Ahok Bebas
Takjubnya BTP Ketika Pertama Kali Melihat Indahnya Simpang Susun Semanggi
Takjub melihat Simpang Susun Semanggi, BTP berikan pujian kepada Kepala Dinas Bina Marga, Yusmada Faizal.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok alias BTP resmi bebas murni pada Kamis (24/1/2019) pagi.
Ahok alias BTP telah menjalani vonis dua tahun penjara terkait kasus penodaan agama pada 9 Mei 2017 lalu.
BTP pulang dari Mako Brimob dijemput oleh putranya Nicholas Sean Purnama bersama sejumlah tim BTP.
Dalam perjalanan pulang tersebut, BTP dan Sean membuat vlog perdana mereka. Vlog tersebut diunggah di chanel Youtube Panggil Saya BTP pada Jumat (25/1/2019).
Yang mencengangkan baru enam jam video tersebut diunggah subscribernya sudah hampir 200 ribu, sementara viewersnya sudah 530 ribu.
Ahok alias BTP membicarakan berbagai hal dengan Sean di dalam video tersebut.
Mulai dari membahas rencana sekolah Sean ke luar negeri, memberikan petuah untuk Sean, hingga membicarakan tukang cukur rambut favorit BTP di Rutan Mako Brimob.
Di tengah perbincangan tersebut, Ahok menunjukkan sebuah cincin kepada Sean.
"Papa dititipin cincin ini, waktu itu belum dikembaliin, Pak OSO," kata Ahok di video tersebut.
BTP mengungkap jika cincin ajaib tersebut mampu menyala merah jika diberi air.
"Ini bisa merah lho, put water, ini cincin ajaib," kata Ahok kepada Sean.
Sean nampak tak percaya dengan pernyataan Ahok. "Masak sih?" ucapnya.
Setelah diberi air, cicin tersebut mampu menyala merah. Sean yang takjub dengan hal itu semakin tak percaya.
"Waw, pakai baterai ya?" ucapnya.
Baca: Puput dan Keluarga tidak Kembali ke Kediaman Kawasan Cimanggis Sejak BTP ke Luar dari Rutan Brimob
Ahok alias BTP menjelaskan jika cincin tersebut adalah asli.
Ia kemudian bercerita saat Oesman Sapta Odang alias OSO datang menjenguknya kemudian meminjamkan cincin tersebut.
BTP mengatakan akan segera mengembalikan cincin tersebut kepada OSO.
"Papa mau balikin, disuruh. Kalau sudah keluar balikin ke saya. Expensive one. Not give to you, rent to you," ucap Ahok menirukan OSO saat menjenguknya.
Obrolan tersebut membuat Sean dan BTP tertawa bersama.
Bahkan Sean meledek ayahnya tersebut ketika menggunakan cincin pemberian OSO saat di Mako Brimob.
"Kalau di penjara, mau kasih lihat siapa," ucap Sean sambil tertawa.
Dalam Vlog berjudul BTP VLOG #1 - PULANG tersebut Ahok juga sempat tercengang melihat simpang susun Semanggi.

Ketika itu mobil yang ditumpanginya memang sedang melintas di lokasi tersebut.
"Ini, bagus ini, gedungnya ini, kaca-kacanya nih! Baru ini? Sudah lama ya? Sudah lama, banyak kaca saja ya? Lama nggak lihat aja kali gua," ujar Ahok takjub sambil menengok ke luar jendela.
Melihat tingkah sang ayah yang tampak takjub melihat pemandangan yang tak lama dilihatnya, Sean hanya tertawa.
"Everything is new for you (semuanya baru bagimu)," kata Sean sambil tertawa.
Ahok juga bercerita saat baru menginjak Simpang Susun Semanggi. Ia mengaku baru kali ini usai bebas melintas simpang susun Semanggi.
"Emang enggak pernah?" tanya Nicholas Sean Purnama ke ayahnya.
"Ya enggak pernah lah. Pas diresmikan (Simpang Susun Semanggi) papa ditahan, udah dikurung (penjara). Waktu belum jadi aja gue naik sini. Waktu mau nyambung, waktu nyambung saja papa naik," kata Ahok tertawa.
Takjub melihat Simpang Susun Semanggi, BTP berikan pujian kepada Kepala Dinas Bina Marga, Yusmada Faizal yang kini menjabat sebagai asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Jakarta.
"Ooh baru kali ini saya lihat. ooh di atas tol ya. Pak Yusmada top ini. Kepala Bina Marga. Didesek-desek, dikerjain juga," ucap Ahok.
Baca: Namanya Dimunculkan Jadi Ketua Umum, Cak Imin Bawa Misi Revolusi Total di Tubuh PSSI
Dalam Vlog tersebut Ahok juga mengungkapkan keinginannya setelah kini bebas dari penjara. Ahok tak sabar ingin duduk lagi di gereja.
"Minggu saya mau ke gereja. Sudah lama nggak duduk di gereja," ucap Ahok.
Ahok juga ingin pulang kampung ke Belitung. Dia mau berziarah ke makam ayahnya.
"Saya pingin pulang kampung juga, pingin lihat kuburan bapak saya sama kakek-nenek saya," ujarnya.
Lewat vlog, Ahok mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diterimanya selama ini. Dia akan membagikan banyak hal lewat akun YouTube ini.
"Sudah banyak pelajaran yang saya dapat di sana. Dan saya akan coba bagikan," kata Ahok.
Ahok Nikmati Hidup
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) - KH Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily meminta semua pihak tak memaksakan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) segera masuk ke panggung politik.
Menurut Ketua DPP Golkar ini, semua pihak harus memberikan waktu bagi Ahok untuk menikmati hari-harinya bersama keluarganya setelah menjalani masa hukumannya hingga selesai di Mako Brimob.
"Ahok harus kita hormati privacynya. Menjalani masa bebasnya sambil menikmati kehidupan pribadinya bersama keluarga, terutama anak-anaknya," ujar Ace.

Untuk itu imbuh dia, Ahok tidak diajak dulu ke panggung politik Indonesia.
"Tak dikaitkan dengan segala macam urusan politik, apalagi menjelang Pilpres 2019 ini." "Selamat menikmati kebebasan Bro Ahok!" demikian pesan Ace.
Sementara itu Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menyarankan mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak terburu-buru kembali (comeback) ke dunia politik.
"Biarkan Pak Ahok menghirup udara segar kebebasannya, jangan buru-buru dikaitkan langsung dengan politik. Ahok tentu butuh waktu untuk come back ke politik karena politik saat ini kian terbelah esktrem dengan isu-isu primordial," kata Adi.
Adi menilai Ahok tak perlu membesar-besarkan bila nantinya mendukung secara resmi Jokowi-Maruf di Pilpres 2019.
Karena saat ini, kata Adi, masih ada kelompok yang berpotensi memainkan kasus Ahok yang membuat dirinya mendekam di penjara.
"Jika pun Ahok ingin dukung Jokowi cukup dengan cara senyap, tak perlu di blow up ke publik. Khawatir masih saja ada kelompok yang mencoba ingin 'mengolah' Ahok seperti pilkada Jakarta. Efeknya bisa tak terduga," ucap Adi.
Terkait potensi Ahok bergabung dengan tim pemenangan antar peserta pilpres, Adi melihat masing-masing tim kandidat perlu berhati-hati.
Hal itu dikarenakan masih kerasnya arus politik identitas di tengah-tengah masyarakat.
"Dari segi partai dan capres, tentu mereka tak ingin buru-buru ingin menjadikan Ahok bagian dari kekuatan politik. Terutama di tengah mengerasnya politik identitas, perlu kehati-hatian dalam menyikapi soal Ahok. Publik sekarang kian terbelah yang direduksi seakan pertarungan Islam dan non Islam," kata Adi. (Tribun Network/chaerul umam/andri malau)