Selasa, 9 September 2025

Virus Corona

Peneliti Harvard Prediksi Virus Corona Sudah Sampai di Indonesia, Begini Tanggapan Kemenkes

Peneliti harvar memprediksi bahwa virus corona telah sampai di Indonesia, begini tanggapan dari Kementerian Kesehatan Indonesia.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Ifa Nabila
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Petugas keamanan bandara berjaga saat wisatawan asal China baru mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (28/1/2020). WNA Punya Riwayat Perjalanan ke China Ditolak Masuk Bali, Cegah Penyebaran Virus Corona ke Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM - Tim peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health di Amerika Serikat memprediksi virus corona sebenarnya sudah masuk ke Indonesia.

Hal ini disampaikan melalui layanan arsip pra-publikasi ilmiah online medRxiv.

Para peneliti juga berspekulasi terkait jumlah kasus di Thailand yang diperkirakan lebih dari 25 kasus.

Spekulasi ini muncul dikarenakan Indonesia dan Thailand merupakan negara yang dekat dengan Wuhan, China.

Mengingat virus corona atau novel coronavirus penyebaranya tidak terdeteksi.

Hal ini pula yang membuat para peneliti merasa khawatir.

"Indonesia melaporkan nol kasus, tapi mungkin sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang tak terdeteksi," ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health, yang dikutip dari Kompas.com.

"Sementara Thailand melaporkan 25 kasus, saya pikir sebenarnya lebih banyak dari itu," imbuhnya.

Menanggapi hal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganggap penelitian yang dilakukan para peneliti Harvard itu hanya berdasarkan kalkulasi matematis.

s
Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Siswanto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020).(KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Pihak Kemenkes juga berpendapat hal tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Badan Litbang Kesehatan Kemenkes, dr Siswanto.

"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel corona virus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut Siswanto menjelaskan, menurut hitungan sstematis, seharusnya terdapat enam hingga tujuh kasus positif virus corona di Indonesia.

Namun hingga hari ini belum ada ditemukannya satu kasus pun yang dinyatakan positif corona.

Baca: 2 Orang Lari dari Karantina Virus Corona, Polisi Hong Kong akan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan

Baca: 43 Orang Terinfeksi Virus Corona, 6 Orang Sembuh di Singapura

Hal itu berdasarkan dari hasil pemeriksaan di laboratorium Litbang Kemenkes.

"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada," ujarnya.

Sehingga Siswanto menuturkan bahwa penelitian dari Harvard tersebut hanya sebuah presdiksi.

Menurutnya seharusnya kita bersyukur karena di Indonesia bersih dari virus corona.

"Ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar," kata Siswanto.

"Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," ujarnya.

Update Virus Corona

s
Lebih dari 40 Ribu Orang Dikonfirmasi Terinfeksi Wabah Virus Corona, Kematian Mencapai 910 per 10/2/2020 (the wuhan virus)

Dikutip dari Tribunnews, Sejak mewabahnya virus corona, hingga Senin (10/2/2020) pukul 10.15 WIB, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan China ini telah menewaskan 910 orang.

Sementara itu, virus corona juga menyebabkan 40.554 orang terinfeksi.

Namun, ada 3.322 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Sejak pertama kali diumumkan pada 31 Desember 2019, virus ini telah menyebar hingga ke 28 negara.

Baca: Gara-gara Virus Corona, Kasino di Makau Harus Tutup hingga Berakibat Rugi Besar

Ke 28 negara tersebut, yakni China, Jepang, Thailand, Singapura, Hong Kong, Australia, Korea Selatan, Taiwan.

Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, Makau, Perancis, Vietnam, Kanada, Uni Emirat Arab, Italia, Rusia.

Inggris, Nepal, Kamboja, Spanyol, Piliphina, Finlandia, Swedia, India, Sri Lanka, dan Belgia.

Terbaru, negara Belgia mengonfirmasi kasus virus corona pertamanya.

Universitas Airlangga Ciptakan Alat Pendeteksi Virus Corona Akurasi 99 Persen

d
 Rektor Universitas Airlangga, Muhammad Nasih (YouTube tvOnenews)

Universitas Airlangga Surabaya (UNAIR) mengaku telah berhasil menciptakan alat pendeteksi virus corona.

Penemuan ini hasil kolaborasi ilmuwan Unair dengan Kobe University Jepang.

Bahkan alat terseut dipercaya mampu mendeteksi virus dengan tingkat akurasi hingga 99 persen.

Pernyataan ini disampaikan oleh Rektor Universitas Airlangga, Muhammad Nasih.

Dengan adanya reagen virus corona, masyarakat tak perlu khawatir, karena telah ada alat yang dapat mendeteksi virus tersebut.

Ia menyebut masyarakat dapat memanfaatkan lembaganya untuk mengkonfirmasi ada atau tidaknya virus corona.

Baca: Bertambah Jadi 130 Penumpang dan ABK Terinfeksi Corona, 78 WNI Dikarantina di Kapal Diamond Princess

"Universitas Airlangga siap untuk mengidentifikasi dengan menggunakan media reagen spesifik khusus untuk corona Wuhan 2019-nCov," ujarnya yang dilansir dari YouTube tvOneNews, Rabu (5/2/2020).

"Dengan begitu kalau ada yang suspect dan ingin dikonfirmasi, Universitas Airlangga mempunyai kemampuan untuk benar-benar mengindentifikasi ada tidaknya virus corona di Indonesia," jelasnya.

Nasir juga menuturkan untuk proses identifikasi alat ini cukup cepat.

Yakni hanya dengan hitungan jam saja.

Adapun pemeriksaan yang dilakukan yakni dari dahak.

Sementara itu, Nasir menyebut tidak hanya UNAIR saja yang memiliki alat tersebut.

Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan juga memiliki alat pendeteski virus corona ini. 

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Andari Wulan, Kompas.com/Gloria Setyvani Putri/Ihsanuddin)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan