Kamis, 11 September 2025

Menteri Sharif Dorong Pemuda Kelola Potensi Sumber Daya Kelautan-Perikanan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo mengatakan, sebagai negara yang 70 persen kawasannya berupa perairan dan laut

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo mengatakan, sebagai negara yang 70 persen kawasannya berupa perairan dan laut serta belasan ribu pulau, Indonesia memiliki potensi yang menggairahkan untuk mengembangkan ekonomi berbasiskan kelautan dan perikanan.

Untuk itu, Sharif C.Sutardjo meminta optimalisasi pemanfaatan sektor kelautan dan perikanan. Hal ini dapat berjalan jika para pemuda turut terjun langsung  untuk mengelola potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang bersandar pada prinsip-prinsip Blue Economy.  Sehingga bisa memberikan kontribusi positif terhadap percepatan pembangunan industrialisasi kelautan dan perikanan khususnya pada perekonomian nasional.

"Konsepsi Blue Economy menawarkan platform yang luas dari ide-ide inovatif, sehingga dapat merangsang kaum muda untuk berwirausaha di setiap sektor bisnis kelautan dan perikanan melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara berkelanjutan," ujar Sharif C.Sutardjo dalam acara seminar nasional bertajuk ‘peran pemuda dalam meningkatkan ketahanan pangan berbasis sumber daya kelautan dan perikanan’ di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Sabtu (8/12/2012).

Menurutnya, pemanfaatan tersebut selain dapat menurunkan tingkat pencemaran lingkungan, juga mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses industri. Filosofi Blue Economy ini semakin menjanjikan. Selain mampu memberikan kontribusinya pada ketahanan pangan Indonesia yang didapatkan dari pemanfaatan hasil laut dari sektor perikanan, lalu berkurangnya pengangguran karena hasil pemberdayaan daerah laut dan pesisir yang dapat memunculkan lapangan pekerjaan baru, juga merupakan konsep yang tentunya mendukung upaya ramah lingkungan.

Oleh karena itu, kata dia, kondisi tersebut perlu disikapi dengan peningkatan peran bidang penelitian dan pengembangan (research and development/R&D). Karenanya Perguruan tinggi sebagai center of excellence diharapkan mampu  menanamkan jiwa dan semangat kewirausahaan dengan cara pandang baru yakni education for sustainable development within blue economy.

Lanjut dia, hal tersebut tentunya, perlu ditopang  dengan riset dasar dan pengembangan teknologi kelautan dan perikanan. Pasalnya, di dalam penerapan konsep blue  economy membutuhkan dukungan pengetahuan dan teknologi (cutting-edge innovations), yang tidak hanya mampu memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan, tetapi lebih konkritinovasi dalam sistem produksi bersih tanpa limbah.

"Sebagai contoh penerapan teknologi dengan paradigma tersebut yaitu,
ikan segar yang dapat diolah menjadi enam jenis produk turunan seperti, ikan kaleng, beku, tepung ikan, minyak ikan, makanan ternak, kulit samak, gelatin, dan kerajinan. Tak hanya itu, komoditas rumput laut mampu menghasilkan agar-agar, karaginan, dan alginate dapat diolah menjadi 16 jenis produk baru," jelas Menteri.

Selain itu, terdapat berbagai potensi lainnya yang menggiurkan untuk mengembangkan usaha dan investasi dengan mengadopsi model blue economy, yaitu produk budidaya bulu babi, ikan karang dan industri garam. Bahkan pendapatan dari produk-produk turunan tersebut diharapkan dapat memberikan hasil jauh lebih besar dari produk awal, termasuk di dalamnya diversifikasi produk, sistem produksi, pemanfaatan teknologi,financial engeneering, dan menciptakan pasar baru bagi produk-produk yang dihasilkan.

“Blue economy adalah tentang kepastian, bahwa ekosistem mampu menjaga proses evolusi pemanfaatan sumber daya dari alam berupa kreativitas, adaptasi, dan kelimpahan (abundance),” terangnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan