Selasa, 9 September 2025

Sungai Medan Petualang yang Dinamis dan Berisiko, Ini yang Perlu Diketahui soal Susur Sungai

Sungai disebut sebagai medan petualan yang dinamis dan memiliki banyak potensi bahaya. Berikut pedoman umum susur sungai menurut pencinta alam.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sungai disebut sebagai medan petualan yang dinamis dan memiliki banyak potensi bahaya. Berikut pedoman umum susur sungai menurut pencinta alam. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM - Pencinta alam yang tergabung dalam Komunitas Pegiat Arung Jeram di Solo, Anjang Pratama mengatakan, sungai merupakan medan yang dinamis dan tidak dapat ditebak.

Ia pun menyebut sungai memiliki banyak potensi bahaya.

Oleh karena itu, menurut Anjang, unsur penunjang keselamatan sangat dibutuhkan saat melakukan kegiatan di sungai.

"Sebenarnya inti utama di situ adalah jangan sampai kita berkegiatan di sungai itu membuka ruang untuk datangnya potensi bahaya," kata Anjang saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (22/2/2020) sore.

"Maka dari itu, harus ada penunjangnya seperti peralatan dan informasi dari sejumlah pihak terkait," lanjutnya.

Anggota Komunitas Cikapundung menyusuri Sungai Cikapundung menggunakan perahu karet dan ban bekas dari Saung Gejebur hingga ke Teras Cikapundung sebagai pembuka acara Peringatan Hari Air Sedunia 2017, di Teras Cikapundung, Kota Bandung, Rabu (22/3/2017). Kegiatan yang diselenggarakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum itu, diisi dengan talk show, rampak aksi peduli sungai, dan kampanye publik bertajuk
Anggota Komunitas Cikapundung menyusuri Sungai Cikapundung menggunakan perahu karet dan ban bekas dari Saung Gejebur hingga ke Teras Cikapundung sebagai pembuka acara Peringatan Hari Air Sedunia 2017, di Teras Cikapundung, Kota Bandung, Rabu (22/3/2017). Kegiatan yang diselenggarakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum itu, diisi dengan talk show, rampak aksi peduli sungai, dan kampanye publik bertajuk "Peran Masyarakat untuk Lingkungan dan Sungai Lestari". (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Menurut Anjang, dalam berkegiatan di sungai, yang medannya begitu dinamis, berkoordinasi dengan pihak-pihak yang mampu memberikan informasi tentang keadaan sungai menjadi hal yang sangat penting.

Hal itu dapat untuk mengantisipasi datangnya bahanya.

"Kalau sekali saja kita membuka ruang kesalahan di medan yang berisiko tinggi, itu pasti hukumannya nggak ada kompromi soalnya yang menghukum alam," kata Anjang.

"Mau kaya, mau miskin, kalau kamu membuka kesalahan di medan yang jelas risikonya tinggi itu sama saja mengundang kecelakaan," sambungnya.

Baca: Datangi Korban, Mahfud MD Ucap Belasungkawa: Pemerintah Berduka Atas Tragedi Susur Sungai Sempor

"Kalau ngomongin soal informasi medan, saya kira stakeholder sekarang tentang masalah kebencanaan ataupun peringatan dini itu semestinya semua udah tahu," tambahnya.

Anjang menegaskan, kegiatan susur sungai yang dilakukan secara asal-asalan sangat berisiko mendatangkan kecelakaan.

"Sistem kegiatan di lapangan seperti apa, ini termasuk dalam informasi kesiapan, peralatan, sampai rencana turun ke medan itu mau melakukan teknik penyusuran seperti apa itu harus dipikirkan," terang Anjang.

Anjang menambahkan, berpetualang memang sangat baik untuk membentuk karakter.

"Berpetualang itu bagus, membentuk karakter masyarakat, tapi ya kalau bisa harus punya intelektualitas untuk melakukan kegiatan itu," kata Anjang.

Pedoman Umum dalam Susur Sungai

Lebih lanjut, Anjang pun menjelaskan mengenai pedoman umum dalam melakukan susur sungai.

Berpetualang di medan yang memiliki potensi bahaya tenggelam, Anjang mengatakan terdapat sejumlah peralatan penunjang keselamatan yang wajib disiapkan. 

"Wajib menggunakan pelampung, helm, dan kalau bisa menyiapkan ada tali," tutur Anjang.

Menurut Anjang, tali ini akan berfungsi untuk menunjukkan rute.

Susur Sungai Oya, Desa Wisata Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul.
Susur Sungai Oya, Desa Wisata Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul. (twitter/Tribun Jogja)

Selain itu, komunikasi dan informasi peringatan dini juga menjadi hal penting dalam melakukan susur sungai.

Saat kegiatan susur sungai berlangsung, Anjang mengatakan, komunikasi bersama pihak-pihak yang mampu memantau ketinggian sungai harus terus berjalan.

"Harus dapat membangun komunikasi melalui HT dengan stakeholder yang bisa memantau ketinggian sungai atau yang bisa menginformasikan jika ada kemungkinan terjadi banjir bandang," terangnya.

"Misalkan di daerah hulu ada banjir bandang, jarak pos pemantauan air itu dengan TKP berapa menit kan bisa diperkirakan," sambungnya.

Menurut Anjang, dengan adanya koordinasi dengan pihak terkait, maka peserta susur sungai dapat lebih dulu menyelamatkan diri ketika diinformasikan bahwa ada kemungkinan terjadi banjir bandang.

Baca: UPDATE Kasus Susur Sungai SMPN 1 Turi Sleman: Polisi Tetapkan Satu Tersangka, Guru Berinisial IYA

"Kalau tidak ada komunikasi dengan stakeholder yang paham arus sungai, daerah aliran sungai itu, itu justru membahayakan," ujar dia.

Menurut Anjang, koordinasi dengan pihak terkait saat susur sungai biasa dilakukan oleh tim darat.

"Kan nggak mungkin yang di tengah sungai pegang HT atau HP, jadi yang berkoordinasi tim darat aja," jelasnya.

Kemudian, Anjang menambahkan, tim darat akan menginformasikan pada peserta apabila mereka harus segera naik sebelum bahaya datang.

Selain itu, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) juga perlu disiapkan dalam susur sungai.

Baca: 8 Siswa SMPN 1 Turi Tewas saat Susur Sungai, Mahfud MD Singgung Persiapan Kegiatan & Beri Pesan Ini

Hal ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi peserta yang terkilir, terbentur batu, terpleset, dan hal-hal lainnya yang membutuhkan pertolongan.

"Kasarannya, dalam kegiatan berisiko tinggi itu harus ada tim yang minimal memperpanjang umur korban sampai ambulans datang," ujar Anjang.

"Kalau perlu, ambulans sudah disiapkan di lokasi sejak awal," sambungnya.

Tak hanya itu, Anjang menegaskan, perencanaan yang jelas menjadi hal yang tak kalah penting.

Sebelum melaksanakan susur sungai, skema evakuasi harus dipersiapkan.

Baca: Pencarian Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Dihentikan Jam 9 Malam, Dilanjutkan Besok Pagi

"Rencana ketika terjadi hal buruk itu harus ada," kata Anjang.

Ia juga mengatakan peserta susur pantai harus memahami medan yang akan dilalui.

Selain itu, antara jumlah peserta dan jumlah panitia juga harus seimbang.

Setidaknya, setiap panitia dapat menyelamatkan dua orang ketika terjadi hal buruk.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan