. Dua loket lainnya tutup.
Dahlan masuk loket itu dan melemparkan kursi yang ada di situ. Lalu masuk loket satunya lagi dan juga melemparkan kursinya.
Sesaat kemudian dia melihat antrean mobil di pintu tol tambah panjang. Secara cepat dia putuskan membuka penghalang pintu dan minta agar mobil yang antre segera masuk lewat loket kosong itu secara gratis.