Reuni 212
Hidayat Nur Wahid Hadiri Undangan Reuni 212, Sampaikan Doa untuk Alumni yang Tidak Hadir
Reuni 212 (2/12/2019) dihadiri juga oleh mantan ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Diketahui lewat Twitternya, Hidayat bersiap sejak pukul 03:28 WIB.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Hidayat Nur Wahid hadiri reuni 212 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat tersebut bersiap berangkat dari kediamannya sejak pukul 03:28 WIB.
Dilansir dari akun Twitter pibadi Hidayat Nur Wahid, @hnurwahid, dalam cuitannya ia menuliskan doa alumni 212 yang tidak hadir.
"Saya juga otw hadiri undangan Reuni Damai dan Akbar 212. Bagi yang sudah hadir, saya ajak unt juga doakan bagi Saudara-saudara yang tidak hadir, agar Allah YME juga karuniakan segala kebaikan dan kesuksesan di dunia dan akhirat, makin cinta Indonesia, dan makin bermaslahat untuk Indonesia juga," tulis @hnurwahid.
Pukul 08:50 WIB, Hidayat Nur Wahid kembali mengunggah di Twitternya terkait reuni 212, disertai beberapa foto selama acara reuni 212.
"Bersama Habaib dan Ulama al Gus ‘Aam Wahib Wahab, KH Abd Rasyid AbduLlah Syafii, Gubernur DKI dan Umat yang meluber, tadi hadiri peringatan Maulid Akbar dan Reuni 212. Alhamdulillah tetap penuh, aman,bersih dengan komitmen Bela Agama dan Negara. Selain Al-Quran, Lagu Nasional Indonesia Raya pun menggema," tulis @hnurwahid.


Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti Beri Tanggapan Soal Reuni 212
Reuni Akbar 212 tersebut sifatnya terbuka bagi umum.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan kegiatan silaturahmi adalah kegiatan yang baik.
"Silaturahmi itu kan baik ya, silaturahmi menjadi bagian dari agama islam," ujar Abdul Mu'ti, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (1/12/2019).
Ia juga menyampaikan, kegiatan reuni tersebut adalah kegiatan yang baik.
Menurutnya, reuni adalah kegiatan yang tujuannya untuk senang-senang.
"Reuni itu juga baik, karena menjadi momen senang-senang," kata dia.
Baca : Beri Sambutan Reuni 212, Rizieq Shihab Merasa di Pengasingan karena Tak Kunjung Pulang ke Indonesia

Abdul mengimbau tidak perlu adanya kekhawatiran atas terselenggaranya Reuni Akbar 212 tersebut.
"Jadi tidak perlu ada kekhawatiran dari berbagai pihak," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, kegiatan reuni dan silaturahmi tersebut harus mencerminkan seperti nama acaranya.
"Jadi karena silaturahmi dan reuni, nuansanya harus mencerminkan kedua itu," kata dia.
"Jangan sampai reuni dan silaturahmi hanya kemasan di luar, tapi di dalamnya tidak ada," lanjut Abdul
Abdul juga turut memberi saran agar nama Reuni Akbar 212 tersebut diubah menjadi tausiyah, jika memang acara tersebut kegiatannya adalah silaturahmi
"Kalau silaturahmi, tausiyah aja namanya, supaya kita ini rukun," jelasnya.
Baca : Berpidato di Reuni 212, Yusuf Martak Sentil Penguasa karena Cekal Habib Rizieq: Tangan-tangan Kotor
Yusuf Martak Beri Tanggapan Soal Reuni 212
Sebelumnya, Ketua Steering Commitee Panitia Reuni 212 Yusuf Martak menyampaikan bahwa Reuni Akbar 212 adalah kegiatan silaturahmi.
Yusuf menyampaikan, karena menjadi tempat silaturahmi, Reuni Akbar 212 akan diisi dengan tausiyah, lantunan ayat suci Al-Qur'an, doa, dan dzikir.
"Karena di sini tempat orang bersilaturahmi, mendengarkan tausiyah, mendengarkan lantunan-lantunan ayat suci Al-Qur'an, dan doa, dzikir dan lain sebagainya," ujar Yusuf melalui YouTube Kompas TV, Minggu (1/12/2019).
Yusuf mengatakan, kegiatan silaturahmi tersebut tidak hanya mengundang umat Islam saja, menurutnya acara tersebut terbuka bagi umum.
Namun, Yusuf menegaskan tidak mengundang perwakilan dari partai politik tertentu.
"Sangat terbuka, namun kita tidak mengundang orang-orang partai politik, partai khusus," ucapnya.
Yusuf juga menyampaikan, Reuni Akbar 212 pada 2019 ini bukan sebagai aksi untuk menjerat penista agama seperti pada 2016 lalu.
Baca : Reuni 212 Rizieq Shihab Beri Sambutan dari Mekkah: Saya Masih Dicekal, Sudahlah Akhiri Segala Dusta
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)