Hari Kartini 2012
Wapres: Peran dan Keterlibatan Perempuan Makin Penting
Wakil Presiden Boediono menegaskan di era demokrasi, peran dan keterlibatan perempuan dalam dunia politik menjadi makin
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Boediono menegaskan di era demokrasi, peran dan keterlibatan perempuan dalam dunia politik menjadi makin penting. Begitu banyak segi kehidupan bangsa ini, ataupun Undang-Undang, maupun kebijakan-kebijakan publik yang memerlukan sentuhan perempuan, sentuhan para ibu.
"Sangat penting bahwa setiap kebijakan yang dibuat di tingkat pusat dan daerah diwarnai dan disemangati oleh perspektif dan kepekaan perempuan, perspektif para ibu," kata Wapres Boediono,dalam sambutan acara Kondilidasi Nasional Jaringan Kaukus Perempuan Parlemen Seluruh Indonesia, Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu (21/4/2012).
Hadir dalam acara itu antara lain Ketua MPR Taufik Kiemas, Ketua DPD Irman Gusman, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar serta Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Seluruh Indonesia Ratu Hemas.
Boediono menyatakan permasalahan yang diperjuangkan oleh pergerakan perempuan Indonesia sejak pra kemerdekaan hingga saat ini pada dasarnya sama, yaitu: hak kesetaraan, hak-hak perempuan di dalam rumah tangga, kasus perdagangan perempuan dan anak, pendidikan untuk anak, hak kesehatan reproduksi, dan sebagainya.
Yang agak menonjol setelah kemerdekaan, menurut hemat saya, adalah lebih intensifnya perjuangan kesetaraan di dalam kehidupan berpolitik. Dan hasilnya sampai saat ini, menurut penilaian saya, sangat signifikan.
UU bidang politik yang sekarang ada secara tegas memberikan jaminan terhadap kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah, Pemilu anggota DPD. Undang-Undang ini juga mengharuskan keterwakilan perempuan minimal 30% dalam pembentukan dan kepengurusan partai politik, dan dalam daftar calon anggota pemilu legislatif.
"Oleh karena itu, kita bersyukur melihat tren pertumbuhan jumlah perempuan yang terpilih menjadi anggota parlemen terus meningkat dari pemilu ke pemilu, meskipun belum mencapai angka 30%. Saya sangat yakin tren ini akan berlanjut dan dalam waktu tidak terlalu lama threshold 30% akan dicapai, dan bahkan akan dilampaui," ujar Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini dalam sambutannya.
Tapi bobot pengaruh dan peran perempuan dalam politik di tanah air tidak hanya ditentukan oleh segi kuantitas, segi kualitasnya juga sangat penting. Dari segi kualitas inipun kita semua menyaksikan kemajuan pesat yang dicapai legislator perempuan.
Konstitusi pun, imbuh dia, mengamanatkan bahwa fungsi parlemen adalah membuat undang-undang, menyusun anggaran, dan mengawasi jalannya pemerintahan. Di bidang legislasi, para legislator perempuan tentu akan terus aktif dan jeli untuk memajukan dan melindungi hak-hak perempuan.
"Jangan sampai ada klausul-klausul dalam legislasi di pusat dan di daerah yang justru merugikan kepentingan perempuan dan diskriminatif terhadap perempuan. Menurut pengamatan saya, peran ini perlu terus ditingkatkan, terutama sekali dalam pembentukan Peraturan-Peraturan Daerah," pesan Wapres.