Pesawat Sukhoi Jatuh
Kakek 61 Tahun Jadi Penunjuk Jalan untuk Brimob
Ading, kakek 61 tahun ini tampak segar saat bertemu Tribun di Puncak Salak Satu yang menjadi tempat evakuasi untuk korban pesawat Sukhoi
Penulis:
Adi Suhendi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Ading, kakek 61 tahun ini tampak segar saat bertemu Tribun di Puncak Salak Satu yang menjadi tempat evakuasi untuk korban pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Tebing Cimanik, Bogor, Jawa Barat.
Kakek 12 cucu tersebut di usia senjanya menjadi orang yang menunjukan jalan menuju Puncak Salak Satu untuk anggota Brimob yang akan melakukan evakuasi dari Balai Ternak Embrio, Cipelang, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/5/2012).
Ia mengaku kepada wartawan bahwa dirinya diminta untuk menjadi penunjuk jalan. Orang asli kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini tanpa memberitahukan berapa bayarannya bercerita banyak dengan wartawan.
"Saya baru yang ketiga naik puncak Salak ini," ujarnya.
Ayah enam orang anak ini menjelaskan dirinya hanya bermodalkan air saja untuk mendaki tiga puncak Gunung Salak dengan waktu tempuh lima jam perjalanan.
"Kalau makanan saya diberi sama mereka (Brimob)," ujarnya.
Ia terlihat tidak memakai jaket tebal, ia hanya mengenakan kemeja berbahan kain agak tebal, celana panjang, dan sepasang sandal jepit. "Saya mungkin sudah biasa saja makannya terlihat segar," ujarnya.
Wartawan Tribun yang ikut rombongan Tim F yang dipimpin Letkol Shobri dari Kopassus menganggap bahwa medan yang ditempuh untuk mencapai Puncak Salak Satu begitu berat, untuk tiba di Puncak Salak Empat,wartawan harus beberapa kali istirahat dan baru sampai setelah menempuh perjalanan.
Jalan yang menanjak dan licin membuat perjalanan terasa berat bagi wartawan, serta anggota Pramuka, dan Mapala yang ikut dalam rombongan Tim F.
Selain itu, wartawan untuk mencapai lokasi Puncak Salak Satu harus melewati jalan berakar dengan jurang dipinggirnya. Tak hanya itu, turunan terjal serta tanjakan terjal yang cukup menguras tenaga.
Namun, tidak bagi Ading. Ia merasa perjalanan tersebut biasa. Setelah bermalam satu hari di Puncak Salak Satu, ia pun sudah siap pulang, tanpa melihat rasa letih di mukanya.
*Silakan klik di Sini untuk update berita: Pesawat Sukhoi Jatuh