Jumat, 12 September 2025

Pesawat Sukhoi Jatuh

Kakek 61 Tahun Jadi Penunjuk Jalan untuk Brimob

Ading, kakek 61 tahun ini tampak segar saat bertemu Tribun di Puncak Salak Satu yang menjadi tempat evakuasi untuk korban pesawat Sukhoi

Penulis: Adi Suhendi
zoom-inlihat foto Kakek 61 Tahun Jadi Penunjuk Jalan untuk Brimob
AFP/AFP
Seorang Tentara Nasional Indonesia dari Marinir memeriksa reruntuhan di lokasi kecelakaan Pesawat Rusia Sukhoi Superjet 100 di lereng Gunung Salak, di dasar penyelamatan desa Cijeruk di Provinsi Jawa Barat. Sabtu (12/5/2012) Puluhan ahli Rusia menyisir lereng gunung terpencil di Indonesia untuk mencari perekam penerbangan (Black Box) dari pesawat jet Sukhoi yang menabrak sebuah gunung berapi aktif membunuh semua orang di kapal. (AFP PHOTO)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Ading, kakek 61 tahun ini tampak segar saat bertemu Tribun di Puncak Salak Satu yang menjadi tempat evakuasi untuk korban pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Tebing Cimanik, Bogor, Jawa Barat.

Kakek 12 cucu tersebut di usia senjanya menjadi orang yang menunjukan jalan menuju Puncak Salak Satu untuk anggota Brimob yang akan melakukan evakuasi dari Balai Ternak Embrio, Cipelang, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/5/2012).

Ia mengaku kepada wartawan bahwa dirinya diminta untuk menjadi penunjuk jalan. Orang asli kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini tanpa memberitahukan berapa bayarannya bercerita banyak dengan wartawan.

"Saya baru yang ketiga naik puncak Salak ini," ujarnya.

Ayah enam orang anak ini menjelaskan dirinya hanya bermodalkan air saja untuk mendaki tiga puncak Gunung Salak dengan waktu tempuh lima jam perjalanan.

"Kalau makanan saya diberi sama mereka (Brimob)," ujarnya.

Ia terlihat tidak memakai jaket tebal, ia hanya mengenakan kemeja berbahan kain agak tebal, celana panjang, dan sepasang sandal jepit. "Saya mungkin sudah biasa saja makannya terlihat segar," ujarnya.

Wartawan Tribun yang ikut rombongan Tim F yang dipimpin Letkol Shobri dari Kopassus menganggap bahwa medan yang ditempuh untuk mencapai Puncak Salak Satu begitu berat, untuk tiba di Puncak Salak Empat,wartawan harus beberapa kali istirahat dan baru sampai setelah menempuh perjalanan.

Jalan yang menanjak dan licin membuat perjalanan terasa berat bagi wartawan, serta anggota Pramuka, dan Mapala yang ikut dalam rombongan Tim F.

Selain itu, wartawan untuk mencapai lokasi Puncak Salak Satu harus melewati jalan berakar dengan jurang dipinggirnya. Tak hanya itu, turunan terjal serta tanjakan terjal yang cukup menguras tenaga.

Namun, tidak bagi Ading. Ia merasa perjalanan tersebut biasa. Setelah bermalam satu hari di Puncak Salak Satu, ia pun sudah siap pulang, tanpa melihat rasa letih di mukanya.

*Silakan klik di Sini untuk update berita: Pesawat Sukhoi Jatuh 

Berita Terkait: Pesawat Sukhoi Jatuh

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan