Senin, 6 Oktober 2025

Pesawat Sukhoi Jatuh

Usai Mengikuti Ujian Nasional Nadia Menjadi Yatim Piatu

Nadia (12), putri tunggal instruktur pramugari Sky Aviation Air Craf, Maysarah (39), kini, jatuh sakit

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Usai Mengikuti Ujian Nasional Nadia Menjadi Yatim Piatu
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Wajah sedih dan cemas terlihat dari keluarga korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang menunggu kabar di posko di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/5/2012). Pesawat Sukhoi Super Jet 100 jatuh di Tapak Batu, Kaki Gunung Salak, Jawa Barat, dalam penerbangan uji coba dengan jumlah penumpang 47 orang. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Updating Sukhoi Jatuh di sini

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Nadia (12), putri tunggal instruktur pramugari Sky Aviation Air Craf, Maysarah (39), kini, jatuh sakit. Suhu badannya naik, tak ada nafsu makan setelah mendapat kabar ibunda tercintanya menjadi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.

Inasarah Wardhani (48), kakak tertua Imay, panggilan akrab Maysarah, saat ditemui di kediaman Imay di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Kamis (10/05/2012), mengatakan Nadia sangat terpukul dengan tragedi itu.

"Dia kalau ada apa-apa, pasti cerita sama ibunya, mereka berdua dekat sekali," katanya.

Hal itu dikarenakan Nadia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi selain Imay, karena ayahandanya telah meninggal karena penyakit, 2004 lalu. Ketika itu, Nadia masih berumur empat tahun.

Sejak saat itu, Imay membesarkan putrinya sendirian, bekerja sebagai pramugari dari satu maskapai, ke maskapai lainnya.

Pada 1999 Imay melahirkan Nadia. Setelah tujuh tahun bekerja sebagai pramugari di Garuda Indonesia, Imay memutuskan untuk berhenti karena melahirkan, dan fokus membesarkan anak.

Inasarah, yang akrab dipanggil Ina menjelaskan, kondisi Nadia baru mulai membaik Kamis malam. Nadia sudah mau diajak shalat berjamaah, mendoakan ibunda tercintanya.

Di hari yang sama saat Imay menumpangi Sukhoi Superjet 100 yang nahas itu, Nadia mengikuti Ujian Nasional di sekolahnya. Namun usai ujian, Nia tak bisa lagi bisa bertemu ibundanya.

Ina juga mengatakan, bahwa kepoakannya itu tidak lepas dari handphone BlackBerry, tak lain adalah untuk memantau perkembangan pencarian korban, dari berbagai media online.

Beberapa kerabat Imay juga sudah mendatangi Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, untuk mengetahui perkembangan pencarian.

Selain itu, dua orang kerabat berangkat ke desa Cidahu, Bogor, Jawa Barat, tempat Posko SAR untuk mengetahui perkembangan terkini operasi SAR.

Tragedi ini, membuat saudara-saudara Imay berjumlah delapan orang, sejenak meninggalkan pekerjaan, dan berkumpul di kediaman Imay. Tak hanya itu, sejumlah keponakan Imay pun berhenti bersekolah sejenak.

Baca juga:

Pesan Terakhir Tya: Bismillahi Tawakaltu

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved