Sembahyang CioKo
Umat Tionghoa Peringati Upacara Sembahyang CioKo atau Sembahyang Rebutan atau Festival Hantu
Ratusan Umat Tionghoa hadiri Sembahyang CioKo atau Sembahyang Rebutan atau Festival Hantu di Kelenteng Hian Thian Siang Tee Palmerah
Penulis:
FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan Umat Tionghoa hadiri Sembahyang CioKo atau Sembahyang Rebutan atau Festival Hantu di Kelenteng Hian Thian Siang Tee Palmerah, Selasa (5/9/2017) di Jakarta. Sembahyang CioKo atau sembahyang rebutan adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek.

"Ady Tiawarman, Ketua Kelenteng Hian Thian Siang Tee Palmerah, disela acara kepada Tribunnews.com mengatakan bahwa sembahyang CioKo atau Sebahyang Rebutan atau Festival Hantu adalah sembahyang tradisi Tionghoa yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek, " ujarnya.

"Dan lanjut Ady, bulan ketujuh Imlek juga biasanya disebut sebagai bulannya hantu untuk berkeliaran selama sebulan penuh (15 hari sebelum tanggal 15 bulan 7 sampai 15 hari sesudahnya) dan ada berbagai jenis dan karakter hantu yang akan keluar untuk merayakan hari kebebasannya.

Upacara tradisi ini usai sembahyang semua makanan yang ada dimeja diperebutkan oleh semua yang hadir oleh sebab itu upacara ini dinamakan "Sembahyang Rebutan".

Mereka juga membagi-bagikan hasil bumi seperti (beras, mie, bihun, kue, buah-buahan, dsb) di kelenteng-kelenteng diwariskan turun temurun hingga sekarang untuk memberi kesempatan kepada manusia di dunia agar bisa beramal kebajikan bagi para leluhurnya.

Usai sembahyang umat juga melakukan membakar “sesajian” seperti uang-uangan, baju-bajuan dan rumah-rumahan yang terbuat dari kertas pada salah satu acara sembahyang rebutan tersebut.
