Hanura Lihat Jokowi Dengarkan Pihak yang Tidak Berkeringat di Pilpres
Partai Hanura menyarankan dibentuknya sekretariat bersama (Sekber) untuk memfasilitasi komunikasi antara Presiden Joko Widodo dengan KIH.
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Hanura menyarankan dibentuknya sekretariat bersama (Sekber) untuk memfasilitasi komunikasi antara Presiden Joko Widodo dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Pembentukan sekretariat bersama itu juga diusulkan PKB.
"Membangun sekretariat bersama agar komunikasi secara intens. ketika ada sesuatu dikomunikasikan," kata Ketua Fraksi Hanura di MPR Sarifudin Sudding, Senin (13/4/2015).
Sudding mengakui adanya komunikasi yang tersumbat antara Jokowi dengan partai pendukung pemerintah. Hal tersebut harus segera diperbaiki.
"Tidak kemudian justru mendengar pihak-pihak saat kampanye kemarin tidak pernah berkeringat, yang kemudian justru mengambil peran yang lebih besar di lingkaran presiden. Sedangkan orang yang berkeringat saat kampanye justru tidak begitu didengar," kata Anggota Komisi III DPR itu.
Mengenai ucapan Megawati Soekarnoputri di pidato Kongres IV di Bali terkait penumpang gelap, Sudding mengatakan hal itu hanya Megawati yang mengetahuinya. Namun, ucapan Megawati dianggap wajar bahwa seseorang yang diusung parpol sebaiknya mengimplementasikan program partai yang disampaikan dalam kampanye pilpres kemarin.
"Tidak kemudian partai pendukung ditinggalkan, bahwa kemudian ada yg merasa ada penumpang gelap ya saya kira Mega yang tahu," tuturnya.
Sudding hanya menduga penumpang gelap tersebut seperti yang beredar di masyarakat yakni Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan. Dimana Luhut berasal dari Golkar yang pada pilpres kemarin mendukung pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.
"Iya saya begitu (Luhut diberi kewenangan besar oleh Jokowi)," katanya.