Selasa, 26 Agustus 2025

Virus Corona

Mahfud MD Sebut Angka Kematian karena Kecelakaan Lalu Lintas 9 Kali Lebih Banyak dari Corona

Mahfud MD menyampaikan, orang yang meninggal karena virus corona lebih sedikit dibanding karena kecelakaan.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM/Gita Irawan
Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyampaikan, orang yang meninggal karena virus corona lebih sedikit dibanding karena kecelakaan.

Selain itu, korban yang meninggal karena Aids dan diare juga lebih banyak daripada karena corona.

Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam video sambutannya di acara halal bihalal IKA UNS, Selasa (26/5/2020).

"Di Indonesia itu orang mati setiap hari 4.884 orang rata-rata. Orang mati karena corona dari 1 Januari sampai akhir April itu sehari rata-rata cuma 17."

"Angka kematian karena kecelakaan lalu lintas itu sembilan kali lebih banyak dari corona. Berkali-kali orang mati karena Aids, dan karena diare," ujar Mahfud MD, dikutip dari YouTube Universitas Sebelas Maret, Selasa.

"Di dunia itu setiap hari orang mati karena diare selama 131 hari itu 560 ribu," lanjutnya.

Namun, Mahfud MD mengajak agar masyarakat tak menganggap remeh virus corona setiap harinya.

Menko Polhukam Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2019).
Menko Polhukam Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2019). (KOMPAS.com/Dian Erika)

Ia juga membantah jika pemerintah disebut tak serius dalam menangani penyebaran virus corona.

"Maksud saya, jangan entengkan corona. Tapi jangan juga menjadi takut betul," katanya.

"Dulu awal-awal itu kita sudah antisipasi lama. Tanggal 28 Januari (2020) kita sudah tutup penerbangan Jakarta-Beijing, artinya serius sejak awal," ungkap dia.

Baca: 59 WNI di Kuwait Dinyatakan Positif Corona, 47 Di Antaranya Bekerja Sebagai Perawat

Baca: Daftar Sebaran Virus Corona di Indonesia Rabu (27/5/2020): Jatim Catat 199 Kasus Baru, Total 4.142

Baca: Pasar Truk Medium Duty Ambles Hingga 54 Persen karena Pandemi Corona

Mengenai opsi lockdown untuk menangani penyebaran virus corona, menurut Mahfud MD itu bagus.

Namun, pemerintah lebih memilih untuk melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Lockdown itu bagus, tapi kalau kita pakai pembatasan sosial berskala besar, jadi membatasi secara besar," terangnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/2/2020). (Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com)

Pemerintah selanjutnya akan menerapkan tatanan new normal, karena virus corona belum diketahui waktu berakhirnya.

"Kata WHO enggak jelas kapan corona ini berakhir, apa kita akan terus begitu?" tanya Mahfud MD.

Baca: Virus Corona Merebak di Gudang E-commerce Korea Selatan, 3.600 Orang Diperiksa

Baca: Hadapi Corona, Kehidupan Masyarakat di Daerah Kumuh Brasil Memprihatinkan: Geng Motor Jadi Penolong

Baca: Pedagang Pasar di Klender Positif Virus Corona Bertambah, Totalnya Ada 5 Orang

"Oleh karena itu timbul apa yang namanya relaksasi. Timbul kritik maka muncul yang namanya pengurangan pembatasan."

"Lalu muncul new normal, bikin kenormalan baru saja. Kita enggak bisa menaklukkan corona, corona itu sudah ada di depan kita, tapi kita ya hidup," jelasnya.

"Kenormalan baru itu ya jaga jarak, pakai masker, cuci tangan," lanjut Mahfud MD.

Arti New Normal

Dikutip Tribunnews.com dari akun Instagram Kementerian Pendidikan @kemdikbud.ri, Selasa (26/5/2020), new normal memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, yaitu kenormalan baru.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud menyebut, kenormalan baru yaitu keadaan normal yang baru atau belum pernah ada sebelumnya.

Pandemi virus corona (Covid-19) mengharuskan masyarakat beradaptasi dengan kenormalan baru.

Baca: Cegah Gelombang Kedua Covid-19 Saat New Normal, Airlangga Hartarto Jelaskan Peran Penting TNI-Polri

Baca: Hadapi New Normal, Megawati Minta Kadernya Gerakkan Hidup Sehat dan Menanam

Baca: Soal New Normal, Pakar Epidemiologi Sebut Indonesia Belum dapat Penuhi Seluruh Kriteria dari WHO

Berikut pola hidup bersih dan sehat (PHBS) yang harus diterapkan saat menghadapi new normal:

1. Menggunakan masker ketika keluar rumah

2. Selalu mencuci tangan

3. Menjaga jarak fisik ketika berada di tempat yang ramai.

Kemendikbud lalu mengajak masyarakat menerapkan kenormalan baru tersebut dalam menghadapi pandemi virus corona.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan