Sabtu, 23 Agustus 2025

Respons Gerindra atas ''Kode'' Jokowi kepada Sandiaga Uno

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berseloroh bila Sandiaga Uno akan memenangi Pilpres 2024. Apa tanggapan Gerindra?

Instagram @sandiuno
Sandiaga Uno dan Jokowi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berseloroh bila Sandiaga Uno akan memenangi Pilpres 2024.

Hal tersebut dikatakan Jokowi dalam acara pelantikan Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2019-2022 di Raffes Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2020).

Menyikapi ucapan Jokowi, politikus Gerindra Andre Rosiade mengatakan partainya hingga saat ini belum membicarakan siapa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk 2024.

"Yang jelas sampai saat ini Gerindra belum membicarakan siapa calon presiden atau wakil presiden untuk 2024," ujar Andre Rosiade saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (16/1/2020).

Anggota Komisi VI DPR RI tersebut mengatakan Gerindra sedang fokus bekerja, baik di Kabinet Indonesia Maju, di DPR, hingga DPRD tingkat I dan tingkat II.

Baca: Mensos Tunggu Arahan Jokowi soal Skema Penyaluran Subsidi elpiji 3 Kg

Menurutnya, pernyataan Jokowi terkait mengunggulkan Sandiaga dalam Pilpres 2024 sah-sah saja.

Andre menilai hal tersebut justru bagus untuk Sandiaga.

"Jadi adapun pernyataan pak Jokowi mengunggulkan mas Sandi ya itu sah-sah saja jika pak Jokowi mengeluarkan pernyataan itu. Bagus juga buat mas Sandi kalau ada pujian dari pak Jokowi," kata Andre.

"Tapi yang jelas kami saat ini belum ada agenda membicarakan siapa presiden maupun wapres di Gerindra. Sekarang saatnya bekerja memenuhi harapan rakyat yang ada," ujarnya.

Baca: Dituduh DPRD Gerindra Bayar Massa Demo Anies, Dewi Tanjung: Modal Aqua Gelas, Tak Ada Nasi Bungkus

Sebelumnya diberitakan, pemilihan presiden 2024 masih empat tahun ke depan.

Namun, aroma konstestasi politik lima tahunan sudah mulai muncul.

Hal tersebut diucap Presiden Joko Widodo saat berseloroh dengan Sandiaga Uno, calon wakil presiden yang berpasangan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Baca: Buka Acara HIPMI, Presiden Jokowi Singgung Sandiaga Uno sebagai Kandidat Presiden 2024

Peristiwa itu terjadi ketika Presiden Jokowi membuka acara pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) masa bakti 2019-2022 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Mengawali sambutannya, Presiden Jokowi mengulang pernyataan Ketua Dewan Pembina HIPMI Bahlil Lahadalia, saat ini menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), terkait kader-kadernya yang kerap menghiasi kontestasi Pemilu.

Setelah menyapa kader-kader senior HIPMI, Jokowi mengemukakan dia hanya hapal satu nama mantan Ketua Umum HIPMI, yakni Sandiaga Uno.

Sandiaga yang juga hadir di acara tersebut berdiri saat namanya disebut Jokowi.

"Yang saya hormati senior-senior HIPMI, mantan ketua umum yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Yang hapal saya hanya satu, Bapak Sandiaga Uno. Hati-hati 2024," ujar Jokowi.

Ucapan Jokowi langsung disambut sorak-sorai dan tepuk tangan para pengusaha HIPMI yang hadir. 
Jokowi kembali berseloroh ada kader HIPMI yang hadir dalam acara tersebut akan menjadi kandidat capres di Pemilu 2024.

Namun, Jokowi tak menyebut namanya.

Ia hanya memberikan isyarat bahwa calon kuat penggantinya sebagai presiden ialah yang barusan berdiri.

Sementara, hanya Sandiaga yang baru saja berdiri saat Jokowi berpidato.

Baca: Anies Baswedan Dituntut Mundur, Rocky Gerung Sebut Bukan karena Ahok, tapi soal Pilpres 2024

"Bahwa yang hadir di sini adalah kandidat yang kemungkinan besar akan menggantikan saya. Dan saya meyakini itu. Tapi saya tidak menyebutkan orangnya siapa. Hanya tadi yang baru saja berdiri tadi (Sandiaga) kira-kira," lanjut Jokowi yang kembali disambut tepuk tangan kader HIPMI.

Dalam acara tersebut hadir pula, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono hingga Menteri BUMN Erick Thohir.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menilai Presiden Joko Widodo hanya berkelakar saat mengisyaratkan dia berpeluang menang pada Pilpres 2024.

"Ya mungkin Pak Presiden guyon (bercanda), ya tadi. Atau mungkin Pak Presiden ingin membesarkan hati saya. Pak Presiden orangnya baik," ujar Sandiaga yang juga hadir dalam acara tersebut.

Sandiaga pun mengatakan Pemilu 2024 masih jauh.

Ia menilai, mereka yang berkeinginan maju pada Pilpres 2024 harus menunjukkan kerja nyatanya lebih dulu.

Sandiaga menambahkan, yang terpenting baginya saat ini ialah melakukan segala hal yang dapat membantu perekonomian Indonesia.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta semua pihak tak lagi berseteru lantaran pilpres 2019 telah usai.

"Kita menjaga persatuan kita. Kenapa saya hadir di sini juga saya ingin menunjukkan kepada seluruh rekan-rekan Hipmi bahwa pemilu sudah selesai. Proses politik sudah selesai. Sekarang saatnya kita bersatu membangun bangsa," ujar Sandiaga.

Saat ditanya apakah akan kembali berjuang seperti pada Pilpres 2019, Sandiaga tak menjawab secara tegas.

"Kami berjuang ada di setiap tarikan napas kami. Jadi jangan pernah berhenti berjuang," lanjut dia.

Urus Investor

Pada bagian lain, Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan namanya dicatut Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia asalkan untuk urusan investasi.

Mantan Wali Kota Solo dan mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyatakan Bahlil bisa menyelesaikan masalah pembebasan lahan di Banten dalam dua minggu.

Padahal selama ini, selalu menjadi masalah saat ada investor yang hendak menanamkan modalnya ke Indonesia.

"Meskipun ngancam-ngancamnya bawa nama presiden, ini kalau ngancam gubernur, ngancam bupati, ngancam wali kota ngancam Polda, Polres, saya dengar pakai nama saya," ucap Jokowi.

Baca: Presiden Jokowi Pantau Sistem Kerja Fleksibel di Kantor Bappenas

"Enggak apa-apa, kalau masalahnya selesai, buat saya enggak ada masalah. Untuk kebaikan ndak ada masalah," kata Jokowi lagi.

Selain soal pembebasan lahan, Jokowi juga menjelaskan perizinan berbelit menjadi hal yang membuat investor tidak tertarik berinvestasi di Indonesia sehingga para Gubernur harus turun langsung menyelesaikan.

Jokowi melanjutkan ada 42 ribu regulasi yang tumpang tindih mulai dari kementerian, provinsi, kabupaten, hingga kota. Hal ini membuat para investor kembali berpikir ulang masuk ke Indonesia.

Sebagai solusinya, kata Jokowi, pemerintah akan mengajukan draf RUU omnibus law ke DPR dalam pekan ini.

"Langsung kita mintakan revisi agar semuanya bisa selesai. Kalau dihitung-hitung, kalau kita ajukan satu persatu revisi undang-undang, 50 tahun enggak mungkin selesai," kata Jokowi.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan