Selasa, 9 September 2025

Respons Kepala BPPT Sikapi Instruksi Presiden Jokowi Soal Kebakaran Hutan dan Lahan

Bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa daerah di tanah air terus menjadi perhatian pemerintah.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Fitri Wulandari
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza saat ditemui di Kantor BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRUBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa daerah di tanah air terus menjadi perhatian pemerintah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengaku malu karena asap yang dihasilkan dari karhutla itu sampai ke negeri tetangga, yakni Malaysia dan Singapura.

Padahal rencananya ia akan mengunjungi kedua negara tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Karhutla Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).

Jokowi meminta agar hotspot yang tersebar di banyak daerah, mulai dari Riau hingga Kalimantan itu segera dipadamkan.

Baca: Hendardi: Pansel Calon Pimpinan KPK Bukan Alat Pemuas ICW

Baca: Respons Jusuf Kalla Sikapi Hasil Ijtimak Ulama IV: Jangan Alergi Dengan Kata Syariah

Baca: Ma’ruf: Umat Kehilangan Mbah Moen Sang Ulama Besar

Baca: Hasil Autopsi: Hampir Seluruh Wajah Khoriah Alami Luka Akibat Hantaman Benda Tumpul

Menurutnya, pemadaman harus dilakukan meskipun titik api masih belum berdampak besar dan meluas.

"Jangan meremehkan adanya hotspot, jika api muncul langsung padamkan, jangan tunggu sampai membesar," ujar Jokowi dalam pertemuan tersebut.

Menanggapi instruksi tersebut, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza yang turut hadir dalam Rakornas, mengatakan instruksi tersebut akan segera dilaksanakan.

"Tadi juga Menkopolhukam dan Pak Presiden juga menegaskan lagi 'tidak ada lagi keraguan', sekecil apapun apinya harus dipadamkan, jangan tunggu sampai besar," kata Hammam.

BPPT juga akan menyiapkan sejumlah langkah pencegahan agar hotspot tidak meluas.

Namun, jika nantinya karhutla benar-benar terjadi, maka pihaknya akan menyiapkan strategi lainnya yakni water bombing untuk memadamkan api.

"Kemudian siapkan langkah-langkah, yang paling bagus itu mencegah, kalau memang sudah terjadi ya harus segera water bombing," jelas Hammam.

Menurut mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT itu, masyarakat juga perlu diikutsertakan dalam upaya tersebut, mereka harus mendapatkan sosialisasi terkait pentingnya menjaga hutan dan lahan.

"Kemungkinan juga dengan menggerakkan masyarakat dan sosialisasi saja untuk tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar, (sosialisasi) itu harus segera diterapkan," kata Hammam.

Sebelumnya, Jokowi dalam Rakornas itu mengaku malu kepada para pimpinan negara tetangga yang akan dikunjunginya.

"Saya kadang-kadang malu, minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura, tapi, saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, Jerebu (asap) masuk lagi ke negara tetangga kita," jelas Jokowi.

Ia pun mengultimatum kementerian dan lembaga terkait untuk segera menyelesaikan bencana tersebut.

"Saya cek jerebu ini apa? ternyata asap, hati-hati, malu kita kalau nggak bisa menyelesaikan ini," pungkas Jokowi.

Perlu diketahui, saat ini ada sekitar 900-an hotspot yang tersebar pada beberapa provinsi.

Tak ada asp ke Malaysia dan Singapura

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya berupaya semaksimal mungkin agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tanah air.

Hal tersebut dilakukan Siti agar tidak terjadi asap karhutla yang sampai menyeberang ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Baca: Dirjen Gakkum KLHK Tindak Pelaku Karhutla di Kubu Raya Kalbar

"Presiden wanti-wanti jangan sampai ada asap ke Malaysia dan Singapura. BMKG sudah keluarkan agar warga waspada," ujar Siti di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Diketahui, pekan ini Presiden Jokowi akan melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dan setelah itu terbang ke Singapura.

Agar menjaga citra Indonesiabdan tidak membuat malu Presiden di mata pimpinan negara tetangga, Siti pun telah memerintahkan timnya untuk mengecek wilayah perbatasan yang berpotensi karhutla.

"Saya minta anak-anak ke lapangan langsung tempel ke lokasi. Anak-anak sudah keperbatasan di Sanggau (Kalbar), enggak ada asap yang pindah dan Malaysia apinya banyak juga (terjadi karhutla di Malaysia)," papar Siti.

Meski diperbatasan tidak saat ini dalam kondisi aman, Siti tetap meminta timnya untuk menjaga wilayah tersebut agar tidak terjadi karhutla yang menimbulkan asap sampai ke negara tetangga.

"Jadi sisi lain kami lihat standar udara masih moderat. Jadi pada dasarnya kami jaga aja deh," ucap Siti.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku malu kepada pimpinan negara tetangga, saat asap karhutla di Indonesia sampai menganggu aktivitas negara lain.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta rapat koordinasi nasional pengendalian karhutla tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8/2019).

"Saya kadang-kadang malu. Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi, saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, Jerebu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek jerebu ini apa? ternyata asap, hati-hati malu kita kalau engga bisa menyelesaikan ini," ujar Jokowi.

Baca: BNPB : Enam Provinsi di Indonesia Siaga Darurat Karhutla

Menurut Jokowi, negara lain yang terdampak asap dari karhutla di tanah air mengaku sebelumnya sudah senang karena dalam empat tahun tidak pernah ada jerebu lagi seperti pada 2015.

"Tetapi mulai ada lagi (sekarang) . Sehingga bapak, ibu dan saudara - saudari semuanya saya kumpulkan untuk mengingatkan lagi pentingnya mengatasi kebakaran hutan dan kebakaran lahan," paparnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan