Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi 70,1 Persen, Qodari: Pendukung Prabowo Susah Mau Bilang Enggak Bagus
Survei Indo Barometer sebut masyarakat puas dengan kinerja Jokowi. Qodari sebut pilihan Prabowo tepat bergabung dengan pemerintah.
Penulis:
Ifa Nabila
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Lembaga Survei Indo Barometer mengungkapkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai angka 70,1 persen.
Survei tersebut juga mengungkap Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai menteri paling terkenal dan disebut memiliki kinerja terbaik.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, menyebut masuknya Prabowo ke kabinet Jokowi juga berpengaruh pada presentase yang diperoleh sang presiden.
Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Qodari dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Minggu (16/2/2020).
Qodari menyebut presentase kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi meningkat pesat dari periode pertamanya.
Ia berpendapat hal ini juga tak lepas dari keberadaan Prabowo di dalam kabinet.
Menurutnya, para pendukung Prabowo kini memberikan sentimen positif kepada pemerintahan Jokowi.
Baca: Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi 70,1 Persen Versi Survei Indo Barometer, Qodari Beberkan Alasannya
Baca: Prabowo jadi Menteri Kinerja Terbaik di Survei Indo Barometer, Qodari: Tepat Masuk Kabinet Jokowi
"Ini berbeda dari tahun 2014, bergabungnya Pak Prabowo ke dalam kabinet kali ini mungkin sedikit banyak juga membantu kontribusi sentimen positif," ungkap Qodari.
Qodari berpendapat pada periode pertama Jokowi, para pendukung Prabowo masih belum bisa menerima kenyataan Prabowo gagal menjadi presiden.
Hal ini berpengaruh pada penilaian yang diberikan kepada kinerja Jokowi di periode lalu.
"Dulu 2015 kan tidak ada Pak Prabowo. Pendukungnya Prabowo itu mungkin masih baper gitu, (anggap Jokowi) enggak bagus," kata Qodari.
"Tapi sekarang mau ngomong 'enggak bagus' susah. Karena Pak Prabowo ada di situ," imbuhnya.
"Apalagi Pak Prabowo sendiri ternyata buat responden dalam survei ini paling banyak disebut sebagai menteri dengan kinerja yang baik."
Berikut video lengkapnya:
Baca: Soal Catatan 100 Hari Jokowi-Maruf, Qodari: Kinerja Prabowo Baik, Pendukungnya Tak Baper Lagi
Baca: Rocky Gerung Komentari Sri Mulyani, di Era SBY Tidak Stres, dengan Jokowi Ada Kecemasan Hingga Maag
Qodari: Pilihan Prabowo Tepat
Dalam kesempatan lain, Qodari menyebut Prabowo menjadi menteri urutan pertama yang paling banyak diketahui masyarakat.
Kemudian disusul Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
"Bicara mengenai menteri-menteri, menteri yang paling banyak disebut, artinya yang paling banyak dikenal oleh masyarakat, paling banyak Pak Prabowo," ungkap Qodari.
"Kemudian Ibu Sri Mulyani, lalu Erick Thohir, dan Nadiem Makarim," ujarnya, dikutip dari YouTube metrotvnews.
Tak hanya paling dikenal masyarakat, Prabowo juga dinilai sebagai menteri dengan kinerja terbaik, kemudian disusul oleh para menteri lain dengan urutan yang sama.
"Nah yang paling tinggi tingkat kepuasannya, artinya yang dianggap kinerjanya bagus adalah Pak Prabowo, lalu Sri Mulyani, Erick Thohir, Nadiem Makarim, dan beberapa nama menteri yang lain," paparnya.
Maka dari itu, Qodari beranggapan Prabowo sudah tepat untuk bergabung Jokowi meski dulunya adalah rival dalam Pilpres.
Qodari memprediksi pamor Prabowo akan terus bersinar hingga periode pemerintahan Jokowi berakhir.
"Jadi saya katakan untuk sementara ini Pak Prabowo pilihan politiknya untuk masuk ke dalam kabinet itu tepat," ujar Qodari.
"Dalam pengertian dia bisa mempertahankan panggung politik sampai tahun 2024."
Berikut video lengkapnya:
Alasan Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi
Dalam wawancara YouTube Talk Show tvOne, Qodari menyebut alasan masyarakat puas dengan kinerja Jokowi masih sama seperti survei pada April 2019 lalu.
Yakni mengenai pembangunan yang gencar di era Jokowi.
"Yang puas itu yang tiga besar, karena ini pertanyaan terbuka, jawaban dari masyarakat, kinerja bagus, pembangunan merata," ungkap Qodari.
Qodari membeberkan contoh program Jokowi untuk membangun pos perbatasan yang menandakan pemerataan pembangunan.
"Mungkin Pak Jokowi dengan slogan Indonesiasentris, lalu pembangunan di daerah, bangun pos perbatasan yang bagus di Papua, di Kalimantan Barat misalnya," paparnya.
"Itu dilihat sebagai upaya untuk melakukan upaya pemerataan pembangunan."
"Kemudian yang ketiga itu infrastruktur," ujar Qodari.
Sementara itu, masyarakat yang tidak puas didominasi oleh alasan ekonomi.
Di antaranya seperti lapangan kerja hingga harga sembako yang dianggap melambung.
"Nah yang tidak puas umumnya didominasi oleh masalah ekonomi," kata Qodari.
"Jadi ada yang menyebut masalah ekonomi secara umum, ada yang menyebut masalah sulitnya lapangan kerja, dan ada juga soal sembako mahal," jelasnya.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)