Ratu Atut Tersangka
Salon dan Katering Siap Layani Ratu Atut di Rutan Pondok Bambu
Namun, setiap narapidana atau tahanan harus membayar bila ingin menikmati layanan dan fasilitas
Penulis:
Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu warga binaan yang menjadi penghuni Rutan Pondok Bambu menceritakan bahwa di ada salon yang dibuat khusus untuk warga binaan.
Namun, setiap narapidana atau tahanan harus membayar bila ingin menikmati layanan dan fasilitas yang ada di salon itu.
"Di sini memang ada salon. Itu ruangan salonnya ada di lantai atas. Memang biayanya di salon sini lebih mahal dibanding di luar. Di sini creambath aja Rp 100 ribu, itu termasuk uang rokok lah. Pegawai di salon itu, yah warga binaan juga. Saya suka bantuin di salon itu. Warga binaan yang paling sering ke salon itu Malinda Dee. Makanya mukanya kinclong terus," ujar perempuan yang enggan disebut namanya itu saat berbincang dengan Tribunnews.com, Senin(23/12/2013).
Selain salon yang disebutkan oleh warga binaan itu, di dalam Rutan Pondok Bambu juga terdapat koperasi dan warung makan.
Bila narapidana atau tahanan tidak menyukai menu makanan yang disajikan pihak rutan, maka dia bisa memesan menu makanan pilihannya dari katering.
Biasa narapidana atau tahanan memesan makanan kesukaannya itu lewat tamping(tahanan pendamping).
"Katering itu sejenis warung makan. Kita bisa pesan makanan apa saja, ikan ayam ada, daging, sosis, sayur. Pesan dari luar juga bisa," ujarnya
Sementara itu, seorang petugas rutan membantah bahwa Atut juga mendapatkan jatah 'bersih-bersih' sel saat berada dalam blok mapenaling seperti diberitakan beberapa media massa.
"Tadi, saya baca di koran, kalau Bu Atut dibilang ngepel. Enggak, itu enggak bener, mas. Dia kan ada taping, mana mau dia ngepel lantai," tuturnya.
Sementara itu salah seorang petugas rutan membantah bahwa Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mendapatkan jatah 'bersih-bersih' sel saat berada dalam blok mapenaling seperti diberitakan beberapa media massa.
"Tadi, saya baca di koran, kalau Bu Atut dibilang ngepel. Enggak, itu enggak bener, mas. Dia kan ada taping, mana mau dia ngepel lantai," tuturnya.
"Dia di blok enggak ke mana-mana. Kan keluar paling masjid aja dia ditemenin sama empat orang pengawal (petugas) dari sini (rutan). Setelah Ashar, dia masuk kamar enggak keluar-keluar lagi. Dia ketemu sama pengacara di ruang Bankum kalau kunjungan tahanan sudah sepi," ujarnya.