Kamis, 4 September 2025

Nama Presiden dan Wapres Dicatut

Kisruh Freeport, Diduga Ada Upaya Kriminalisasi Pimpinan DPR

Adnan mengingatkan, tidak menutup kemungkinan muncul juga rekaman yang membuat kisruh seperti kasus Freeport.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Seniman yang tergabung dalam Aliansi Seniman Jakarta melakukan aksi Djamban DPR di Depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (3/12/2015). Aksi jamban ini merupakan ekspresi seniman terkait kasus Papa Minta Saham yang dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ada pihak yang diuntungkan dengan terungkapnya transkrip rekaman Ketua DPR Setya Novanto, Pengusaha Riza Chalid dan Direktur Utama PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Demikian kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Pemuda Nusantara (DPP GPN) Muhamad Adnan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/12/2015).

Dia mengingatkan, tidak menutup kemungkinan muncul juga rekaman yang membuat kisruh seperti kasus Freeport.

"Said Didu yang menjabat staf khusus Menteri ESDM gemar sekali mencerca DPR. Dan anehnya lagi Jaksa Agung M. Prasetyo kok tiba-tiba menyelidiki rekaman yang nyata-nyata ilegal tersebut," kata Muhamad.

Dia menduga ada upaya sistematis dari pihak tertentu untuk mendemoralisasi citra parlemen dan mengkriminalisasi beberapa pimpinan DPR yang kerap mengomentari kebijakan pemerintah.

Kisruh rekaman percakapan dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) oleh Ketua DPR Setya Novanto dalam perpanjangan kontrak Freeport ini bermula adanya laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan