Virus Corona
Cerita Dokter yang Bertugas Tangani Pasien Corona di Wisma Atlet, Sudah 3 Pekan Tak Bertemu Keluarga
Tak hanya itu ia juga rutin melakukan olahraga di waktu ia tidak sedang bertugas guna meningkatkan imunitas tubuhnya.
Penulis:
Mafani Fidesya Hutauruk
Editor:
Hasanudin Aco
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta resmi digunakan untuk merawat pasien corona atau covid-19.
Para tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat tekun merawat sekitar 700 pasien di RS Darurat tersebut.
Koordinator Dokter Umum di RS Darurat Wisma Atlet, Letda Laut Kesehatan Tommy Antariksa menceritakan pengalamannya selama 3 minggu menjadi tenaga kesehatan di sana.
Kepada Tribunnews.com, Kamis (16/04/2020) dokter Tommy tidak hanya bercerita tentang suka dan duka yang ia rasakan.
Dirinya juga bercerita tentang bagaimana menjaga kesehatannya agar tetap fit merawat para pasien di sana.
"Sudah merawat di RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet selama 3 minggu," ucap Dokter Tommy Antariksa saat dihubungi oleh Tribunnews.com.
Dia bercerita kalau dirinya dan tenaga kesehatan lainnya bahkan tinggal tidak jauh dari RS Darurat Covid-19 itu.
Menurut penuturannya para tenaga medis masih tinggal di lingkungan sekitar wisma atlet namun di tower yang berbeda.
Dokter Tommy Antariksa menceritakan pengalaman yang tidak terlupakan selama merawat pasien di sana.
Sehari-harinya dia sibuk ditambah harus selalu menggunakan pakaian APD yang menutup seluruh tubuh sekitar 8 jam.
"Hectic (sangat sibuk) dengan aktivitas di balik baju hazmat minimal 8 jam," ucapnya menceritakan aktivitas di sana.
Para tenaga kesehatan tak hanya wajib menggunakan baju hazmat melainkan wajib memakai kacamata pelindung, sarung tangan dan sepatu khusus.
Hazardous material suit (baju hazmat) yang dipakai para tenaga kesehatan dapat berfungsi untuk melindungi diri dari virus.
Kemudian ia bercerita selama memakai alat pelindung diri (APD) yang lengkap itu terpaksa harus rela menahan rasa dahaganya.
Ia juga tak bisa ke toilet selama masih bertugas menjaga para pasien di sana.
Sampai saat ini dirinya menjelaskan belum ada tenaga kesehatan yang merawat pasien turut terpapar Covid-19.
"Karena kita yang pertama safety, semoga sampai ke depannya tidak ada yang kena (terpapar Covid-19)," ucap dokter Tommy Antariksa.
Dirinya pun memberikan rahasia menjaga kesehatan tubuhnya agar tetap fit merawat para pasiennya.
"Pada prinsipnya minum vitamin C dosis tinggi minimal 500 sampai 1000 mg. Makan 3x sehari terutama habis turun jaga, walaupun kalau turun jaga pasti agak telat makan. Menjaga kebersihan," ucapnya.
Tak hanya itu ia juga rutin melakukan olahraga di waktu ia tidak sedang bertugas guna meningkatkan imunitas tubuhnya.
"Olahraga di kamar, kalau saya sit up, dan push up," ucapnya menyebutkan olahraga rutinnya.
Hingga kini ia bercerita bahkan sudah tidak pulang ke rumah dan bertemu keluarganya selama 3 bulan.
Sebelum dirinya melaksanakan tugas sebagai dokter di RS Wisma Atlet ia bercerita telah mengikuti beberapa kegiatan yang berhubungan dengan Covid-19.
"Dari pulau Natuna kemaren ikut jadi Natuna standby force selama 2 Minggu. Terus ke pulau Sebaru ikut selama 16 hari. Semua dari Batalyon saya, Batalyon Kesehatan 1 Marinir" ucap Dokter TNI Angkatan Laut itu.
Dari pulau Sebaru ia harus terbang kembali lagi ke pulau Natuna untuk rencana lanjutan.
Di pulau Natuna ia dan rekan-rekannya berlatih terus selama 3 minggu.
Tak hanya itu ia juga bercerita, sarana dan prasarana yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19 sudah disiapkan.
Walaupun, akhirnya tidak jadi menggunakan pulau Natuna sebagai tempat observasi karena pasien dipindahkan ke pulau Galang, ia tak kecewa.
"Kembali lagi ke kebijakan pemerintah, TNI loyal kepada negara," ucapnya.
Setelah dari pulau Natuna ia dan Batalyonnya kemudian dialihkan ke RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet dan kini memasuki ke-3.
Walaupun para tenaga kesehatan di wisma atlet tersebut selalu sibuk mengurus pasien namun ia tetap merasakan ada hal yang menyenangkan.
"Senang kalau merawat pasien, memantau setiap perkembangannya sampai sembuh. Setelah sembuh kemudian pamit," ucapnya.
Para keluarga pasien yang telah tenaga kesehatan rawat di sana tidak melupakan jasa mereka.
"Mereka berterima kasih lalu kita dikirimin makanan," ucapnya dokter Tommy Antariksa.
Setelah para tenaga kesehatan mensupport pasien agar lekas sembuh, pada akhirnya keluarga bergantian mensupport para tenaga kesehatan tersebut.