Megawati Beberkan Tips Berpidato di Depan Publik
Calon kepala daerah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) harus bisa berpidato.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon kepala daerah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) harus bisa berpidato.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengaku sudah menginstruksikan jajarannya agar menggelar pelatihan tersebut.
Dalam sambutannya di acara pelantikan Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu), di kantor DPP PDIP, Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2015), Megawati mengaku yakin banyak kadernya yang tidak pandai berpidato. Oleh karena itu pelatihan sangat dibutuhkan.
"Itu perlu latihan. Biasanya naik panggung saja sudah sudah dingin kaki. (Harusnya) naik panggung itu santai," kata Megawati.
Untuk kaum perempuan, Megawati menyarankan mereka berlatih di depan kaca. Hal itu tentunya bukan suatu hal yang sulit, mengingat perempuan pasti memiliki cermin, dan kerap menghabiskan waktu lama berdandan di depannya.
"Lihat mata kita ke depan waktu itu mulai deh, itu teknik latihan untuk bisa memfokuskan," ujarnya.
Seseorang saat berpidato harus biaa menselaraskan gerakan tubuh, mimik muka dan intonasi dengan pernyataan yang disampaikan. Megawati mencontohkan, saat menyebut "saya cantik," tentunya hal itu harus diucapkan sembari tersenyum.
"Begini umpanya, kan (ucapan) saya cantik ya, kalau cantik ya masa (diucapkan sambil) merengut, ya senyumlah," kata Megawati yang disambut gelak tawa peserta pelantikan.
Menurut Megawati, ayahnya pun yakni Presiden pertama RI Soekarno, juga menerapkan teknik yang sama.
Ia pernah diceritakan oleh sang proklamator, bahwa saat berguru kepada HOS. Tjokroaminoto, ia dan murid-murid pimpinan Sarekat Islam (SI) lainnya kerap berlatih di depan cermin.
"Mereka itu (latihan) untuk debat, itu lucu, mereka pasang kaca, ada panggung-panggungnya di depan kaca," ujarnya.
Terkait gerak tubuh, Megawati juga mendapat pelajaran dari ayahnya yang dikenal sebagai orator handal. Kata dia Bung Karno kerap menyembunyikan tangannya di belakang, itu dilakukan untuk membangun wibawa. Tangan dibelakang lebih baik daripada tangan menggantung di samping.