Rabu, 1 Oktober 2025

Ahok Masuk BUMN

Ahok Mengaku Siap Pimpin BUMN Meski Dapat Penolakan, Ini Mereka yang Tolak Ahok Masuk BUMN

Ahok menanggapi penolakan sejumlah pihak terhadap dirinya,Ahok berujar jika hidupnya selalu ditolak.

Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
TRIBUNJATIM.COM
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok. 

TRIBUNNEWS.COM - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok menanggapi penolakan sejumlah pihak terhadap dirinya.

Ahok diketahui akan memimpin perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari sektor energi, dan penempatannya akan diumumkan pada awal Desember mendatang.

Melansir dari tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (21/11/2019), Ahok berujar jika hidupnya selalu ditolak.

"Kayaknya hidupku ditolak melulu," ujar Ahok, sebelum mengisi Workshop Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota di Hotel Grand Arkenso, Semarang, Rabu (20/11/2019).

Ahok menyampaikan siap menerima tawaran dari Menteri BUMN Erick Thohir menjadi pimpinan perusahaan BUMN.

"Ya kalau ditunjuk, diminta tugas ya siap dong," kata Ahok.

Dirinya melanjutkan, dalam hidup memang kadang ada pihak-pihak yang menentang.

"Hidup ini tidak ada yang setuju 100 persen ya, Tuhan aja ada yang nentang kok," imbuh Ahok.

Berikut mereka yang menyatakan sikap menolak penunjukkan Ahok menjadi pimpinan perusahaan BUMN: 

1. Rizal Ramli

Mantan Menko Kemaritiman, Rizal Ramli menjawab pertanyaan wartawan usai memenuhi panggilan KPK sebagai saksi terkait kasus BLBI di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019). Mantan Menko Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) era Kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu dipanggil KPK terkait kapasitasnya sebagai Ketua KKSK periode 2000-2001. Tribunnews/Irwan Rismawan
Mantan Menko Kemaritiman, Rizal Ramli menjawab pertanyaan wartawan usai memenuhi panggilan KPK sebagai saksi terkait kasus BLBI di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019). Mantan Menko Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) era Kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu dipanggil KPK terkait kapasitasnya sebagai Ketua KKSK periode 2000-2001. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli dengan tegas menyuarakan pendapatnya yang menolak Ahok menjadi pimpinan perusahaan BUMN.

Dikutip dari tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (16/11/2019), Rizal mengungkapkan beberapa alasannya mengenai penolakannya itu.

Ia menilai Ahok mempunyai kasus keuangan di masa lalu.

"Sebetulnya sih sederhana ya, Ahok punya banyak kasus keuangan, pembelian Rumah Sakit Sumber Waras, beli tanah di Cengkareng dari DKI, kasus bus TransJakarta yang impor dari Tiongkok," ujarnya, di Studio TV One, Sabtu (16/11/2019).

Dirinya juga menilai Ahok tidak biasa dengan kinerja yang bagus di pemerintahan.

"Kasus-kasus itu ditunjukkan, dia tidak biasa dengan good government," lanjutnya.

Ia juga menyatakan, bahwa Ahok menjadi alasan dari permasalahan saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang lalu.

"Indonesia hari ini sudah banyak masalah, ingat nggak, bangsa kita hampir terpecah gara-gara Ahok, pemilihan Gubernur orang-orang berantem," kata dia.

Ramli menduga, Presiden Jokowi terlibat dalam pemilihan Ahok masuk BUMN tersebut, dan menurutnya menjadi sebuah masalah.

"Kok Pak Jokowi ciptakan masalah baru gitu lho, dia tidak punya corporate experience, saya ledek dia kelas Glodok, maksudnya dia nggak punya pengalaman corporate yang bagus," lanjut Ramli.

2. Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB)

FSPPB tolak Ahok di Pertamina
FSPPB tolak Ahok di Pertamina ((Tribunnews.com/Instagram ariegoem))

Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang dipimpin Arie Gumilar secara tegas menolak Ahok masuk ke BUMN. 

Presiden FSPPB Arie Gumilar membenarkan telah membentangkan spanduk yang berisi penolakan terhadap Ahok untuk mengisi jabatan di Pertamina.

Dalam spanduk tersebut tertulis beberapa tuntutan.

Di antaranya Pertamina tetap wajib utuh, tolak siapapun yang suka bikin rusuh, memilih figur tukang gaduh, bersiaplah Pertamina segera runtuh.

Kemudian berkali-kali ganti direksi kami tak peduli, tapi kedatangan biang kekacauan jadi musuh kami.

Pertamina menjulang, rakyat senang, pemberang datang, kita perang serta Pertamina bukan sarang koruptor, bukan juga tempat orang tak terpuji dan mulut kotor.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved