Sidang Umar Patek
Kakak Tiri Amrozi Senang Saat Diberi Jok Mobil
Tafsir, kakak tiri Amrozi menjadi saksi dalam persidangan terdakwa terorisme Umar Patek di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (26/3/2012).
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUN JOGJA/IKROB DIDIK IRAWAN
Teroris Umar Patek tiba di Solo untuk menjalani rekonstruksi perencanaan bom Bali I, Jumat (21/10/2011)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tafsir, kakak tiri Amrozi menjadi saksi dalam persidangan terdakwa terorisme Umar Patek di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (26/3/2012).
Tafsir dipanggil sebagai saksi untuk memberikan keterangan di depan pengadilan terkait asal usul mobil Mitsubisi L300 yang digunakan Amrozi cs melakukan pengeboman di Bali pada tahun 2002 silam.
Tafsir bercerita, sebelum terjadinya ledakan bom di Bali dirinya sempat diberi jok mobil L300 nomor polisi DK 1324 BS yang digunakan untuk melakukan aksi bom di di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali.
“Pernah tahu ia membeli mobil L 300, sebelum ledakan di Bali. Saya hanya tahu ia punya mobil L300, “ ungkap Tafsir.
Namun ia tidak tahu bagaimana kondisi mobil L 300 yang dibelinya, pasalnya ia belum pernah sekali pun naik mobil yang dibeli Amozi dari Azwar Anas di Lamongan.
“Meskipun rumah saya dengan Amrozi hanya berjarak sekitar 300 meter, tetapi karena saya jarang di rumah, jadi tidak tahu,” kata Tafsir yang bekerja sebagai penyedia jasa mobil rental ini. Tiba-tiba suatu ketika Amrozi memberikannya sebuah jok mobil L 300.
“Sir, kamu mau jok ini nggak?,” kata Tafsir menirukan tawaran Amrozi saat itu.
“Siapa yang nggak mau, kebetulan kursi saya juga sudah rusak. Saat itu bungah (senang) sekali saya,” timpal Tafsir mengenang kejadian tersebut.
Kemudian, Tafsir yang juga kebetulan memiliki mobil L 300 untuk usahanya, menerima tawaran untuk melakukan tukar tambah ban L300 yang dimilikinya dengan mobil Amrozi. “Saya waktu itu memberikan uang Rp 300 ribu,” ujarnya.
Ia tidak mengetahui untuk apa Amrozi membeli mobil. Kebetulan Amrozi saat itu pun juga bekeja di bengkel bersama Ali Imron, sehingga tidak ada curiga sama sekali. “Saya nggak tahu (di mobilnya ada bahan peledak),” ucapnya.
Ia mengetahui mobil yang dibeli Amrozi untuk melakukan pemboman setelah ramai diberitakan di media. “Saya tahunya dari Televisi,” ucapnya.
Rekomendasi untuk Anda