Rabu, 12 November 2025

14 Penyanyi Istana Era Soekarno Bersenandung Lagu Pengantar Tidur Megawati dari Sang Bunda

Dua buah lagu ini merupakan kenangan Megawati akan ibunda tercinta, Fatmawati Soekarno.

Editor: Johnson Simanjuntak
Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
14 Penyanyi Istana Negara era Soekarno, bersama Guruh Soekarnoputra, di Teater Besar, TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada yang unik sebelum pagelaran teater 'Satyam Eva Jayate' digelar sebagai ungkapan syukur Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri genap berusia 71 tahun, Selasa (23/1/2018).

Guruh Soekarnoputra, adik dari Megawati, mengatakan akan menyajikan dua buah lagu kepada kakaknya itu dibantu oleh paduan suara perempuan, dimana ia menjadi dirijen.

Dua buah lagu ini merupakan kenangan Megawati akan ibunda tercinta, Fatmawati Soekarno.

Lagu berjudul 'Buah Hati' dan 'Alam Desa' adalah lagu yang disenandungkan sang ibu tatkala jelang tidurnya Megawati di masa kanak-kanak.

Pantauan Tribunnews.com, 14 perempuan berusia di atas lima puluh tahun (dialita) memasuki panggung Teater Besar, di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (23/1).

Baca: Anggota DPR Fayakhun Andriadi Terima Rp 12 Miliar

Mengenakan kebaya model kutu baru warna magenta, yang dipadu padankan dengan rok sarung warna cokelat, mereka tampak membentuk dua buah baris. Masing-masing barisan terdapat 7 orang perempuan.

Tiga perempuan dialita tampak mengenakan jilbab, sementara sisanya bersanggulkan konde.

Berdasarkan pernyataan Master of Ceremony (MC), keempatbelas perempuan ini merupakan para penyanyi Istana Negara di era Soekarno dahulu. Mereka biasa menyambut para tamu negara ketika Soekarno masih menjadi Presiden RI.

Jika dirijen biasanya memunggungi penonton, tidak halnya dengan Guruh. Ia berdiri di samping para perempuan dialita, sejajar dengan tetap melihat ke arah mereka.

Mengenakan kemeja hitam yang terlihat seperti beskap, Guruh mulai menggerakkan tangannya, sebagai tanda dimulainya lagu.

Diiringi dentingan suara keyboard, para perempuan tadi mulai bernyanyi. Tak ada satupun suara dari sisi penonton. Para penonton tampak terbius menyaksikan penampilan yang membuat Megawati bernostalgia.

Suara parau dan serak khas perempuan lansia terdengar menggema. Namun, suara tersebut tetap nyaman didengar, lantaran sesuai harmoni musik yang juga dilantunkan.

Begitu selesai bernyanyi, gemuruh tepuk tangan membanjiri penampilan para penyanyi Istana Negara dahulu itu.

Amatan Tribunnews.com, para penonton tampak puas dengan penampilan dari paduan suara yang dipandu oleh putra bungsu Soekarno dan Fatmawati, yakni Guruh Soekarnoputra.

"Bagus ya, padahal udah nenek-nenek," celetuk penonton di bangku lantai dua.

Usai penampilan tersebut, pagelaran teater kebangsaan berjudul 'Satyam Eva Jayate' segera dipentaskan.

Penonton kembali fokus kepada panggung, dimana para pemain teater mulai berdialog dan mementaskan cerita tentang dua tokoh besar yang bersaing memperebutkan puncak kekuasaan.

Butet Kertaradjasa, Happy Salma, Inayah Wahid, Cak Lontong, Soimah, Sujiwo Tejo, turut berpartisipasi dalam lakon yang di sutradarai oleh Cak Noor itu.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved