Selasa, 9 September 2025

Sembahyang CioKo

Umat Tionghoa Peringati Upacara Sembahyang CioKo atau Sembahyang Rebutan atau Festival Hantu

Ratusan Umat Tionghoa hadiri Sembahyang CioKo atau Sembahyang Rebutan atau Festival Hantu di Kelenteng Hian Thian Siang Tee Palmerah

Penulis: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Kelenteng Hian Thian Siang Tee Palmerah, adakan upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek, Selasa (5/9/2017) di Jakarta. Usai sembahyang semua makanan yang ada dimeja diperebutkan oleh semua yang hadir. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan Umat Tionghoa hadiri Sembahyang CioKo atau Sembahyang Rebutan atau Festival Hantu di Kelenteng Hian Thian Siang Tee Palmerah, Selasa (5/9/2017) di Jakarta. Sembahyang CioKo atau sembahyang rebutan adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek.

Ady Tiawarman Ketua Kelenteng Hian Thian Siang Tee Palmerah.
Ady Tiawarman Ketua Kelenteng Hian Thian Siang Tee Palmerah. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

"Ady Tiawarman, Ketua Kelenteng Hian Thian Siang Tee Palmerah, disela acara kepada Tribunnews.com mengatakan bahwa sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu adalah sembahyang tradisi Tionghoa yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek, " ujarnya.

Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu.
Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

"Dan lanjut Ady, bulan ketujuh Imlek juga biasanya disebut sebagai bulannya hantu untuk berkeliaran selama sebulan penuh (15 hari sebelum tanggal 15 bulan 7 sampai 15 hari sesudahnya) dan ada berbagai jenis dan karakter hantu yang akan keluar untuk merayakan hari kebebasannya.

Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu.
Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Upacara tradisi ini usai sembahyang semua makanan yang ada dimeja diperebutkan oleh semua yang hadir oleh sebab itu upacara ini dinamakan "Sembahyang Rebutan".

Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu.
Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Mereka juga membagi-bagikan hasil bumi seperti (beras, mie, bihun, kue, buah-buahan, dsb) di kelenteng-kelenteng diwariskan turun temurun hingga sekarang untuk memberi kesempatan kepada manusia di dunia agar bisa beramal kebajikan bagi para leluhurnya.

Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu.
Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Usai sembahyang umat juga melakukan membakar “sesajian” seperti uang-uangan, baju-bajuan dan rumah-rumahan yang terbuat dari kertas pada salah satu acara sembahyang rebutan tersebut.

Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu.
Upacara Sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu. (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan