Minggu, 10 Agustus 2025

Advertorial

Erix Soekamti, Anak Punk yang Ciptakan Sekolah dan Komunitas Kreatif

Kesan anak punk yang urakan, nakal, dan tidak peduli pada orang-orang sekitar mungkin tak terlihat pada sosok Eric Kristianto

TRIBUNNEWS.COM – Kesan anak punk yang urakan, nakal, dan tidak peduli pada orang-orang sekitar mungkin tak terlihat pada sosok Eric Kristianto atau yang lebih dikenal sebagai Erix Soekamti.

Bagi para pencinta musik pop punk nama Erix Soekamti tak asing ditelinga. Erix merupakan salah satu personil band Endank Seokmati, salah satu band pop punk asal Yogyakarta.

Saat ini, tak hanya fokus pada Endank Soekmati, Erix mulai menunjukan kepedulian terhadap anak bangsa melalui DOES University.

DOES atau Diary of Erix Soekamti adalah sebuah program di kanal Youtube mengenai keseharian, kegiatan, dan pemikiran  Erix Soekamti.

Diary of Erix Soekamti inilah yang kemudian menjadi cikal bakal DOES University.

Mempunyai fan based yang besar, membuat lelaki yang satu ini memutar otak bagaimana caranya dapat mewujudkan mimpi anak-anak muda berbakat diluar sana melalui sekolah animasi gratis.

 “Sekolah yang ngajarin (apa) yang kamu suka, Yang kamu suka (kemudian) menjadi sebuah profesi,” ujar Erix dalam salah satu diarinya.

“Target (DOES University) dalam waktu 4 bulan belajar, dia (peserta didik) harus menjadi professional dan punya karya. Lalu bulan kelima harus sudah mulai bekerja,” tambah Erix.

Tak hanya bertujuan mulia, menurut Erix, DOES University merupakan ‘dendam pribadi’ yang ingin ia lakukan.

“Dulu waktu SMA aku ambil Sekolah Kejuruan Musik karena dulu suka sekali bass. Saat dites, disarankan guru lain untuk serius di alat musik lain. Guru itu lupa menanyakan aku suka atau gak,” ungkap Erix.

“Jadinya aku seperti menipu diri sendiri. Belajar dua tahun tanpa alat musik yang tidak disuka jadinya mentok. Akhirnya aku berhenti sekolah. Bukan berontak terhadap sekolah, tapi aku ingin tekuni bakatku,” tambah Erix.

Ia percaya bahwa apa yang diperjuangkannya untuk menjadi seorang bassis itu tidak salah, karena sampai sekarang Erix hidup dari profesinya sebagai bassis di Endank Soekamti.

Oleh karena itu, ia bercita-cita ingin punya sekolah yang siswanya bebas belajar apa saja yang mereka inginkan.

Komunitas menjadi modal dasar bagi DOES University untuk berjalan. Menurut Erix, jika tidak ada Kamtis Family, ia mungkin akan kebingungan untuk menjual produk kreatif DOES University.

Selain itu, melalui Kamtis Family, usaha kreatif DOES University lebih mengembangkan inovasi kreatif. Kenapa? Karena Erix berpendapat hal itu memberikan efek kepada komunitas, lingkungan dan industri sekitar.

“Pendanaan dalam bentuk penjualan merchandise  saja kita sudah berkolaborasi dengan banyak industri, seperti cincin perak, tas, topi, dan lain-lain. Jadi, ekonomi sekitar pun bergerak. Lagipula dengan permodalan dari usaha sendiri demi keberlangsungan DOES Community dan University,” ujar Erix.

Does University angkatan pertama pada tahun 2015 diikuti oleh 10 siswa yang berlatar belakang berbeda dan berasal dari berbagai daerah, seperti Jogja, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Bali, dan lain-lain.

Modal awal yang di gunakan untuk membangun DOES University itu sekitar 300 juta rupiah, dimana dihasilkan dari penjualan merchandise DOES dan hasil dari pertunjukan band Endank Soekamti.

10 siswa ini di didik untuk menggeluti dunia multimedia dan animasi serta berkewajiban mengabdi selama satu tahun untuk mendidik adik kelasnya di angkatan berikutnya.

Kini, setelah satu tahun berdiri, DOES mempunyai 58 siswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang fokus ingin menimba ilmu animasi secara gratis.

Berkat proses belajar mereka. pada akhir oktober ini, DOES University akan meluncurkan video klip animasi lagu anak.

Kedepannya, Erix berkomitmen ingin menghasilkan Siswa DOES University yang berkualitas dan dapat menghasilkan karya yang mendunia

Selain itu, Erix juga membuat kurikulum pendidikan untuk satu tahun. Kurikulum ini mereka dapatkan dari berbagai grade ilmu animasi dan komunikasi dari berbagai kampus.

Diharapkan melalui silabus dan tenaga pengajar yang ada bisa membuat siswa didik lebih berkompeten dari pada sebelumnya.

Erix juga membangun website Vlogfest.com , yaitu tempat berkumpul berbagai vlogger untuk membuat sebuah karya. Hasil dari karya dari situs tersebut akan digunakan untuk pembangunan DOES University kedepannya.

erix

Berkat usaha Erix yang ingin mengajar tanpa memandang latar belakang seseorang, membuat Erix menjadi salah satu nominasi dalam Danamon Social Entrepreneur Awards 2016, yaitu penghargaan bagi individu-individu biasa namun menghasilkan usaha yang luar biasa dan berkesinambungan untuk memberdayakan hidup dirinya maupun lingkungannya melalui solusi kewirausahaan.

Dukung Erix Soekamti sebagai PERAIH FAVORIT Danamon Social Entrepreneur Awards 2016 di http://www.danamonawards.org/.

Admin: Sponsored Content
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan