Polemik Andre Rosiade Jebak PSK
Soroti Isu Andre Rosiade Jebak PSK, Peneliti Formappi: Respons yang Dilakukan Andre Berlebihan
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menilai aksi penggerebekan PSK yang dilakukan Andre Rosiade berlebihan.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Aksi penggerebekan PSK yang dilakukan Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade masih diperbincangkan masyarakat.
Aksi itu pun menjadi polemik lantaran Andre Rosiade diduga menjebak PSK di sebuah hotel di Kota Padang, Sumatera Barat.
Menanggapi polemik ini, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus buka suara.
Ia menilai di tahun pertama DPR 2019-2024 mulai bekerja.
Isu tentang penggerebekan yang dilakukan oleh anggota DPR justru mengagetkan, bukan kinerja mereka.

Padahal, ia tengah menantikan apakah ada Undang-Undang baru yang disahkan oleh DPR, tetapi yang muncul justru polemik Andre Rosiade menjebak PSK.
"Saya melihat bisa saja Andre Rosiade beralasan yang ia lakukan di Padang itu menggunakan masa resesnya untuk melakukan penyerapan informasi," kata Lucas yang dikutip dari tayangan YouTube Metro TV, Senin (10/2/2020).
"Informasi soal prostitusi misalnya ia dapatkan dari masyarakat, tapi kemudian yang jadi masalah respons yang dilakukan oleh Andre," tuturnya.
"Responsnya dianggap berlebihan, kemudian dia langsung mengambil tindakan untuk apa yang ia dengar dari aspirasi," tambahnya.

Ia menambahkan, sudah ada tata tertib yang mengatur anggota DPR.
Menurut Lucas, anggota DPR punya peran atau fungsi untuk melakukan penyerapan aspirasi.
Anggota DPR menampung, menyerap, lalu memperjuangkan aspirasi yang mereka dengan membawa catatan aspirasi ke forum agar disampaikan ke fraksi.

Setelah itu, dari fraksi masing-masing anggota DPR, aspirasi disebar.
Aspirasi itu dibahas sesuai dengan kasus yang diinformasikan oleh warga.
Namun yang terjadi, Andre Rosiade yang berada di Komisi VI justru berurusan dengan penggerebekan prostitusi.