Anies Baswedan Ogah Bicara Soal Capres 2024, Ingin Fokus Selesaikan Tugasnya hingga 2022
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak mau bicara soal pencalonan dirinya pada pemilihan presiden tahun 2024 mendatang.
Editor:
Dewi Agustina
"Saya kini menomor satukan side walk tempat jalan bagi para pejalan kaki. Lalu sepeda nomor dua dan public transportation nomor tiga, barulah kendaraan pribadi. Kalau dulu kendaraan pribadi jadi nomor satu makanya macet sekali Jakarta," jelasnya.
Anies juga berharap dengan sistem jaringan transportasi yang terintegrasi--mulai bus, MRT, BRT, LRT Busway, Commuter Line dan sebagainya--diharapkan bisa mengurangi kemacetan Jakarta dan menuju suasana berjalan kaki yang nyaman di Jakarta karena ke mana-mana dekat dengan kendaraan umum.
"Untuk itu kita buat kartu Jak Lingko yang terintegrasi dengan semua kendaraan umum tersebut bahkan termasuk kesediaan 11 perusahaan transportasi swasta yang akhirnya berhasil kita gandeng ikut program Jak Lingko tersebut," ujarnya.
Selain itu Anies juga berterima kasih atas bantuan Jepang selama ini terutama dengan menyelesaikan MRT Jakarta yang bahkan menjadi obyek turisme di Jakarta.
Berbagai tempat jalan kaki yang sejuk dan nyaman dengan warna warni lampu sorot seperti di Dukuh Atas menurutnya jadi contoh bagus nyamannya berjalan kaki.

Demikian pula taman dengan julukan "Park" di berbagai tempat akan dibentuknya.
"Park itu yang kita maksud bukan garden. Kalau garden hanya duduk dan lihat-lihat. Tapi kalau Park yang kita ingin buat adalah tempat untuk lebih banyak berinteraksi satu sama lain, datanglah ke park, injaklah rumput, kita beraktivitas," paparnya.
Baca: Kini Bernama Nabila, Megan Lovelady Bersyukur Diizinkan Pimpinannya Salat di Waktu Kerja (Selesai)
Akhirnya Anies berharap dalam kaitan bantuan Jepang agar lebih speedy, lebih cepat mengambil keputusan dalam proses perencanaan, karena zamannya sudah berubah.
"Kalau Jepang kualitas tinggi tetapi seringkali lama mengambil keputusan. Kita sudah berubah, bukan lagi berkuasa seperti zaman Pak Harto 32 tahun, tetapi tiap lima tahun sudah berubah pimpinannya, jadi harus cepat mengambil keputusan kalau Jepang mau bantu Indonesia," kata Anies.
"Sedangkan kalau China juga mau masuk Indonesia, cepat memberikan dana tetapi kualitas proyeknya memang rendah," tambahnya.