Yusuf Tinggalkan Kampung Halaman Sejak 2002

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Yusuf Rizaldi mulai merantau dari kampung halamannya di Pangkalan Susun, Langkat, Sumatera Utara, sejak tahun 2002. Bahkan saat ia merantau ke Jakarta, dirinya belum lulus dari sekolah SMK saat itu.

"Yusuf meninggalkan Pangkalan Susun pada tahun 2002 setelah tidak selesai menamatkan pendidikan STM-nya. Terakhir ia beralamat di daerah Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2012).

Kemudian pada 2004, ia menikah dengan seoang guru ngaji bernama Hapsoh. Saat itu, Yusuf berprofesi sebagai seorang pedagang buku ilmu agama di Harmoni. Pada tahun tersebut pula, ia menjadi relawan saat Aceh diterjang tsunami.

Kebetulan pada saat itu, dirinya aktif dalam kelompok pengajian Majelis Mujahidin Indonesia. "Kegiatan-kegiatan yang telah diikuti, termasuk menjadi tim relawan untuk membantu musibah tsunami Aceh pada tahun 2004 yang lalu," ungkapnya.

Keterlibatan Yusuf dalam ledakan bom di Beji, Depok, Jawa Barat, masih didalami. Tetapi polisi sudah memastikan bahwa yang bersangkutan merupakan orang yang menyewa rumah tempat terjadinya ledakan bom di Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok dari pemiliknya Lukman.

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan Yusuf memang meninggalkan rumahnya di Petojo, Jakarta Pusat pada Jumat (7/9/2012) dengan tujuan untuk pergi ke Langkat. Tetapi pada saat berangkat Yusuf menggunakan sepeda motor miliknya meninggalkan rumahnya dan akhirnya sepeda motor tersebut ditemukan di lokasi ledakan bom.

"Memang, kita akan cek kapan tiba di Sumatera Utara, informasi dari hasil pemeriksaaan, ia tiba di sana (Langkat) Senin (10/9/2012)," ungkap Boy.

Selain itu, bila memang Yusuf tidak ada di lokasi ledakan pada saat kejadian, kenapa di rumah yang disewanya ada Anwar Cs.

"Kalau memang tidak ada pada saat ledakan, mengapa dia memperoleh dan kedatang tamu yang lainnya," ucap Boy.

Klik: